Komponen Komitmen Karyawan terhadap Organisasi

terhadap organisasi dengan dasar affective memiliki tingkah laku yang berbeda dengan karyawan yang berdasarkan continuance. Karyawan yang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk menggunakan usaha yang sesuai dengan tujuan organisasi. Sebaliknya mereka yang terpaksa menjadi anggota akan menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak maksimal. Sementara itu, komponen normative yang berkembang sebagai hasil dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki pegawai. Komponen normative menimbulkan perasaan kewajiban pada pegawai untuk memberi balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi

2.1.3.2. Pengukuran Komitmen Karyawan terhadap Organisasi

Salah satu pengukuran komitmen organisasi yang terkenal adalah Organizational Commitment Questionnaire OCQ yang disusun oleh Porter dan Smith pada tahun 1970. Kemudian dikembangkan oleh Meyer dan Allen 1997 bahwa OCQ terdiri dari 15 item pertanyaan yang mengukur komitmen seorang individu terhadap organisasi tempat ia bekerja, sebagaimana halnya tiga dimensi komitmen organisasional yang dikemukakan Allen dan Meyer 1997. Untuk mengukur komitmen organisasi yang terdiri dari tiga komponen, Allen dan Meyer telah beberapa kali merevisi alat ukur yang telah disusun. Revisi terakhir dilakukan Meyer dan Allen pada tahun 1997. Alat ini terdiri dari 18 item, dimana setiap komponen diwakili oleh 6 enam item.

2.1.3.3. Komitmen Organisasional

Komitmen organisasi adalah suatu nilai personal yang seringkali mengacu pada loyalitas terhadap perusahaan atau komitmen terhadap perusahaan Cherrington, 1994 . Konsep komitmen muncul dari studi yang mengeksplorasi kaitanhubungan antara karyawan dan organisasi. Motivasi untuk melakukan studi terhadap komitmen didasari pada suatu keyakinan bahwa karyawan yang berkomitmen akan menguntungkan bagi perusahaan karena kemampuan potensialnya dan mengurangi turn over dan meningkatkan kinerja Mowday, 1998 . Porter dkk dalam Meyer, 1989 , mendefinisikan komitmen sebagai suatu kekuatan dari pengidentifikasian dan keterlibatan seorang individu dalam suatu organisasi tertentu. Sementara itu Becker dalam Meyer, 1989, mendeskripsikan komitmen sebagai suatu tendensi atau kecenderungan untuk mengikatkan diri dalam garis dan aktivitas yang konsisten. Robbin 1998, mendefinsikan komitmen sebagai suatu keadaaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu perusahaan atau organisasi tertentu dan pada tujuan organisasi tersebut serta berniat untuk memelihara keanggotannya dalam organisasi. Menurut Mowday, Porter dan Steers dalam Luthans, 1995 dikatakan bahwakomitmen organisasi terdiri dari tiga faktor, yaitu : 1. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi; 2. Kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi; 3. Kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi. Ketiga karakteristik ini menyatakan bahwa komitmen organisasi melibatkan lebih dari sekedar loyalitas yang pasif terhadap organisasi. Hal ini melibatkan suatu hubungan yangaktif dengan organisasi, dimana para karyawan mempunyai kemampuan untuk memberikan diri mereka dan membuat suatu kontribusi personal untuk membantu organisasi mencapai kesuksesan Cherrington, 1994. Dalam review mereka tentang literatur-literatur mengenai komitmen organisasi,Meyer dan Allen 1997 mengidentifikasikan tiga tema yang berbeda dalam pendefinisian komitmen, yaitu affective commitment atau komitmen afektif adalah komitmen sebagai suatu ikatan atau keterlibatan emosi dalam mengidentifikasi dan terlibat dalam organisasi, continuance commitmentataukomitmen kontinuanmenunjukkan keputusan tetap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi berdasarkan kalkulasi biaya yang harusditanggung perceived cost jika memutuskan keluar dari organisasi, normative commitment atau komitmen normatifadalah perasaan karyawan untuk berkewajiban tetap bergabung dengan organisasi. Oleh Meyer dan Allen, ketiga bentuk komitmen ini disebut sebagai : a. Affective commitment, didefinisikan sebagai sampai derajat manakah seorang individu terikat secara psikologis pada organisasi yang mempekerjakan melalui perasaan seperti loyalitas, terikat dan sepakat dengan tujuan organisasi. Dengan