IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Penelitian
Pertengahan akhir tahun 2010 bisa dibilang awal mula memasyarakatnya handphone berbasis Android di Indonesia. Berbagai macam vendor handphone semakin aktif merilis
dan memasarkan handphone berbasis Android di Indonesia, baik itu vendor lokal ataupun vendor luar negeri. Untuk vendor lokal sendiri, seputar pertengahan tahun 2010 beberapa
handphone Android dengan harga yang relatif murah mereka luncurkan seperti Nexian Journey, IMO X2, Indosat Wiigo, serta lainnya.
Kehadiran handphone berbasis Android secara resmi di Indonesia adalah pada bulan Juni 2009 ketika HTC meluncurkan HTC Magic-nya di Indonesia yang dibundling dengan
Telkomsel. Handphone tersebut dijual dengan harga yang cukup mahal saat itu, sekitar Rp. 6,5 juta. Beberapa bulan berikutnya tepatnya pada November 2009, IMO sebuah vendor
handphone lokal, merilis handphone lokal pertama yang berbasis Android, IMO S900 dengan harga Rp 2,4 juta yang masih relatif murah dibanding handphone-
handphone Android yang tersedia saat itu di Indonesia. Pada tahun 2009 pasar Android di Indonesia bisa dibilang belum jelas, karena
Android sendiri masih dalam tahap awal pada tahun tersebut sehingga langkah kedua vendor handphone tersebut cukup berani dengan merilis handphone Android pertama di Indonesia.
Pada tahun 2009 juga mungkin baru segelintir orang yang mengenal Android di Indonesia, beda jika dibandingkan dengan saat ini dimana handphone Android sudah semakin umum
dan murah. Pada bulan Februari 2010, Samsung meluncurkan handphone Samsung Galaxy Spica
yang berbasis di Android. Dengan harganya yang relatif murah, yaitu sekitar Rp 3,49 juta. Performa yang ditawarkan oleh Galaxy Spica pun cukup bagus sesuai dengan harganya
sehingga menjadikan handphone ini cukup populer di Indonesia. Puncaknya pada tahun 2010 adalah pada pameran Indonesia Cellular Show 2010
dimana vendor-vendor handphone baik lokal ataupun luar negeri memperkenalkan handphone-handphone Android teranyar dari mereka. Sebut saja Nexian Journey, Acer
Liquid E, Samsung Galaxy S, dan lain-lain. Vendor lokal pada waktu itu semakin berani
merambah dunia Android dan handphone serta gadget lainnya seperti tablet yang berbasis Android semakin merajalela, dan kebanyakan gadget-gadget tersebut berasal dari Cina .
Yang cukup menarik perhatian dari kesemua handphone Android tersebut adalah Nexian Journey. Nexian awalnya meluncurkan handphone ini dengan harga Rp. 3 juta tanpa
bundling dengan operator seluler dan performanya cukup bagus untuk sekelasnya. Lalu kemudian dibundling dengan operator seluler 3 di Indonesia dengan promo Internet gratis
satu tahun. Lalu harganya dipangkas menjadi Rp. 2 juta, dan kemudian menjadi Rp. 1 juta untuk batas waktu tertentu. Strategi Nexian ini cukup membantu mengembangkan promosi
Android di Indonesia karena mereka cukup gencar mempromosikan Nexian Journey. Selain itu ketika Nexian mengadakan promo Nexian Journey seharga Rp. 1 juta, banyak orang
yang tiba-tiba tertarik untuk mencoba handphone berbasis Android. Sekarang ini, semakin banyak vendor yang merilis handphone-handphone berbasis
Android di Indonesia, mulai dari HTC, Samsung, Sony Erricson, Nexian, dan lain-lain. Dan tiap vendor pun menawarkan keunikan tersendiri, ada yang menargetkan pasar high-end, ada
yang low-end, ada yang mid-end, atau malah campuran dari tiap pasar. Saat ini ada 2 vendor yang cukup menarik untuk dilihat perkembangannya di pasar handphone Android di
Indonesia, Samsung dan LG. Kedua vendor handphone ini sepertinya semakin fokus untuk masuk ke pasar low-end Android di Indonesia. Lihat saja handphone Android keluaran
terbaru mereka, Samsung Galaxy Mini dan LG Optimus Me yang keduanya dibandrol dengan harga sekitar Rp 1,5 jutaan dan keduanya pun dirilis di waktu yang hampir
bersamaan di bulan Februari 2011. Performa kedua handphone tersebut pun menurut saya pribadi sangat bagus dibanding dengan harganya.
Melihat cepatnya perkembangan Android di dunia, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat di Indonesia pun akan mengikuti tren Android di dunia. Saat ini pasar
handphone Indonesia masih didominasi oleh Nokia dan Symbian-nya. Namun melihat semakin gencarnya vendor-vendor handphone memasarkan handphone Android murah di
Indonesia, bisa jadi dalam beberapa tahun kedepan Android akan semakin mendominasi Indonesia.
Tentu saja selain harga handphone yang murah, agar Android semakin dapat memasyarakat di Indonesia dibutuhkan paket data yang lebih baik dan pemasaran yang
gencar dan tepat sasaran dari vendor handphone. Mungkin jika vendor handphone lokal juga ikut semakin gencar memasarkan handphone-handphone berbasis Android efeknya akan
lebih cepat karena mereka mengerti apa yang dimaui oleh kebanyakan orang Indonesia dan bagaimana strategi pemasaran yang tepat. Contohnya lihat saja Nexian yang setiap promo
handphone terbarunya selalu diikuti dengan panjangnya antrian pembeli dan pintar untuk ikut melibatkan figur publik lokal
3
. Social Media berkembang dengan sangat pesat, mulai dari yang sifatnya komunikasi
blog, social networking, forum, multimedia photo, audio video sharing, kolaborasi wiki, social bookmarking, review, hingga hiburan game online, semuanya berkembang dengan
sangat pesat. Twitter dan Facebook, menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari – hari di dunia maya. Social media dapat menjangkau target pasar yang lebih banyak dalam waktu
yang lebih singkat. Sesuai dengan fungsinya untuk mengumpulkan teman, informasi yang disampaikan melalui social media akan cepat menyebar dari teman ke teman, ketemannya
teman, ke teman temannya teman, dan begitu seterusnya. Menyadari peluang tersebut, perusahaan yang menggunakan Android sebagai
operation systemnya juga memanfaatkan social media sebagai media promosi mereka. Android membuat account di facebook dan twitter dengan nama andronesia, sehingga setiap
konsumen dapat memperoleh informasi tentang android di account tersebut.
4.2. Karakteristik Responden