4.3.2 Analisis Internal dan Eksternal Agroindustri Desiccated Coconut
Analisis strategi pemasaran produk agroindustri kelapa berorientasi pasar ekspor meliputi analisis internal dan analisis eksternal dari produk yang prospektif untuk dikembangkan di pasar
ekspor. Analisis internal dan eksternal dari agroindustri desiccated coconut ini dilakukan dengan cara studi pustaka, mencari referensi dari internet mengenai agroindustri desiccated coconut Indonesia,
melakukan diskusi dan wawancara dengan pakar kelapa dari berbagai pihak seperti yang telah disebutkan sebelumnya, serta dengan melakukan pengisian kuesioner oleh para pakar untuk
pembobotan faktor-faktor internal dan eksternal tersebut yang kuesionernya dapat dilihat pada Lampiran 7.
Analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan- kelemahan usaha agroindustri dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk
memahami kekuatan dan kelemahan agroindustri sehingga dapat mengoptimalkan kekuatan dan menekan kelemahan yang dimiliki dalam rangka memasarkan produk yang dihasilkan. Analisis
eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang akan dihadapi usaha agroindustri dalam memasarkan produk yang dihasilkan di pasar ekspor. Hal ini
dilakukan untuk memahami peluang dan ancaman agroindustri dalam memasarkan produknya di pasar ekspor sehingga menentukan perencanaan strategi yang efektif dalam memasarkan produk di pasar
ekspor.
1. Analisis Internal Factor Evaluation IFE
Analisis internal industri desiccated coconut DC terdiri dari faktor kekuatan dan kelemahan yang dapat dilihat pada Tabel 19. Masing-masing faktor yang mempengaruhi dijelaskan sebagai
berikut:
a. Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan yang dimiliki agroindustri desiccated coconut di Indonesia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1 Ketersediaan Bahan Baku Melimpah
Indonesia merupakan negara yang memiliki luas areal kelapa terbesar di dunia serta negara penghasil kelapa terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari Coconut Statistical Yearbook
APCC 2009, Indonesia memiliki luas areal kelapa sebesar 3,85 juta hektar dengan produksi buah kelapa sebanyak 16,498 miliar butir buah kelapa atau setara 3,3 juta ton kopra.
Kekayaan kelapa yang dimiliki Indonesia ini bahkan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang dapat dilihat pada Tabel 18. Kondisi ini sebenarnya sangat mendukung kekuatan
agroindustri dalam memenuhi bahan baku. Diperlukan kerja sama yang baik antara petani kelapa dengan agroindustri kelapa di Indonesia guna memanfaatkan potensi besar ini.
Tabel 18. Luas Area dan Produksi Kelapa Indonesia Lima Tahun Terakhir
Tahun Area Ha
Produksi Kelapa Butiran Juta
Ekuivalen Kopra Ton 2005
3.804.000 15.484
3.096.845 2006
3.788.892 15.656
3.131.159 2007
3.787.989 15.966
3.193.266 2008
3.799.337 16.235
3.247.000 2009
3.854.405 16.498
3.299.530
2 Promosi Penjualan yang Cukup Baik
Dalam melakukan penjualan untuk pasar ekspor, Indonesia telah memiliki lembaga atau komunitas kelompok seperti Asean Pasific Coconut Community APCC yang telah
membantu perusahaan-perusahaan agroindustri kelapa termasuk industri desiccated coconut dalam mempromosikan produknya agar mendapatkan perhatian dan dikenal di pasar
internasional. Sehingga para konsumen luar negeri dapat membeli produk Indonesia dengan menghubungi industri tersebut secara langsung, baik melalui email, web, dan lain
sebagainya. Bentuk promosi tersebut berupa informasi iklan yang tercantum pada majalah Cocoinfo International
yang diterbitkan secara rutin oleh APCC setiap bulan serta informasi berupa directory traders kumpulan perusahaan-perusahaan yang mengekspor dan
mengimpor produk agroindustri kelapa dalam bentuk sebuah buku yang diterbitkan setiap 2 tahun sekali. Selain itu, para agroindustri kelapa Indonesia yang merupakan industri besar
telah memiliki website untuk penjualan produk-produk kelapa mereka, antara lain seperti PT. Pula Sambu dengan alamat website http:www.sambugroup.com dan PT. Cocomas
Indonesia dengan alamat website http:www.cocomas.com.sg.
3 Dapat Menghasilkan Produk Sampingan
Industri desiccated coconut dapat menghasilkan produk lain secara bersamaan dengan memproduksi desiccated coconut, yaitu produk santan. Hanya saja produk yang diproduksi
adalah produk desiccated coconut dengan karakter berbeda yaitu desiccated coconut low fat dengan kadar minyak dibawah produk desiccated coconut biasa yaitu kurang dari 60
APCC, 2011. Hal ini dapat diterapkan jika industri kelapa tersebut menerapkan proses produksi dengan teknologi proses kelapa terpadu.
b. Faktor Kelemahan