Minyak Kelapa Strategi pemasaran produk agroindustri kelapa berorientasi ekspor

China mengimpor sebesar 71,5 dari total DC yang diimpornya dari Indonesia, sedangkan untuk negara Germany, meskipun jumlah ekspor desiccated coconut Indonesia ke Germany sangat besar dan merupakan tertinggi dibandingkan ke negara China maupun Pakistan, namun jika dilihat dari total impor produk desiccated coconut negara Germany pada tahun 2009, Germany hanya mengimpor sebesar 15,2 saja dari Indonesia. Sementara itu, negara Pakistan mengimpor desiccated coconut dari Indonesia pada tahun 2009 hanya sebesar 25,7 dari total impor desiccated coconut yang dilakukan Pakistan APCC, 2009. Kecenderungan permintaan negara China juga lebih meningkat tiap tahunnya dibandingkan dengan negara Germany maupun Pakistan, hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Dalam hal kebijakan pemerintah, negara China lebih mengungguli dalam hal kelonggaran kebijakan pemerintah maupun peraturan dari negaranya. Hal ini dapat terjadi karena memang negara Asia, termasuk China merupakan negara yang dalam mengimpor produk pangan dari Indonesia, tidak memiliki syarat-syarat khusus dalam kualitasnya, sementara negara-negara Eropa seperti Germany, pada umumnya memiliki standar-standar kualitas khusus untuk produk pangan yang akan masuk ke negaranya. Produk pangan tersebut pada umumnya harus benar-benar higienis dan tidak mengandung bakteri. Hal ini menunjukkan China memang pantas menjadi negara potensial utama bagi Indonesia dalam mengekspor produk desiccated coconut, selain karena peluang pasarnya yang akan semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan ekonomi di China yang semakin cepat meningkat. Gambar 17. Urutan Prioritas Pasar Potensial Desiccated Coconut

b. Minyak Kelapa

Alternatif pasar yang dipilih merupakan negara yang mengimpor produk minyak kelapa dari Indonesia dengan jumlah terbanyak. Alternatif tersebut adalah China, USA, dan Korea. Negara-negara yang menjadi alternatif tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis data sekunder negara-negara di dunia yang mengimpor produk minyak kelapa terbanyak dari Indonesia. Data volume impor dari Indonesia, volume impor total, dan volume estimasi konsumsi tiap negara potensial untuk produk minyak kelapa terdapat pada Lampiran 6. Struktur hirarki pemilihan pasar potensial untuk produk minyak kelapa ini disajikan pada Gambar 18. Struktur hirarki tersebut menunjukkan bahwa pemilihan alternatif pasar potensial masing-masing ditentukan berdasarkan masing-masing kriteria. Pemilihan pasar potensial produk minyak kelapa ini dilakukan menggunakan software expert choice 2000. Berdasarkan hasil pembobotan dari kuesioner Analytical Hierarchy Process AHP yang kemudian dimasukkan ke dalam program software Expert Choice 2000, untuk penentuan pasar potensial minyak kelapa kriteria utamanya secara berturut-turut dari yang paling penting adalah peluang pasar, kecenderungan permintaan, kebijakan pemerintah, dan tingkat persaingan. Hasil urutan kriteria utama tersebut dapat dilihat pada Gambar 19. Hasil penilaian kriteria dalam memilih pasar potensial minyak kelapa sama dengan hasil penilaian kriteria untuk memilih pasar potensial desiccated coconut DC. Hal ini dikarenakan para pakar berasumsi bahwa dalam memilih pasar potensial untuk produk agroindustri kelapa DC ataupun minyak kelapa memiliki kriteria yang sama dengan penilaian kepentingan antar kriteria yang juga sama, yang membedakannya terdapat pada penilaian untuk masing-masing alternatif pasar potensial dari kedua produk tersebut. Gambar 18. Struktur Hirarki Pemilihan Pasar Potensial Minyak Kelapa Gambar 19. Urutan Prioritas Kriteria Penentu Pasar Potensial Minyak Kelapa Berdasarkan hasil pemilihan pasar potensial produk minyak kelapa seperti terlihat pada Gambar 20, diperoleh hasil bahwa China adalah pasar yang paling potensial dengan bobot 0,569, kemudian urutan kedua adalah USA dengan bobot 0,227, sedangkan pada posisi terakhir yaitu Korea dengan bobot 0,204. Hasil ini sesuai dengan data Coconut Statistical Year APCC 2009 yang menunjukkan bahwa volume impor minyak kelapa China dari Indonesia sebesar 73,2 dari keseluruhan total impor minyak kelapa China. Sedangkan total impor minyak kelapa USA dari Indonesia hanya sebesar 14,6 dari keseluruhan total impor minyak kelapa yang dilakukannya. Korea mengimpor minyak kelapa dari Indonesia sebesar 78,9 dari seluruh total impor minyak kelapa Korea. Namun demikian, total impor Korea tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan total impor minyak kelapa yang dilakukan oleh China dan USA dari Indonesia. Hal ini menunjukkan peluang pasar tertinggi berada pada negara China yang juga memiliki kecenderungan permintaan yang cukup tinggi dan meningkat setiap tahunnya seperti yang tertera pada Lampiran 6. Pada tahun 2009, China mengimpor minyak kelapa dari Indonesia sebesar 102.524 ton, USA mengimpor minyak kelapa dari Indonesia sebesar 70.529 ton, sedangkan Korea mengimpor minyak kelapa dari Indonesia hanya sebesar 45.501 ton. Selain itu, USA masih menjadi negara potensial China USA Korea Pasar Potensial Minyak Kelapa Peluang Pasar Tingkat Persaingan Kecenderungan Permintaan Kebijakan Pemerintah dengan urutan kedua dalam ekspor minyak kelapa Indonesia dikarenakan USA merupakan negara pengimpor terbesar di dunia yang pada tahun 2009 total impornya mencapai 484.341 ton dari total impor minyak kelapa seluruh dunia sebesar 1.844.692 ton. China memang patut menjadi negara potensial utama dalam ekspor minyak kelapa Indonesia, karena selain jumlah impornya yang besar, sejak adanya CAFTA China-Asean Free Trade Area, perdagangan luar negeri antara China- Indonesia juga semakin mudah dan semakin lancar. Gambar 20. Urutan Prioritas Pasar Potensial Minyak Kelapa

c. Virgin Coconut Oil VCO