Pemilihan Pasar Potensial Strategi pemasaran produk agroindustri kelapa berorientasi ekspor

Tabel 15. Kandungan Kolesterol pada Berbagai Minyak Minyak Ppm VCOCNO 5-24 Palm kernel 9-40 Sunflower 8-44 Palm 13-19 Soy 20-35 Cottonseed 28-108 Rapeseed 25-80 Corn 18-95 Beef tallow 800-1400 Butter 2200-4100 Lard 3000-4000 Sumber: Wibowo, 2006

4.2 Pemilihan Pasar Potensial

Dalam tahap pemilihan pasar potensial diambil 3 produk agroindustri kelapa yang mempunyai nilai tertinggi dalam pemilihan produk prospektif yaitu desiccated coconut DC, minyak kelapa, dan virgin coconut oil VCO. Alternatif pasar yang dipilih untuk setiap produk berbeda-beda berdasarkan negara potensial yang mengimpor produk dari negara Indonesia dengan jumlah atau volume terbesar. Produk desiccated coconut memiliki alternatif pasar yaitu Germany, Pakistan, dan China. Minyak Kelapa memiliki alternatif pasar yaitu China, USA, dan Korea. Sedangkan untuk produk VCO, negara Indonesia sendiri masih mengekspornya dalam jumlah yang sangat kecil. Hal ini menyebabkan pasar potensial untuk produk VCO diambil berdasarkan data pasar potensial dari negara Filipina sebagai market leader pengekspor VCO dunia. Sehingga pasar potensial ekspor untuk produk VCO sendiri merupakan pasar yang memang mengimpor produk VCO dengan jumlah besar, sehingga Indonesia dapat menjadikannya sebagai pasar sasaran atau target pasar ekspor untuk menjual produk VCO nya. Pasar potensial yang dipilih untuk produk VCO ini berdasarkan pasar potensial dari ekspor VCO negara Filipina yang dari sebagian besar total ekspor VCO nya, Filipina mengeskpor ke negara USA dan negara-negara Eropa. Dalam menentukan pasar potensial untuk produk desiccated coconut dan minyak kelapa menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP. Para pakar yang membantu dalam penentuan pasar potensial ini berjumlah 3 pakar yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Para pakar tersebut berasal dari Dewan Kelapa Indonesia, Market Development Officer Asian Pasific Coconut Community APCC Jakarta, serta dari Bagian Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementrian Perdagangan. Contoh kuesioner AHP ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.2.1 Kriteria Penentu Pasar Potensial

Pasar potensial perlu ditentukan untuk mendapatkan target pasar yang sesuai agar produk yang dijual dapat diterima oleh pasar tersebut dan dapat dibeli serta sesuai dengan permintaan pasar tersebut. Kotler 1997 menyatakan bahwa terdapat empat komponen dalam pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi, sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Pemilihan pasar potensial ini merupakan salah satu pelengkap dalam menunjang bauran pemasaran tersebut yaitu distribusinya, guna menunjang kualitas dari sistem pendistribusian tersebut dan tujuan distribusi utama produk sebagai target pasar. Cateora dan Graham 2007 menyatakan strategi memasuki pasar internasional menggambarkan analisis karakteristik pasar seperti potensi penjualan, tingkat kepentingan strategis, kekuatan sumber daya lokal, perbedaan budaya, dan rintangan negara dan kemampuan serta karakteristik perusahaan termasuk tingkat pengetahuan mendekati pasar, keterlibatan pemasaran, dan komitmen yang siap diambil oleh manajemen. Hal ini juga menjadi pendukung alasan diperlukannya penentuan pasar potensial. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan pasar potensial dalam penelitian ini didukung dari hasil diskusi dengan para pakar yang mengisi kuesioner guna menentukan pasar potensial produk-produk kelapa tersebut, yaitu meliputi: 1 Peluang Pasar, 2 Tingkat Persaingan, 3 Kecenderungan Permintaan, 4 Kebijakan Pemerintah.

1. Peluang Pasar

Peluang pasar menunjukkan seberapa besar permintaan yang belum dapat dipenuhi oleh produsen. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan seberapa besar produk yang dibuat akan diserap oleh pasar. Semakin tinggi peluang pasar, semakin tinggi pula potensi negara tersebut dipilih sebagai pasar potensial. Peluang pasar ini dapat dilihat dari jumlah volume impor negara potensial dari Indonesia atau dari market share produk Indonesia di negara tersebut. 2. Tingkat Persaingan Tingkat persaingan perlu dikaji dalam pemilihan pasar potensial untuk menunjukkan seberapa banyak saingan yang dimiliki dalam pasar tersebut, baik pesaing dari dalam negeri pasar tersebut maupun pesaing eksportir negara lain yang memasuki pasar yang sama. Semakin tinggi tingkat persaingan di suatu negara, maka semakin kecil potensi negara tersebut untuk dipilih sebagai pasar potensial, sebaliknya semakin rendah tingkat persaingan di negara tersebut semakin tinggi potensinya. Tingkat persaingan dapat dilihat dari seberapa besar ekspor Indonesia ke negara tersebut dibandingkan negara lain atau dibandingkan total keseluruhan impor atau estimasi konsumsi negara tersebut.

3. Kecenderungan Permintaan

Kecenderungan permintaan menunjukkan trend permintaan produk, apakah cenderung meningkat, tetap, atau menurun. Negara yang mempunyai kecenderungan permintaan meningkat mempunyai potensi untuk dipilih sebagai pasar potensial. Kecenderungan permintaan suatu negara potensial dapat dilihat dari trend konsumsi produk dan trend impor produk dari Indonesia. 4. Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah dipertimbangkan karena hal tersebut sangat menentukan apakah produk dari luar dapat diterima di negara tersebut. Kebijakan pemerintah dalam pemberian lisensi impor, ketetapan tarif pajak, dan ketetapan standar produk berpengaruh secara positif atau negatif dalam perdagangan produk. Negara yang memiliki kebijakan pemerintah lebih longgar, lebih berpotensi untuk dipilih sebagai pasar potensial.

4.2.2 Hasil Pemilihan Pasar Potensial a. Desiccated Coconut DC

Alternatif pasar yang dipilih merupakan negara yang mengimpor produk desiccated coconut DC dari negara Indonesia dengan jumlah terbanyak. Alternatif tersebut adalah Germany, Pakistan, dan China. Negara-negara yang menjadi alternatif tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis data sekunder negara-negara di dunia yang mengimpor produk desiccated coconut terbanyak dari Indonesia. Data volume impor dari Indonesia, volume impor total, dan volume estimasi konsumsi tiap negara potensial untuk produk desiccated coconut terdapat pada Lampiran 5. Struktur hirarki pemilihan pasar potensial disajikan pada Gambar 15. Struktur hirarki tersebut menunjukkan bahwa pemilihan alternatif pasar potensial masing-masing ditentukan berdasarkan masing-masing kriteria. Pemilihan pasar potensial produk desiccated coconut ini dilakukan menggunakan software expert choice 2000 . Gambar 15. Struktur Hirarki Pemilihan Pasar Potensial Desiccated Coconut Berdasarkan hasil pembobotan dari kuesioner Analytical Hierarchy Process AHP yang kemudian dimasukkan ke dalam program software Expert Choice 2000, untuk penentuan pasar potensial Desiccated Coconut DC kriteria utamanya secara berturut-turut dari yang paling penting adalah peluang pasar, kecenderungan permintaan, kebijakan pemerintah, dan tingkat persaingan. Hasil urutan kriteria utama tersebut dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Urutan Prioritas Kriteria Penentu Pasar Potensial Desiccated Coconut Berdasarkan pemilihan pasar potensial produk desiccated coconut DC, seperti terlihat pada Gambar 17, diperoleh hasil bahwa China adalah pasar paling potensial dengan bobot 0,467, kemudian urutan kedua adalah negara Germany dengan bobot 0,335, sedangkan pada posisi terakhir yaitu Pakistan dengan bobot 0,198. Hal ini sesuai dengan kriteria utama dalam pemilihan pasar potensial yang mana memang peluang pasar untuk produk DC pada negara China sangat besar karena negara Germany Pakistan China Pasar Potensial Dessicated Coconut Peluang Pasar Tingkat Persaingan Kecenderungan Permintaan Kebijakan Pemerintah China mengimpor sebesar 71,5 dari total DC yang diimpornya dari Indonesia, sedangkan untuk negara Germany, meskipun jumlah ekspor desiccated coconut Indonesia ke Germany sangat besar dan merupakan tertinggi dibandingkan ke negara China maupun Pakistan, namun jika dilihat dari total impor produk desiccated coconut negara Germany pada tahun 2009, Germany hanya mengimpor sebesar 15,2 saja dari Indonesia. Sementara itu, negara Pakistan mengimpor desiccated coconut dari Indonesia pada tahun 2009 hanya sebesar 25,7 dari total impor desiccated coconut yang dilakukan Pakistan APCC, 2009. Kecenderungan permintaan negara China juga lebih meningkat tiap tahunnya dibandingkan dengan negara Germany maupun Pakistan, hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Dalam hal kebijakan pemerintah, negara China lebih mengungguli dalam hal kelonggaran kebijakan pemerintah maupun peraturan dari negaranya. Hal ini dapat terjadi karena memang negara Asia, termasuk China merupakan negara yang dalam mengimpor produk pangan dari Indonesia, tidak memiliki syarat-syarat khusus dalam kualitasnya, sementara negara-negara Eropa seperti Germany, pada umumnya memiliki standar-standar kualitas khusus untuk produk pangan yang akan masuk ke negaranya. Produk pangan tersebut pada umumnya harus benar-benar higienis dan tidak mengandung bakteri. Hal ini menunjukkan China memang pantas menjadi negara potensial utama bagi Indonesia dalam mengekspor produk desiccated coconut, selain karena peluang pasarnya yang akan semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan ekonomi di China yang semakin cepat meningkat. Gambar 17. Urutan Prioritas Pasar Potensial Desiccated Coconut

b. Minyak Kelapa