yakni US 841,038 juta. Hal ini menunjukkan Indonesia sampai saat ini masih tetap kalah bersaing dengan Filipina dalam hal ekspor produk agroindustri kelapa.
Tabel 2. Data Ekspor Produk Agroindustri Kelapa Indonesia Tahun 2005-2009
Tahun Minyak Kelapa MT
Desiccated Coconut MT
2005 745.742
49.984 2006
519.556 59.496
2007 739.923
59.884 2008
649.255 57.689
2009 570.311
46.699 Sumber: APCC, 2009
Ekspor produk agroindustri kelapa yang volumenya tidak stabil dan dengan jumlah yang juga tidak lebih besar dibanding negara saingannya yang memiliki luas areal produksi lebih kecil
menyebabkan diperlukannya strategi pemasaran yang tepat untuk dapat bersaing dan memajukan kembali ekspor produk agroindustri kelapa Indonesia. Oleh karena itu, dalam upaya membangun
usaha perkelapaan Indonesia kedepan, untuk dapat memposisikan usaha perkelapaan dan produk hasil olahan kelapa Indonesia mampu mendominasi pasar luar negeri serta memiliki daya saing yang tinggi
diperlukan strategi pemasaran yang efektif yang dapat diterapkan oleh semua pihak yang terkait dalam pembangunan perkelapaan. Strategi pemasaran yang efektif tersebut akan menjadikan agroindustri
kelapa Indonesia menjadi lebih maju, ekspor produk agroindustri kelapa Indonesia meningkat, devisa menjadi bertambah, serta Indonesia menjadi negara yang tidak hanya terkenal sebagai negara dengan
luas areal kelapa terbesar di dunia namun juga sebagai negara dengan ekspor produk agroindustri kelapa terbesar di dunia. Dengan formulasi strategi pemasaran produk agroindustri kelapa yang
potensial untuk pasar ekspor ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi pihak-pihak terkait untuk menentukan strategi pemasaran agroindustri kelapa secara terpadu dan
terintegrasi guna memajukan usaha perkelapaan Indonesia.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dipusatkan pada formulasi strategi pemasaran produk agroindustri kelapa dalam menghadapi pasar ekspor guna meningkatkan daya saing dan jumlah serta nilai ekspor
produk agroindustri kelapa. Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mengidentifikasi dan menentukan produk agroindustri kelapa yang prospektif untuk dikembangkan di pasar ekspor.
2. Mengidentifikasi dan menentukan pasar potensial untuk ekspor produk agroindustri kelapa
yang prospektif. 3.
Merumuskan strategi pemasaran yang sesuai bagi ekspor produk agroindustri kelapa dalam menghadapi persaingan.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan produk agroindustri kelapa yang prospektif untuk diekspor, analisis faktor-faktor yang
berpengaruh dalam penentuan pasar potensial bagi produk agroindustri kelapa tersebut, serta formulasi strategi pemasaran berdasarkan posisi kompetitif relatifnya dan berdasarkan analisis
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari industri produk agroindustri kelapa yang prospektif untuk diekspor.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam rangka penentuan
kebijakan strategi pemasaran ekspor produk agroindustri kelapa. Sehingga dengan adanya skripsi ini, agroindustri kelapa Indonesia menjadi lebih maju, ekspor produk agroindustri kelapa Indonesia
meningkat, devisa menjadi bertambah, serta Indonesia menjadi negara yang tidak hanya terkenal sebagai negara dengan luas areal kelapa terbesar di dunia namun juga sebagai negara dengan ekspor
produk agroindustri kelapa terbesar di dunia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Tanaman kelapa Cocos nucifera L termasuk famili Palmaceae, ordo Arceales, dan kelas Monocotyledone
. Tanaman kelapa masih merupakan tanaman perkebunan di Indonesia yang lebih luas dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit. Tanaman ini diusahakan melalui perkebunan rakyat,
perkebunan swasta maupun perkebunan pemerintah, yang mana 98 merupakan wilayah kelapa milik rakyat. Luas areal kelapa ini terdiri atas kelapa varietas Dalam, Genjah, dan Hibrida, dengan
pemeliharaan intensif dapat mencapai produksi masing-masing 2,5 ton koprahathn dan 4 ton koprahathn Allolerung dan Mahmud, 2002.
Menurut Djatmiko et al 1985, varietas tanaman kelapa yang dikenal kurang lebih ada 100 macam. Tanaman ini mulai berbuah pada umur 6 sampai 7 tahun, sedangkan pada beberapa daerah
sudah mulai berbuah pada umur 5 tahun. Produksi penuh dicapai pada umur 10 tahun dan keadaan ini berlangsung sampai umur 50 tahun. Pohon kelapa dikatakan tua pada umur 80 tahun dan biasanya
akan mati pada umur 100 tahun. Populasi tanaman kelapa Indonesia adalah yang terbesar di dunia, pohon kelapa tumbuh
sekitar 3,8 juta hektar di Indonesia, yaitu sekitar 31,7 dari total pohon kelapa dunia. Tanaman kelapa ditemukan tumbuh pada delapan puluh negara tropis terutama di daerah yang dekat dengan pantai
antara lain di negara-negara Afrika Barat, Malaysia, Filipina, Indonesia, India, Srilangka, dan Papua Nugini. Namun, tanaman kelapa terkonsentrasi di Asia Selatan dan Asia Tenggara terutama Indonesia,
India, Filipina, dan Srilangka APCC, 2009. Gambaran ringkas sebaran potensi kelapa Indonesia ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Wilayah dengan luas areal penghasil kelapa dari yang terluas berturut-turut Propinsi Riau, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Jawa Timur, dan Maluku Utara. Wilayah dengan hasil produksi butir buah
kelapa berturut-turut dari yang terbanyak yaitu Propinsi Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, dan Maluku Utara.
Gambar 1. Sebaran Potensi Kelapa Indonesia APCC, 2009 Riau
542.249 Ha 546.773 Ton
Jawa Timur 233.652 Ha
250.491 Ton
Maluku Utara
222.148 Ha 244.591 Ton
Sulawesi Utara
270.770 Ha 293.002 Ton
Jawa Tengah 281.470 Ha
180.299 Ton
Sulawesi Tengah
182.773Ha 276.633 Ton
Wilayah-wilayah tersebut memiliki sejumlah industri dengan skala besar yang mengolah buah kelapa menjadi produk olahan lain seperti minyak kelapa, desiccated coconut, virgin coconut oil, nata de
coco , santan krim, dan lain sebagainya. Lokasi beberapa industri dengan skala besar tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Peta Penyebaran Industri Besar Pengolahan Kelapa Wahyudi, 2009
Daerah tanaman kelapa yang terpenting terletak antara 22 Lintang Utara dan 22
Lintang Selatan. Di luar daerah ini pertumbuhan pohon kelapa lambat dan buahnya sedikit. Pada daerah sekitar
katulistiwa, kelapa dapat ditanam sampai pada ketinggian 200 meter dari permukaan laut. Di atas ketinggian 900 meter dari permukaan laut, tumbuhnya lambat dan buah yang dihasilkannya kecil-
kecil. Pohon kelapa tidak sesuai untuk tumbuh di daerah dengan iklim dimana musim kemaraunya panjang dan terik, tetapi dapat tumbuh baik di daerah dengan suhu rata-rata antara 24 sampai 29
C dan suhu minimum tidak lebih rendah dari 20
C. Curah hujan yang paling baik ialah antara 1700 sampai 2000 mm dan harus terbagi rata sepanjang tahun. Tanaman kelapa masih dapat tumbuh baik
pada curah hujann sebesar 1200 mm pertahun jika di dalam tanah terdapat air yang cukup Djatmiko et all
, 1985. Jenis tanaman kelapa pada awal mulanya hanya dikenal dua varietas yaitu varietas dalam
tall variety dan varietas genjah dwarf variety. Seiring dengan perkembangan pemuliaan tanaman, dikenal juga varietas kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan kelapa dalam dan kelapa
genjah Palungkun, 2003. Ketiga varietas tersebut memiliki ciri karakteristik tersendiri. Ciri-ciri secara garis besar tersebut nampak pada Tabel 3 di bawah ini.
Riau PT. Pulau Sambu
Jatim PT. Ikan Dorang
PT. Vegetable Oil
Jabar DKI PT. Barco
PT. PMK Mangga Dua PT. Airland Hilman Abadi
PT. Permata Hijau PT. Sorintalo
PT. Bimoli PT. Multi Nabati
PT. Inimexintra
Lampung PT. Nimpindo Prima Coconut
PT Sari Segar Husada Sumatera Barat
PT. Coco mas
Tabel 3. Karakteristik Varietas Kelapa Karakteristik
Varietas Kelapa Kelapa Dalam
Kelapa Genjah Kelapa Hibrida
1.Batang Tinggi dan besar
Ramping Ramping dan pendek
2. Tinggi Rata-rata
15-18m bahkan mencapai 30m
atau lebih Mencapai 5 m atau
lebih Mencapai 5 m
3. Umur mulai berbuah 6-7 tahun setelah tanam
3-4 tahun setelah tanam 4 tahun
4. Umur ekonomis Mencapai 90 - 100
tahun Mencapai 50 tahun
35 tahun 5.
Jumlah produksi
tandan 11 tandanpohontahun
18 tandanpohontahun 20 tandanpohontahun
6.. Produktivitas 90 butirpohontahun
100 butirpohontahun 140 butirpohontahun
7. Produksi kopra 1 ton kopraHatahun
pada umur 10 tahun 0.5 ton koprahatahun
pada umur 10 tahun 6-7 tonhatahun pada
umur 10 tahun Sumber : Dekindo 2010a
Buah kelapa terdiri dari sabut eksokarp, mesokarp, tempurung endokarp, daging buah endosperm, dan air buah. Tebal sabut kelapa lebih dari lima sentimeter dan tebal daging buah satu
sentimeter atau lebih. Buah kelapa memiliki bobot rata-rata sekitar 1-1,15 kg dengan bobot buah kelapa masak sekitar 2 kg. Bila ditelusuri lebih lanjut, ternyata daging buah kelapa hanya sekitar 30
dari bobot buah kelapa utuh. Komposisi dari sabut tersebut adalah 25 serat dan 75 peat, sedangkan tempurung 35 dijadikan sebagai arang dan 65 dijadikan sebagai aneka produk
kerajinan dari tempurung, daging kelapa yang diolah menjadi kopra, bobotnya menjadi 53 kopra dan 47 bahan teruapkan. Komposisi tanaman kelapa dan pemanfaatannya dapat dilihat pada Gambar
3.
Gambar 3. Komposisi Tanaman Kelapa Dekindo, 2010b
Di dalam 100 gram daging kelapa segar, terkandung 41,6 lemak, 36,3 air, 13,0 karbohidrat, 4,5 protein, 3,6 serat, 17 zat besi Fe
2
O
3
, 1 mineral, 0,24 pospor P
2
P
5
, 0,01 kalsium CaO. Selain itu, di dalam 100 gram daging kelapa segar juga mengandung vitamin B1
sebesar 15 IU, vitamin C 1 IU, dan sedikit vitamin A dan vitamin E yaitu sebesar 0,2 IU Setyamidjaja, 1995.
Komoditi kelapa memerankan peranan penting untuk kehidupan masyarakat dan devisa negara terutama di daerah tropis. Menurut Aswani dan Darwis 1995, selain sebagai sumber minyak
nabati, berbagai kegunaan dari bagian tanaman kelapa menyebabkan tanaman ini mempunyai kedudukan khas di dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Hal inilah yang
menyebabkan pohon kelapa dikenal sebagai pohon kehidupan tree of life.
2.2 Produk Agroindustri Kelapa