1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut: 1 Menganalisis pengaruh kerapatan dan jenis lamun terhadap total bahan
organik di substrat. 2 Menganalisis pengaruh kerapatan dan jenis lamun terhadap kelimpahan
makrozoobentos. 3 Menganalisis pengaruh total bahan organik di substrat terhadap kelimpahan
makrozoobentos. 4 Mengukur laju pemerangkap partikel tersuspensi mgcm
2
hari.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas atas informasi tentang peran padang lamun dalam memerangkap dan menghasilkan
bahan organik, mengetahui hubungan lamun dengan struktur komunitas makrozoobentos serta memberikan manfaat dalam penggambilan kebijakan
untuk pengelolaan Pulau Barrang Lompo dan usaha perikanan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Lamun merupakan tumbuhan air yang memiliki daun, rhizoma dan akar. Sistem rhizoma membentuk daun lamun menjadi lebat, sehingga dapat membuat
perairan menjadi tenang. Kondisi perairan yang tenang mengakibatkan banyak partikel tersuspensi di kolom air turun ke dasar. Partikel tersuspensi tersebut
mengandung bahan organik. Selain itu, lamun dapat pula menghasilkan bahan organik melalui daun lamun yang telah membusuk.
Bahan organik merupakan salah satu unsur pembentuk nutrien yang sangat dibutuhkan oleh lamun dan organisme yang berasosiasi dengan lamun termasuk
makrozoobentos. Makrozoobentos dapat berperan sebagai penghubung aliran energi dan siklus materi dari produsen ke konsumen tingkat tinggi dalam perairan.
Dengan demikian, makrozoobentos dan lamun secara bersama-sama dapat berperan dalam meningkatkan produktivitas perikanan di wilayah pesisir. Secara
skematik kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka alur pemikiran Lamun
Daun Rhizoma Akar
Perairan Tenang
Habitat
Meningkatkan Produktivitas Perikanan
Meningkatkan Biodiversity
Sumber Nutrien Mengikat
Mengendapkan Serasah
Partikel Tersuspensi
Turun Ke Dasar
Bahan Organik
Makrozoobentos Organisme yang
Berasosiasi
4 Partikel Tersuspensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lamun
Lamun atau disebut juga ilalang laut merupakan tumbuhan yang unik, karena merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga Angiospermae yang mampu
beradaptasi sepenuhnya hidup di dalam perairan dengan salinitas yang tinggi. Lamun digolongkan dalam tumbuhan tingkat tinggi karena memiliki akar, batang
rhizoma, daun dan bunga sejati. Beberapa ahli mendefenisikan lamun sebagai tumbuhan air berbunga yang hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun,
berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Klasifikasi lamun dapat dilakukan berdasarkan karakter tumbuhan.
Di daerah tropis genera lamun memiliki morfologi yang berbeda, sehingga dapat dijadikan pembeda antar spesies dengan berdasar pada gambaran morfologi
dan anatominya. Secara rinci klasifikasi lamun menurut Den hartog 1970 sebagai berikut :
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Famili : Potamogetonacea
Subfamili : Zosteroideae
Genus : Zostera, Phyllospadix, Heterozostera
Subfamili : Posidonioideae
Genus : Posidonia
Subfamili : Cymodoceoideae
Genus : Halodule, Cymodoceae, Syringodium, Amphibolis, Thalassodendron
Famili : Hydrocharitacea
Subfamili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus, Halophila, Thalassia
Secara umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dimana hampir semua genera mempunyai rhizoma yang berkembang dengan baik dan bentuk daun yang
memanjang linear serta berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang, kecuali genus Halophila yang umumnya berbentuk bulat telur atau lonjong. Gambaran
morfologi lamun dapat dilihat Gambar 2. Keanekaragaman bentuk organ sistem
vegetatif ini dapat digunakan untuk membedakan antar spesies. Selain itu, perbedaan morfologi dan anatomi akar dapat juga digunakan untuk taksonomi.
Akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang
sistem lakunal udara yang berliku-liku. Lamun Halophila ovalis dapat mengeluarkan oksigen melalui akarnya, sedangkan Thallassia testudinum terlihat
lebih baik di kondisi anoksik. Menurut Larkum et al. 1989 bahwa transpor oksigen ke akar mengalami penurunan tergantung kebutuhan metabolisme sel
epidermal akar dan mikroflora yang berasosiasi. Melalui sistem akar dan rhizoma, lamun dapat memodifikasi sedimen
di sekitarnya melalui transpor oksigen dan kandungan kimia lain. Kondisi ini juga dapat menjelaskan bahwa lamun dapat memodifikasi sistem lakunal berdasarkan
tingkat anoksik di sedimen Enriquez et al. 2001. Pengeluaran oksigen ke sedimen merupakan fungsi dari detoksifikasi yang sama dengan yang
dilakukan oleh tumbuhan darat. Kemampuan ini merupakan bentuk adaptasi untuk kondisi anoksik yang sering ditemukan pada substrat yang memiliki sedimen liat
atau lumpur. Karena akar lamun merupakan tempat untuk melakukan metabolisme aktif respirasi maka konsentrasi CO
2
di jaringan akar relatif tinggi. Dengan demikian, pelepasan oksigen oleh akar secara tidak langsung dapat
mempercepat dekomposisi bahan organik yang terendap dan membantu perkembangan organisme bentik Herkul dan Kotta 2009.
Gambar 2 Morfologi lamun
Sumber: Hemminga dan Duarte 2000.
Rhizoma merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar serta berbuku-buku. Di buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak
ke atas, berdaun dan berbunga. Buku tersebut pula, tumbuh akar. Akar dan rhizoma berfungsi untuk menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut, sehingga
tahan terhadap hempasan gelombang dan arus. Struktur rhizoma dan batang memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari susunan saluran di dalam
stele. Semua lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah herbaceous, walaupun pada Thallasodendron ciliatum percabangan simpodial
memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup di habitat karang yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup.
Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda.
Namun, genus Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate tidak memiliki pelepah. Selain itu, lamun dilengkapi pula dengan ligula. Ligula berfungsi sebagai
penyokong dan untuk melindungi daun muda yang baru tumbuh, sehingga tidak mudah kemasukkan air. Anatomi yang khas pula dari daun lamun yaitu ketiadaan
stomata dan keberadaan kutikel yang tipis. Kutikel daun yang tipis tidak dapat menahan pergerakan ion dan difusi karbon, sehingga daun dapat menyerap nutrien
langsung dari air laut untuk dapat langsung disalurkan kepada sel-sel fotosintesis tanpa harus melalui sistem perakaran.
2.1.1 Penyebaran Lamun