bernilai ekonomi, banyak pula organisme lain yang ditemukan di lamun. Menurut Putra 2004 bahwa sekitar 18 famili ikan-ikan karang yang berasosiasi
dengan lamun di Pulau Barrang Lompo. Sementara Kamri 2004 menemukan sekitar 24 spesies Krustasea yang terdiri atas 16 spesies Udang dan 8 spesies
Kepiting yang berasosiasi dengan lamun. Ikan-ikan karang yang berada di padang lamun sebagai penghuni
sementaratransit untuk mencari makan. Sementara ikan-ikan yang merupakan penghuni penuh di padang lamun dan menjadikan padang lamun sebagai tempat
tinggal, yaitu jenis ikan dari famili Gerreidae dan Siganidae. Krustasea yang ditemukan di padang lamun Pulau Barrang Lompo baik jenis Udang maupun
jenis Kepiting merupakan jenis Krustasea yang menjadikan daerah padang lamun sebagai tempat untuk tumbuh dan mencari makan. Krustasea jenis Udang yang
ditemukan lebih banyak berasal dari famili Penaeidae yang kebanyakan bernilai ekonomi dan jenis kepiting yang ditemukan lebih banyak berasal dari famili
Portunidae yang juga bernilai ekonomi Kamri 2004.
2.2 Makrozoobentos
Makrozoobentos merupakan kumpulan banyak organisme yang menjadi bagian dari zoobentos yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar
perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Seperti halnya di ekosistem yang lain, makrozoobentos di lamun berperan sebagai salah satu
mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus materi dari alga planktonik dan lamun sampai konsumen tingkat tinggi. Sebagaimana pernyataan Hutchings
1998 bahwa hewan bentik Polikhaeta dapat mendaur ulang, bioturbasi sedimen dan pemakan bahan organik.
Lamun dapat berperan menjadi penghubung antara kolom air dan sedimen. Hal ini terkait dengan akarnya yang berada di sedimen dan daunnya yang berada
di kolom air. Menurut Baron et al. 2004 bahwa lamun dapat bertindak sebagai penghubung antara komunitas pelagik dan bentik, yaitu dengan menjebak partikel
tersuspensi karbon organik seston. Terdapat hubungan timbal balik antara lamun dengan beberapa organisme yang hidup di sedimen, contohnya Bivalvia. Menurut
Peterson dan Heck 2001 bahwa Bivalvia yang hidup di lamun memiliki ukuran
tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan yang hidup di daerah tanpa lamun. Manfaat yang diperoleh lamun dengan adanya Bivalvia yaitu perubahan sedimen
dan tingkat nutrien, perubahan morfologi dan produktivitas lamun serta perubahan beban epifit pada daun. Skema hubungan trofik lamun dan beberapa organisme
yang hidup didalamnya dapat dilihat Gambar 5.
Gambar 5 Skema hubungan trofik dalam sistem padang lamun di Teluk Westernport, Australia
Sumber: Mann 2000
. Makrozoobentos yang termasuk jenis Gastropoda, Bivalvia dan Polikhaeta
dapat langsung memanfaatkan detritus yang berasal dari plankton dan tumbuhan lamun yang mati, bakteri, dan bahan organik lain yang terakumulasi dalam
sedimen atau terkuburterjebak di sela-sela butiran pasir dan lumpur sebagai sumber makanan. Makrozoobentos dapat pula memanfaatkan meiofauna sebagai
sumber makanan karena ukurannya lebih kecil. Sebagaimana pendapat Mann 2000 yang menjelaskan bahwa sekitar 5-10 produksi lamun diperkirakan
diambil oleh Amphipoda dan Isopoda, 10 dikeluarkan dari area, 75 mati dan menghasilkan bahan organik partikel POM, dan 5 menjadi bahan organik