Percobaan Ekonomi Tinjauan Teori-teori 1. Definisi dan Fungsi Perbankan dalam Perekonomian

pasar sehinga dikhawatirkan penutupan bank bermasalah tersebut akan berpotensi sistemik mempengaruhi perbankan lain.

2.1.6. Percobaan Ekonomi

Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji, baik itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut Mattjik dan Sumertajaya, 2002. Juanda 2009 menjelaskan bahwa rancangan percobaan experimental design merupakan suatu metode pengumpulan data yang efektif dalam mengkaji hubungan sebab akibat antar peubah variabel tapi seringkali sulit dilakukan terutama dalam ilmu sosial atau ilmu ekonomi. Penggunaan percobaan memungkinkan peneliti mengubah nilai suatu peubah atau faktor yang dikaji, namun mempertahankan nilai dari faktor- faktor lainnya, sehingga pengaruh faktor yang dikaji tersebut dapat diketahui dengan jelas. Percobaan terkontrol memberikan suatu dasar untuk mengisolasi faktor penyebab karena faktor lainnya dibuat dikendalikan sama sehingga tidak berperan pengaruhnya. Dalam terminologi statistika tindakan ini sering disebut “kontrol lingkungan”. Dalam studi experimental, peneliti mengkaji pengaruh minimal satu peubah bebas independent variables terhadap satu atau lebih peubah tak bebas dependent variables Juanda, 2009. Independent variables disebut juga peubah perlakuan atau eksperimental, sedangkan dependent variables disebut juga peubah respons atau outcome hasil percobaan. Dalam rancangan percobaan terdiri dari dua karakteristik, yaitu minimal terdapat dua kondisi pada umumya lebih atau dua perlakuan yang diperbandingkan untuk menilai pengaruh dari perlakuan- perlakuan atau kondisi tertentu independent variables dan peubah bebas tersebut dimanipulasi secara langsung oleh peneliti untuk mengkaji pengaruhnya pada satu atau lebih respon atau outcome dependent variables. Sumber : Juanda, 2009 Gambar 2.1. Ilustrasi Perancangan Percobaan Juanda 2009 memaparkan bahwa data dari hasil suatu perancangan percobaan experimental design dikatakan valid apabila memenuhi tiga prinsip dasar, yaitu : 1. Ulangan Fungsi dari ulangan antara lain menghasilkan nilai dugaan bagi galat kekeliruan percobaan, meningkatkan ketepatan percobaan dengan memperkecil simpangan baku nilai tengah perlakuan. 2. Pengacakan randomization Sebelum percobaan, pengalokasian subjek ke kelompok yang akan dicobakan ditentukan melalui pengacakan. Melalui pengacakan tersebut, dapat dianggap bahwa subjek-subjek tersebut hanya berbeda karena faktor kebetulan dalam peubah yang diuji. Tujuan dari pengacakan ini adalah Input Proses Output Peubah Tak Terkendali Z1, Z2, Z3, ..., Zq Peubah Terkendali X1, X2, X3, ..., Xp untuk mendapatkan dugaan tak bias bagi galat percobaan dan nilai tengah perlakuan. 3. Pengelompokan kontrol lingkungan Peneliti harus mengontrol faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi respon outcome. Tujuan pengendalian lingkungan adalah untuk mengurangi galat percobaan, sehingga lebih yakin dalam menyimpulkan bahwa perbedaan respon diakibatkan karena perbedaan perlakuan Gambar 2.4. Perlakuan Respon Kontrol Lingkungan Faktor lain diasumsikan sama Sumber : Juanda, 2009 Gambar 2.2. Karakteristik Pengumpulan Data dengan Rancangan Percobaan Meskipun metode percobaan ini banyak memiliki kelebihan, namun hingga saat ini masih banyak ekonom yang memiliki keyakinan bahwa ilmu ekonomi ridak dapat menguji hipotesis atau teorinya dengan melakukan percobaan-percobaan di laboratorium Davis dan Holt, 1993. Persepsi tersebut muncul karena menganggap bahwa karakteristik yang dimiliki pelaku ekonomi sangat beragam dan sulit untuk dikontrol sehingga sulit pula untuk mengambil kesimpulan hubungan sebab akibat karena adanya confounding variables. Meskipun demikian, para ekonom sepakat menganggap bahwa setiap pelaku ekonomi bertindak rasional, artinya dalam setiap aktifitas selalu mempertimbangkan manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkannya atau berdasarkan struktur insentif dari aktifitas tersebut Juanda, 2009. Seiring dengan perkembangan metode percobaan ekonomi, muncul suatu teori yang disebut induced-value theory yang dikembangkan oleh Smith 1976. Ide dasar dari teori ini adalah bahwa penggunaan media imbalan yang tepat memungkinkan peneliti untuk memunculkan induce karakteristik pelaku ekonomi tertentu dan karakteristik bawaanya menjadi tidak berpengaruh lagi irrelevant. Apabila karakteristik dasar pelaku ekonomi experimental unit sama atau homogen, maka peneliti dapata melakukan percobaan karena prinsip dasar “pengendalian lingkungan sudah dilakukan”. Juanda 2009 mengemukakan bahwa terdapat tiga syarat cukup untuk memunculkan karakteristik pelaku ekonomi tertentu, antara lain adalah: 1. Monotonicity , yaitu pelaku percobaan harus menyukai imbalan yang lebih besar. 2. Salience , yaitu Imbalan yang diterima pelaku tergantung dari tindakan mereka dan pelaku-pelaku lain dalam percobaan sesuai aturan intitusi yang mereka pahami. 3. Dominance , yaitu adanya dominansi kepentingan pelaku di dalam pelaksanaan dan mengabaikan hal-hal lain. Friedman dan Sunder 1994 mengemukakan bahwa percobaan ekonomi dilakukan di dalam lingkungan yang terkontrol. Lingkungan ekonomi terdiri dari para pelaku ekonomi bersama aturan yang berlaku atau institusi sebagai tempat berinteraksi antar pelaku ekonomi. Juanda 2009 menyatakan bahwa dalam percobaan ekonomi diberikan instruksi percobaan yang terdiri dari deskripsi tentang ketentuan percobaan, pilihan-pilihan, dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan subjek penelitian pelaku percobaan, serta aturan penentuan pemberian imbalan reward kepada subjek, yang tergantung pada tindakan mereka. Lembar instruksi percobaan diberikan kepada subjek penelitian pada saat percobaan akan dilaksanakan sehingga subjek penelitian jelas memahami prosedur percobaan dan aturan yang berlaku. Dalam instruksi percobaan juga dapat dilengkapi dengan contoh ilustrasi yangs sederhana yang akan lebih memperjelas permasalahan bagi subjek percobaann. Dalam penelitian di bidang ekonomi dengan metode percobaan, kelompok masyarakat yang seringkali menjadi subjek penelitian berasal dari kelompok mahasiswa Friedman and Sunder, 1994. Alasan penggunaan mahasiswa sebagai subjek penelitian yaitu : 1. Kelompok ini dinilai paling siap untuk masuk ke dalam kelompok eksperimen 2. Latar belakang kelompok ini berasal dari kampus, dimana dari kampus inilah sebagian besar peneliti muncul 3. Biaya imbangan opportunity cost yang rendah 4. Merupakan salah satu cara untuk mengurangi pengaruh eksternal yang dapat menjadi variabel pengganggu di dalam penelitian Metode percobaan dalam ilmu ekonomi adalah suatu cara yang sangat baik untuk membangkitkan data yang kualitasnya lebih baik dan kemungkinan biayanya lebih kecil daripada data yang tersedia di publikasi. Metode percobaan paling tidak memberikan cara alternatif untuk mendapatkan data Juanda, 2009. Untuk tujuan ilmiah, data hasil percobaan relatif mudah diinterpretasikan dalam menyimpulkan hubungan sebab akibat.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kajian terhadap kebijakan pemerintah terhadap kasus Bank Century melalui metode percobaan ekonomi relatif masih jarang dilakukan. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Fardilah 2011 dalam skripsinya yang berjudul “Percobaan Ekonomi Mengkaji Alternatif Kebijakan Pemerintah terhadap Penyelamatan Bank Century”. Kajian terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan kasus Bank Century dilakukan dengan membandingkan suku bunga deposito, suku bunga pinjaman, jumlah total deposito yang dapat dihimpun seluruh bank, persentase deposito yang ditarik, dan jumlah total pinjaman yang dipinjam oleh debitur pelaku usaha. Kebijakan membantu bank bermasalah dan menutup bank bermasalah memiliki perbedaan nyata terhadap suku bunga pinjaman, jumlah deposito, jumlah pinjaman, dan persentase deposito yang ditarik. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa suku bunga deposito pada kebijakan membantu bank bermasalah lebih tinggi dibandingkan kebijakan menutup bank bermasalah. Sebaliknya suku bunga pinjaman pada kebijakan membantu bank bermasalah lebih rendah dibandingkan kebijakan menutup bank bermasalah. Pada kebijakan bank bermasalah dibantu, jumlah deposito dan jumlah pinjamannya lebih besar dibandingkan saat kebijakan bank bermasalah ditutup. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa jumlah deposito memberikan dampak yang bertolak belakang dengan deposito yang ditarik. Sebaliknya, deposito yang ditarik bertolak belakang dengan kenaikan deposito, baik pada kebijakan membantu maupun menutup bank bermasalah. Semakin besar deposito yang ditarik semakin rendah