8. Publikasi  Bank  Indonesia  Edisi  2010  dalam  buku  Krisis  Global  dan
Penyelamatan Sistem Perbankan Indonesia .
9. Publikasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam buku Penjelasan
dan Penanganan Bank Century .
3.3.  Rancangan Simulasi Percobaan
Percobaan  ini  dikondisikan  sesuai  kejadian  kasus  Bank  Century  yang sebenarnya  yaitu  pada  bulan  November  2008,  oleh  karena  itu  data-data  yang
digunakan  pada  kondisi  awal  percobaan  disesuaikan  dengan  data-data  keuangan perbankan  pada  bulan  November  2008.  Percobaan  ekonomi  yang  digunakan
dalam  penelitian  ini  merupakan  simulasi  kegiatan  perbankan  yang  telah disederhanakan  oleh  peneliti  dengan  mengedepankan  fungsi  bank  sebagai
lembaga intermediasi. Sebagai lembaga intermediasi, perbankan dalam penelitian ini  terfokus  pada  kegiatan  menghimpun  dana  dari  nasabah  yang  kemudian
disalurkan  kepada  pihak  debitur  untuk  pembiayaan  usaha  .  DPK  dari  nasabah dalam  penelitian  ini  diasumsikan  berasal  dari  dana  deposito.  Hal  ini  didasarkan
pada kondisi perbankan pada tahun 2008, dimana dana deposito hingga Desember 2008 mendominasi DPK dengan pangsa 47, diikuti oleh tabungan sebesar 28,
dan  giro  sebesar  25.  Deposito  yang  digunakan  dalam  simulasi  merupakan deposito dengan jangka waktu satu bulan untuk memudahkan pengamatan respon
deposan setiap bulannya. Dalam menjalankan fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi,  kegiatan  penyaluran  dana  produkstif  dalam  simulasi  ini
direpresentasikan oleh kredit modal kerja. Hal ini terkait dengan kondisi struktur kredit  Desember  2008,  dimana  penyaluran  kredit  modal  kerja  mendominasi
tingkat  penyaluran  dana  perbankan  dengan  pangsa  kredit  sebesar  52,  diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 28, dan kredit investasi sebesar 20
Percobaan ekonomi dalam penelitian ini melibatkan 20 orang mahasiswa, dimana  masing-masing  mahasiswa  berperan  sebagai  pelaku  ekonomi  dalam
percobaan ini. Dalam percobaan ini, 10 orang berperan menjadi deposan, 5 orang sebagai  bank  4  bank  tidak  bermasalah  dan  1  bank  bermasalah  Bank  5,  dan  5
orang  menjadi  debitur  Gambar  3.1.  Bank  akan  membuat  keputusan  dalam merubah  suku  bunga  deposito.  Hal  tersebut  akan  direspon  oleh  deposan  dalam
membuat  keputusan  untuk  mendepositokan  dananya  pada  bank.  Bank  juga  akan membuat  keputusan  dalam  merubah  suku  bunga  kredit.  Hal  tersebut  akan
direspon  oleh  debitur  selaku  perusahaan  dalam  membuat  keputusan  untuk meminjam kredit modal kerja.
Penentuan suku bunga deposito dan suku bunga kredit dalam penelitian ini diasumsikan  memiliki  informasi  yang  sempurna  antar  bank.  Hal  ini  dilakukan
untuk  agar  menggambarkan  adanya  persaingan  antar  bank  seperti  kegiatan perbankan  sebenarnya.  Dalam  kondisi  sebenarnya,  penentuan  suku  bunga
deposito  dan  suku  bunga  kredit  pada  dasarnya  mengacu  pada  suku  bunga  yang telah  ditetapkan  oleh  Bank  Indonesia.  Namun,  suku  bunga  Bank  Indonesia
tersebut  terkadang  tidak  diikuti  sepenuhnya  oleh  bank  umum.  Hal  tersebut disebabkan karena pertimbangan suku bunga Surat Utang Negara SUN dan suku
bunga pinjaman sebelumnya yang relatif tinggi. Oleh karena itu, bank cenderung enggan  menurunkan  suku  bunga  meskipun  acuan  suku  bunga  Bank  Indonesia
telah diturunkan.
Dalam  penelitian  ini,  peranan  Bank  Indonesia  dalam  menentukan  acuan suku  bunga  deposito  dan  suku  bunga  kredit  diabaikan  untuk  mengurangi
kompleksitas simulasi kegiatan perbankan. Suku deposito yang digunakan dalam kondisi  awal  simulasi  percobaan  disesuaikan  kondisi  suku  bunga  simpanan
berjangka  pertahun  menurut  kelompok  bank  umum  pada  tahun  2008.  sebesar 10,80.  Sedangkan  suku  bunga  kredit  yang  digunakan  dalam  kondisi  awal
simulasi percobaan disesuaikan kondisi suku bunga kredit modal kerja per tahun menurut kelompok bank umum pada tahun 2008sebesar 15,24.
Dalam  penelitian  ini,  kredit  modal  kerja  yang  tersalurkan  kepada perusahaan selaku pihak debitur diakumulasikan sebagai modal kerja. Akumulasi
modal  tersebut  dijadikan  pertimbangan  oleh  perusahaan  dalam  menentukan banyaknya  tenaga  kerja  yang  digunakan  untuk  melakukan  kegiatan  produksi.
Dalam  hal  ini,  deposan  diasumsikan  bekerja  pada  debitur  perusahaan  yang meminjam  modal  kerja  pada  bank.  Semakin  besar  tenaga  kerja  yang  digunakan
oleh  perusahaan,  maka  output  yang  dihasilkan  akan  semakin  tinggi.  Penggunaan tenaga  kerja  yang  rendah  dalam  penelitian  ini  mencerminkan  tingkat
pengangguran  yang  tinggi.  Pengangguran  yang  tinggi  tersebut  memungkinkan deposan  selaku  tenaga  kerja  terkena  Pemutusan  Hubungan  Kerja  PHK.
Berdasarkan  data  ketenagakerjaan  Badan  Pusat  Statistik,  jumlah  angkatan  kerja yang bekerja pada tahun 2008 sebesar 102.553.000 tenaga kerja
16
. Total nasabah perbankan  pada  tahun  2008  sebesar  6.500.000  nasabah
17
.  Dengan  demikian, peluang tenaga kerja yang menjadi nasabah sebesar 0,06. Dalam simulasi, jumlah
16
Badan Pusat Statistik, Keadaan Ketenagakerjaan Edisi Februari 2009, Jakarta : Badan Pusat Statistik, 2009, hlm 2.
17
Dapat diakses
pada http
: xa.yimg.com...Brief+Analysis+Perbankan+-
+Problem+Century_final.doc
deposan  yang  akan  terkena  pengacakan  PHK  diperoleh  dengan  mengalikan peluang  tenaga  kerja  yang  menjadi  nasabah  sebesar  0,06  dengan  jumlah  total
tenaga kerja yang terkena PHK dalam simulasi. Dalam  simulasi  percobaan  ini,  perusahaan  selaku  debitur  kredit  modal
kerja  merupakan  pelaku  ekonomi  yang  melakukan  kegiatan  produksi.  Adapun formula  ouput  produksi  dalam  simulasi  ini  adalah  Y  =  548L
0,5
.  Semakin  besar tenaga kerja yang digunakan, semakin tinggi output yang dihasilkan. Output yang
dihasilkan dalam penelitian ini merupakan representasi dari analisis pertumbuhan ekonomi. Output yang dihasilkan oleh perusahaan beserta tingkat biaya produksi
akan menentukan tingkat harga output yang akan dianalisis sebagai tingkat inflasi.
Sumber : Penulis
Gambar 3.1. Gambaran Simulasi Percobaan Ekonomi
Kebijakan  penanganan  bank  bermasalah  dalam  penelitian  ini  meliputi kebijakan  penutupan  bank  bermasalah  dan  kebijakan  penyelamatan  bank
bermasalah.  Pada  kebijakan  penutupan  bank  bermasalah,  bank  bermasalah  akan ditutup pemerintah pada pertengahan bulan pertama. Saldo deposan akan hangus
dan perusahaan tidak dapat meminjam kredit modal kerja pada bank. Sedangkan pada  kebijakan  penyelamatan  bank  bermasalah,  bank  bermasalah  akan
diselamatkan  pemerintah  pada  pertengahan  bulan  pertama.  Bank  bermasalah tersebut  akan  tetap  beroperasi  seperti  bank  lain  pada  umumnya.  Percobaan  ini
dilakukan hingga periode bulan ketiga dengan masing-masing tiga kali ulangan. Percobaan  ekonomi  dalam  penelitian  ini  mempertimbangkan  dua  faktor
berbeda  terkait  kebijakan  penanganan  bank  bermasalah,  yaitu  didasarkan  pada faktor  kondisi  ekonomi  dan  faktor  kondisi  ukuran  bank  bermasalah.  Faktor
kondisi  ekonomi  terdiri  dari  kondisi  krisis  ekonomi  dan  kondisi  normal  tidak adanya  gejolak  krisis  ekonomi.  Kondisi  normal  disesuaikan  pada  data
pertumbuhan  ekonomi  pada  bulan  Juni  2008,  sebesar  6,42.  Sedangkan  kondisi krisis  digambarkan  pada  pertumbuhan  ekonomi  bulan  Desember  2008  yang
mengalami penurunan akibat krisis global sebesar 5,18. Kondisi  krisis  ekonomi  dalam  penelitian  ini  akan  digambarkan  dengan
tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan kondisi normal serta adanya penurunan  output  pada  awal  perlakuan  percobaan.  Proses  random  perusahaan
yang  terkena  penurunan  output  disesuaikan  dengan  kondisi  penurunan  output pada tahun 2008 sebesar 55 dari dari total sektor lapangan usaha. Oleh karena
itu, dalam simulasi terdapat 55 perusahaan yang terkena penurunan output dari total  perusahaan  seluruhnya.  Hal  tersebut  tercermin  dari  adanya  tiga  perusahaan
dari  lima  perusahaan  mengalami  penurunan  output.  Penurunan  output  pada  tiga perusahaan tersebut diacak secara random oleh peneliti. Penurunan output tersebut
diikuti  oleh  penggunaan  tenaga  kerja  yang  lebih  sedikit  dibandingkan  kondisi normal.  Dalam  penelitian  ini,  perusahaan  yang  mengalami  penurunan  output
diasumsikan  hanya  menggunakan  tenaga  kerja  sebanyak  25  tenaga  kerja.  Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan kondisi normal, dimana masing-masing
perusahaan menggunakan 30 tenaga kerja. Market  share
bank  dalam  penelitian  ini  diasumsikan  berasal  dari  Dana Pihak Ketiga DPK sebagai sumber dana yang dihimpun oleh bank. Oleh karena
itu,  ukuran  bank  tersebut  dalam  simulasi  ini  didasarkan  pada  besarnya  jumlah Dana  Pihak  Ketiga  yang  dimiliki  suatu  bank  pada  awal  percobaan.  Bank
bermasalah  berukuran  besar  memiliki  pangsa  kepemilikan  Dana  Pihak  Ketiga yang  sama  besarnya  dengan  bank  lain  Tabel  3.1.  Oleh  karena  itu,  bank
bermasalah dalam percobaan ini diasumsikan menerima sumber DPK dari empat rekening deposan berbeda.
Tabel 3.1. Kondisi Awal Bank Bermasalah Berukuran Besar
Bank Kriteria
DPK GWM
LDR Kredit
B1 Bank Sehat
40.000.000 3.000.000
77,60     31.040.000 B2
Bank Sehat 40.000.000
3.000.000 77,60     31.040.000
B3 Bank Sehat
40.000.000 3.000.000
77,60     31.040.000 B4
Bank Sehat 40.000.000
3.000.000 77,60     31.040.000
B5 Bank Bermasalah
40.000.000 3.000.000
77,60     31.040.000
Sumber : Penulis Disesuaikan dengan simulasi Catatan  :  Data  LDR  diperoleh  dari  data  Statistik  Perbankan  Indonesia  2008  yang
dipublikasi Bank Indonesia berdasarkan kinerja bank umum.
Bank bermasalah yang memiliki ukuran yang kecil dibandingkan bank lain memiliki  pangsa  kepemilikan  Dana  Pihak  Ketiga  yang  lebih  kecil  dibandingkan
bank lainnya, yaitu sebesar 0,05 Tabel 3.2. Oleh karena itu, bank bermasalah
dalam  percobaan  ini  diasumiskan  menerima  sumber  DPK  hanya  dari  satu rekening deposan.
Tabel 3.2. Kondisi Awal Bank Bermasalah Berukuran Kecil
Bank Kriteria
DPK GWM
LDR Kredit
B1 Bank Sehat
50.000.000       3.750.000 77,60      38.800.000
B2 Bank Sehat
50.000.000       3.750.000 77,60      38.800.000
B3 Bank Sehat
50.000.000       3.750.000 77,60      38.800.000
B4 Bank Sehat
40.000.000       3.000.000 77,60      31.040.000
B5 Bank Bermasalah
10.000.000          750.000 47,59        4.759.000
Sumber : Penulis Disesuaikan dengan simulasi Catatan  :  Data  LDR  Bank  1  hingga  Bank  4  diperoleh  dari  data  Statistik  Perbankan
Indonesia  2008  yang  dipublikasi  Bank  Indonesia  berdasarkan  kinerja  bank  umum. Sedangkan  data  LDR  Bank  5  didasarkan  dengan  kondisi  Bank  Century  ketika
bermasalah.
3.4.  Metode Analisis