3.5. Alur Berpikir Penelitian
Gambar 3.2. Kerangka Berpikir Penelitian
Dalam simulasi percobaan ekonomi ini Gambar 3.2, kebijakan penanganan bank yang meliputi kebijakan penutupan dan penyelamatan bank
bermasalah dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi dan faktor kondisi ukuran bank bermasalah. Faktor kondisi ekonomi terdiri dari kondisi krisis dan kondisi
normal, sedangkan faktor kondisi ukuran bank bermasalah terdiri dari ukuran bank bermasalah yang sama besarnya dengan bank lain dan ukuran bank
bermasalah lebih kecil dibandingkan bank lain. Dalam percobaan ekonomi ini,
Kebijakan Penanganan Bank Bermasalah
Sistemik atau Tidak Percobaan Ekonomi
Suku Bunga Deposito Suku Bunga Kredit
Total Deposito yang Dihimpun Bank
Potensi Rush dan Penutupan Bank Lain
Total Kredit yang Disalurkan
Kondisi Krisis Ekonomi Kondisi Normal
Bank Bermasalah
Ukuran Bank Bermasalah Sama
dengan Bank Lain Ukuran Bank
Bermasalah Lebih Kecil dibandingkan
Bank Lain Penutupan Bank Bermasalah
Penyelamatan Bank Bermasalah
Harga Output Ouput Produksi
Penggunaan Tenaga Kerja
bank dilibatkan dalam proses pembuatan keputusan dalam merubah suku bunga deposito dan suku bunga kredit dengan asumsi terdapat informasi sempurna dalam
penentuan suku bunga antar bank dalam simulasi. Melalui simulasi percobaan ekonomi, dampak terhadap variabel ekonomi dapat diperbandingkan melalui
perlakuan kebijakan penanganan bank bermasalah dengan mempertimbangkan kedua faktor tersebut. Variabel ekonomi yang diamati terdiri dari suku bunga
deposito, suku bunga kredit, total deposito yang dihimpun bank, ada atau tidaknya tindakan rush dan penutupan pada bank lain, total kredit yang disalurkan, ouput
yang dihasilkan sebagai representasi dari pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran yang terjadi, serta tingkat inflasi sebagai respon dari perkembangan
harga yang terjadi. Definisi sistemik dalam penelitian ini adalah kegagalan suatu bank
menyebabkan kepanikan nasabah yang ditandai dengan adanya tindakan rush oleh nasabah terhadap bank lain sehingga menyebabkan bank lain mengalami
kegagalan akibat permasalahan likuiditas. Respon dari perbankan mengenai risiko sistemik dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tingginya suku bunga
deposito dan suku bunga kredit sebagai respon perbankan terhadap perlakuan yang ditetapkan peneliti. Semakin tingginya prediksi kepanikan nasabah, bank
akan cenderung untuk meningkatkan suku bunga deposito untuk menarik deposan agar tetap menyimpan dananya di bank. Kenaikan suku bunga deposito tersebut
tentu saja akan diimbangi oleh kenaikan suku bunga kredit. Hal tersebut dipertimbangkan karena suku bunga deposito merupakan biaya yang dikeluarkan
oleh bank, sedangkan suku bunga kredit merupakan komponen pendapatan yang
diperoleh bank. Semakin tinggi biaya yang harus dibayarkan, maka sumber pendapatan dana harus dioptimalkan untuk menutupi biaya tersebut.
Tingginya kepanikan nasabah dapat terlihat dari tingginya tingkat penarikan dana nasabah pada perbankan. Semakin tinggi tingkat penarikan dana
oleh nasabah, maka jumlah dana yang dihimpun bank akan menurun. Menurunnya jumlah dana yang dihimpun bank, akan menyebabkan bank mengalami
permasalahan likuiditas sehingga menyebabkan bank tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada nasabah. Hal tersebut dapat menyebabkan bank terkena
potensi penutupan selama simulasi percobaan ekonomi meskipun bank tersebut bukanlah bank yang bermasalah. Dalam percobaan ini, bank yang terkena
penutupan ditandai dengan nilai likuiditas bank yang negatif. Penurunan Dana Pihak Ketiga DPK akibat rush ataupun adanya
penutupan bank lain selama simulasi percobaan ekonomi akan menyebabkan tingkat dana modal kerja yang disalurkan kepada perusahaan akan menurun.
Pinjaman modal kerja yang menurun akan menyebabkan penurunan modal usaha yang dihimpun perusahaan. Semakin rendahnya modal kerja yang dimiliki
perusahaan, output perusahaan yang dihasilkan akan menurun. Rendahnya output yang dihasilkan akan direpresentasikan oleh rendahnya tingkat pertumbuhan
ekonomi. Rendahnya output yang dihasilkan perusahaan akan diimbangi dengan pengurangan input tenaga kerja melalui tindakan Pemutusan Hubungan Kerja
PHK oleh perusahaan. Semakin tingginya tingkat Pemutusan Hubungan Kerja PHK oleh perusahaan akibat pengurangan tenaga kerja tersebut, akan
menyebabkan tingkat pengangguran tinggi.
Tingginya suku bunga kredit yang ditetapkan bank menyebabkan biaya modal yang dihadapi pelaku usaha perusahaan semakin tinggi. Semakin tinggi
biaya modal dan rendahnya tingkat ouput akibat rendahnya akumulasi modal usaha akan menyebabkan biaya rata-rata produksi perusahaan semakin tinggi
sehingga akan direspon pula dengan kenaikan harga produk. Perkembangan kenaikan harga produk akan dikaji oleh peneliti sebagai tingkat inflasi.
3.6. Prosedur Perlakuan Simulasi