kredit antara kebijakan penutupan dan penyelamatan lebih besar dibandingkan pada bank bermasalah berukuran kecil. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
yang lebih besar terhadap respon suku bunga kredit terjadi saat kebijakan penutupan bank dilakukan pada bank bermasalah berukuran besar dibandingkan
bank bermasalah berukuran kecil Gambar 4.10.
4.4. Implikasi Kebijakan terhadap Total Pinjaman
Tabel 4.4. Analisis Ragam Total Pinjaman
Analysis of Variance for PIN, using Adjusted SS for Tests Source
DF Seq SS
Adj SS Adj MS
F P
KEBIJAKAN 1
4,31525E+15 4,31525E+15 4,31525E+15 12,14 0,004
KONDISI 1
5,56070E+15 5,56070E+15 5,56070E+15 15,64 0,001
UKURAN 1
5,41622E+14 5,41622E+14 5,41622E+14 1,52 0,237
BLOK 2
6,74757E+15 6,74757E+15 3,37378E+15 9,49 0,002
KEBIJAKANKONDISI 1
3,91074E+15 3,91074E+15 3,91074E+15 11,00 0,005
KEBIJAKANUKURAN 1 1,45116E+15 1,45116E+15 1,45116E+15 4,08
0,063 KONDISIUKURAN
1 9,59535E+14 9,59535E+14 9,59535E+14 2,70
0,123 KEBIJAKANKONDISI
UKURAN 1
2,98121E+14 2,98121E+14 2,98121E+14 0,84 0,375
Error 14
4,97735E+15 4,97735E+15 3,55525E+14 Total
23 2,87620E+16
S = 18855372 R-Sq = 82,69 R-Sqadj = 71,57
Sumber : Data Hasil Percobaan, diolah menggunakan Minitab
Berdasarkan analisis ragam pada Tabel 4.4, interaksi antara kebijakan penanganan bank bermasalah dan kondisi ekonomi KEBIJAKANKONDISI
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap total pinjaman. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai P sebesar 0,005, dimana nilai tersebut lebih kecil
dibandingkan nilai alpha sebesar 0,10. Interaksi kedua faktor tersebut juga ditunjukkan secara grafis pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.
Berdasarkan Gambar 4.11 dan Gambar 4.12, implikasi kebijakan penanganan bank bermasalah berukuran kecil dengan mempertimbangkan kondisi
ekonomi memiliki implikasi yang berbeda. Secara umum, total pinjaman pada saat kebijakan penutupan bank bermasalah saat krisis lebih rendah dibandingkan
pada kondisi normal. Besarnya pengaruh kebijakan penutupan bank bermasalah terhadap total pinjaman dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dapat
terlihat dari selisih total pinjaman antara kebijakan penutupan dan penyelamatan bank pada masing-masing kondisi ekonomi.
Sumber : Data Hasil Percobaan
Gambar 4.11. Implikasi Kebijakan Penanganan Bank Bermasalah terhadap Total Pinjaman Kondisi Krisis
Pada saat krisis, selisih total pinjaman antara kebijakan penutupan dan penyelamatan lebih besar dibandingkan pada saat kondisi normal. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh yang lebih besar terhadap respon total pinjaman terjadi saat kebijakan penutupan bank dilakukan saat krisis. Pada kondisi krisis,
penutupan bank bermasalah menyebabkan nilai total pinjaman yang jauh lebih rendah dibandingkan kebijakan penyelamatan Gambar 4.11. Hal ini disebabkan
karena tingginya suku bunga kredit pada saat kebijakan penutupan bank dilakukan. Sedangkan pada kondisi normal, kebijakan penutupan bank tidak
berpengaruh signifikan terhadap total pinjaman Gambar 4.12.
121.759.200,00 127.645.269,33
115.878.394,67 121.759.200,00
158.818.357,33 175.373.451,27
50.000.000,00 70.000.000,00
90.000.000,00 110.000.000,00
130.000.000,00 150.000.000,00
170.000.000,00 190.000.000,00
1 2
3
Total P
in jam
a n
R p
Bulan
Kebijakan Penutupan Bank
Kebijakan Penyelamatan
Bank
Sumber : Data Hasil Percobaan
Gambar 4.12. Implikasi Kebijakan Penanganan Bank Bermasalah terhadap Total Pinjaman Kondisi Normal
Berdasarkan analisis ragam pada Tabel 4.4 halaman 85, interaksi antara kebijakan penanganan bank bermasalah dan ukuran bank bermasalah
KEBIJAKANUKURAN memiliki pengaruh yang signifikan terhadap total pinjaman. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai P sebesar 0,063, dimana nilai
tersebut lebih kecil dibandingkan nilai alpha sebesar 0,10. Interaksi kedua faktor tersebut juga ditunjukkan secara grafis pada Gambar 4.13 dan Gambar 5.14.
Berdasarkan Gambar 4.13 dan Gambar 4.14, total pinjaman pada kebijakan penutupan bank bermasalah, baik bank bermasalah berukuran besar
maupun kecil, secara keseluruhan memiliki nilai total pinjaman yang lebih rendah dibandingkan total pinjaman saat kebijakan penyelamatan bank dilakukan. Hal ini
disebabkan oleh rata-rata suku bunga kredit saat dilakukan penutupan bank cenderung tinggi sehingga para debitur mengurangi jumlah pinjamannya ke bank.
Total pinjaman pada kebijakan penyelamatan dilakukan, baik pada bank bermasalah berukuran besar maupun kecil memiliki kecenderungan mengalami
121.759.200,00 155.155.466,67
160.924.906,67
121.759.200,00 152.922.663,33
148.727.629,33
50.000.000,00 70.000.000,00
90.000.000,00 110.000.000,00
130.000.000,00 150.000.000,00
170.000.000,00 190.000.000,00
1 2
3
To ta
l Pi
n ja
m a
n Rp
Bulan
Kebijakan Penutupan Bank
Kebijakan Penyelamatan Bank
peningkatan. Hal ini disebabkan karena suku bunga kredit pada kebijakan penyelamatan pada kondisi tersebut cukup relatif rendah sehingga para debitur
tertarik untuk meminjam dana kepada bank.
Sumber : Data Hasil Percobaan
Gambar 4.13. Implikasi Kebijakan Penanganan Bank Bermasalah terhadap Total Pinjaman Ukuran Bank Bermasalah Besar
Besarnya pengaruh kebijakan penutupan bank bermasalah terhadap total pinjaman dengan mempertimbangkan ukuran bank bermasalah dapat terlihat dari
selisih total pinjaman antara kebijakan penutupan dan penyelamatan bank. Pada bank bermasalah berukuran besar Gambar 4.13, selisih total pinjaman antara
kebijakan penutupan dan penyelamatan lebih besar dibandingkan pada bank bermasalah berukuran kecil Gambar 4.14. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
yang lebih besar terhadap respon total pinjaman terjadi saat kebijakan penutupan bank dilakukan pada bank bermasalah berukuran besar.
124.160.000,00
67.751.302,67 86.276.688,45
124.160.000,00 141.290.469,33
169.635.454,87
50.000.000,00 70.000.000,00
90.000.000,00 110.000.000,00
130.000.000,00 150.000.000,00
170.000.000,00 190.000.000,00
1 2
3
To ta
l Pi
n ja
m a
n Rp
Bulan
Kebijakan Penutupan Bank
Kebijakan Penyelamatan
Bank
Sumber : Data Hasil Percobaan
Gambar 4.14. Implikasi Kebijakan Penanganan Bank Bermasalah terhadap Total Pinjaman Ukuran Bank Bermasalah Kecil
Secara umum, total pinjaman pada saat kebijakan penutupan bank bermasalah berukuran besar Gambar 4.13 relatif lebih rendah dibandingkan saat
kebijakan penutupan bank bermasalah berukuran kecil Gambar 4.14. Hal ini disebabkan oleh rata-rata suku bunga kredit saat kebijakan penutupan bank
bermasalah berukuran besar relatif lebih tinggi dibandingkan saat kebijakan
penutupan bank bermasalah berukuran kecil Gambar 4.9 dan Gambar 4.10.
Berdasarkan Gambar 4.13, total pinjaman saat kebijakan penutupan bank bermasalah berukuran besar mengalami penurunan yang signifikan pada bulan
kedua akibat tingginya suku bunga kredit dan rendahnya total dana yang dihimpun bank sehingga dana yang mampu disalurkan kepada debitur menjadi
terbatas. Pada bulan ketiga, total pinjaman mengalami sedikit peningkatan akibat total dana yang disalurkan kepada debitur mengalami peningkatan dibandingkan
bulan sebelumnya. Masing-masing perusahaan memprioritaskan berproduksi sebanyak-banyaknya dengan mengajukan pinjaman setinggi-tingginya untuk
121.759.200,00 127.645.269,33
115.878.394,67 121.759.200,00
158.818.357,33 175.373.451,27
50.000.000,00 70.000.000,00
90.000.000,00 110.000.000,00
130.000.000,00 150.000.000,00
170.000.000,00 190.000.000,00
1 2
3
To ta
l Pi
n ja
m a
n Rp
Bulan
Kebijakan Penutupan
Bank Kebijakan
Penyelamatan Bank
memperkuat permodalan, meskipun tingkat suku bunga kredit saat itu relatif tinggi secara umum.
Berdasarkan Gambar 4.14, total pinjaman pada kebijakan penutupan bank bermasalah berukuran kecil seperti Bank Century mengalami peningkatan pada
bulan kedua. Hal ini disebabkan karena pada bulan kedua, suku bunga kredit belum mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan bulan
sebelumnya. Pada bulan ketiga, total pinjaman mengalami penurunan yang signifikan akibat kenaikan suku bunga kredit pada bulan ketiga.
4.5. Implikasi Kebijakan terhadap Tingkat Pengangguran