4
B. JENIS-JENIS TANAMAN NILAM
Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis tanaman nilam yang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun, nilam aceh lebih dikenal dan telah ditanam secara meluas.
Selain itu, dikenal pula jenis nilam jawa dan nilam sabun. Secara garis besar, jenis nilam adalah sebagai berikut :
1. Nilam Aceh Pogostemon cablin Benth
Nilam aceh merupakan tanaman standar ekspor yang direkomendasikan karena memiliki aroma khas dan rendemen minyak keringnya tinggi, yaitu 2,5 - 5
dibandingkan jenis lain. Nilam aceh dikenal pertama kali dan ditanam secara meluas hampir diseluruh wilayah Aceh. Mangun 2005
2. Nilam Jawa Pogostemon Heymeatus Benth
Nilam jawa disebut juga nilam hutan. Nilam ini berasal dari India dan masuk ke Indonesia serta tumbuh meliar di beberapa hutan di wilayah Pulau Jawa. Jenis tanaman ini
hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5 - 1,5. Jenis daun dan rantingnyatidak memiliki bulu-bulu halus dan ujungnya agak meruncing. Mangun 2005
3. Nilam Sabun Pogostemon hortensis Backer
Zaman dahulu, tanaman ini sering digunakan untuk mencuci pakaian, terutama kain jenis batik. Jenis nilam ini hanya memilikikandungan mnyak sekitar 0,5 - 1,5. Selain
itu, komposisi kandungan minyak yang dimiliki dan dihasilkannya tidak baik sehingga minyak jenis nilam initidak memperoleh pasaran dalam bisnis minyak nilam. Oleh sebab
itu, nilam jawa dan nilam sabun tidak direkomendasikan sebagai tanaman komersial karena kandungan minyaknya relatif sangat sedikit. Selain itu, aroma yang dimiliki keduanya
berbeda dengan nilam aceh dan komposisi kandungan minyaknya tidak baik. Mangun 2005
C. VARIETAS NILAM ACEH
Seleksi terhadap 28 nomor nilam hasil eksplorasi ke berbagai daerah mendapatkan tiga varietas yang mempunyai produktivitas dan mutu minyak tinggi, yaitu Tapaktuan,
Lhokseumawe, dan Sidikalang. Dari hasil pengujian di beberapa lokasi, Tapaktuan menghasilkan minyak paling tinggi 375,76 kgha, jauh di atas produksi nasional 97,5 kgha. Kadar minyak
tertinggi dijumpai pada Lhokseumawe 3,21, dan untuk patchouli alkohol pada Sidikalang 34,97.
Di Sukamulya, Ciamis dan Cimanggu, rata-rata produksi terna kering tertinggi 13,28 tha dari dua kali panen dihasilkan oleh Tapaktuan, diikuti oleh Lhokseumawe 11,09 t ha,
Sidikalang 10,90 tha, dan klon lokal 7,66 tha. Kadar minyak tertinggi 3,21 terdapat pada Lhokseumawe Tabel 1. Varietas lainnya memiliki kadar minyak kurang dari 3, namun masih
termasuk tinggi 2,5
minyak Lhokse
ternany varieta
produk kadar
memili
D. MINY