29 lainnya terutama pada aroma musky. Kuadran negatif-positif memperlihatkan pengaruh
aroma dry. Aroma dry tidak berpengaruh terhadap ketiga sampel minyak nilam. Pengelompokan aroma minyak nilam menggunakan PCA, menunjukkan bahwa
aroma minyak nilam dipengaruhi oleh varietas tanaman nilam tersebut. Pembudidayaan yang seragam dapat meminimalisasi kesalahan sistematis.
C. ANALISIS GC-MS
Analisis GC-MS digunakan untuk mengetahui komponen volatil yang terkandung di dalam minyak nilam. Pembahasan analisis GC-MS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu identifikasi
dan karakterisasi komponen volatil minyak nilam, analisis statistik data hasil GC-MS, serta hubungan antara deskripsi aroma dan komponen volatil minyak nilam.
1. Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Volatil Minyak Nilam
Ketiga sampel minyak nilam yang akan dianalisis dengan menggunakan GC-MS dimasukan ke dalam vial 2 mL. Sebelumnya ketiga sampel minyak nilam telah diberi
Na
2
SO
4
anhidrat untuk memastikan tidak ada air yang terkandung di dalam minyak nilam tersebut. Analisis dengan menggunakan GC-MS dilakukan di Laboratorium Flavor Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi BB Padi Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Setiap sampel diinjeksikan dilakukan secara duplo dua kali ulangan. Sebelum dan sesudah
menginjeksikan sampel, dilakukan penginjeksian blank kosong dengan tujuan untuk membersihkan kolom. Kolom yang digunakan adalah DB-5 dan banyaknya sampel yang
diinjeksikan sebanyak 2µL. Data hasil GC-MS tersajikan dalam bentuk kromatogram yang berisi peak-peak
yang mungkin merupakan komponen volatil minyak nilam. Spektra massa masing-masing peak dicek dan dicocokkan dengan kemungkinan komponen yang muncul dari library. Tiap-
tiap kemungkinan komponen tersebut dihitung nilai LRI dan dicocokkan dengan literatur. Spektra massa yang baik dan memiliki nilai LRI yang sesuai dapat diidentifikasi sebagai
komponen volatil yang diduga. Spektra massa yang baik namun tidak memiliki nilai LRI yang sesuai tetap dianggap sebagai komponen yang terdeteksi namun belum teridentifikasi.
Persentase area relatif komponen minyak nilam dari tiap sampel diperoleh dari perbandingan luas area peak suatu komponen terhadap luas total area seluruh peak yang
terdeteksi. Kromatogram yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 15. Dari 108 komponen volatil yang terdeteksi, dihasilkan 23 komponen volatil dengan persentase area relatif lebih
dari 0,5 untuk diolah lebih lanjut dengan menggunakan PCA dan cluser analysis. Komposisi senyawa minyak nilam dengan rata-rata persentase area relatif lebih dari 0.5
dapat dilihat pada Tabel 10.
30 Gambar 15. Kromatogram Tiga Varietas Minyak Nilam Atas-Bawah: Lhoksumawe,
Sidikalang, Tapaktuan
31 Tabel 11. Komposisi Senyawa Minyak Nilam dengan Rata-rata Persentase Area Relatif Lebih dari 0.5
No Nomor Peak
LRI Komponen
Persentase Area Relatif LRI Exp
LRI Ref Lhoksumawe Sidikalang Tapaktuan
1 35
1383 1380
-Patchoulene 2,59 2,46
2,44 2
36 1388
1391 -Elemene 1,19
1,17 1,24
3 40
1413 1429
Thujopsene 0,93 1,00
0,95 4
41 1421
1418 -Caryophyllene 3,58
3,31 3,17
5 43
1442 1439
α-Guaiene 12,08 11,70
11,54 6
44 1451
Sesquiterpene_1 7,67 8,10
7,77 7
45 1457
1454 α-Humulene 0,79
0,74 0,75
8 46
1464 1456
α-Patchoulene 5,17 5,04
5,03 9
47 1466
Sesquiterpene_2 1,95 1,90
1,92 10
48 1469
1460 Seychellene 1,72
1,75 1,70
11 49
1476 1461 allo-aromadendrene
0,60 0,72 0,61 12
52 1489
1485 -Selinene 0,77
0,73 0,73
13 53
1499 1494
α-Selinene 3,97 3,87
3,93 14
54 1511
1505 α-Bulnesene 12,52
12,25 12,19
15 66
1562 1556 Germacrene
B 1,27 1,18
1,11 16
68 1572
1576 Spathulenol 0,43
0,64 0,56
17 70
1584 1581 Caryophyllene
oxide 1,04
1,26 1,19 18
74 1615
Oxygenated sesquiterpene_5 0,65
0,52 0,62
19 75
1619 1616 Isoaromadendrene
epoxide 0,51
0,45 0,52
20 76
1628 Hydroxy sesquiterpene_1
1,16 1,17
1,28 21
77 1632
Unknown_9 0,51 0,63
0,37 22
83 1677
1659 Patchouli alcohol
31,06 31,57 31,84
23 89
1705 Unknown_14
0,39 0,63
0,58 Keterangan: Sumber LRI Adams 1996, Su, et.al 2006, Yang, et.al 2010, Zhannan, et.al 2008
31
32 Berdasarkan persentase area relatif pada Tabel 11. dapat dilihat bahwa
α-guaiene, α- bulnesene, dan patchouli alcohol memiliki persentase area relatif lebih dari 10.
Kandungan α-guaiene dan α-bulnesene tertinggi terdapaat pada varietas Lhoksumawe,
sedangkan kandungan patchouli alcohol tertinggi terdapat pada varietas Tapaktuan. Patchouli alcohol merupakan komponen utama yang dijadikan standar mutu minyak nilam.
Minyak nilam dapat dikatakan bermutu baik apabila kadar patchouli alcohol yang terkandung lebih dari 30 SNI 06-2385-2006. Pada penelitian ini, kadar patchouli alcohol
pada ketiga sampel minyak nilam lebih dari 30. Kadar tertinggi terdapat pada varietas Tapaktuan 31,84, diiikuti oleh varietas Sidikalang 31,57 dan varietas Lhoksumawe
31,06. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Nuryani 2009 yang menunjukkan bahwa varietas Tapaktuan memiliki kadar patchouli alcohol tertinggi yaitu sebesar 33,21, diikuti
varietas Sidikalang 32,95 dan varietas Lhoksumawe 32,65. Komponen utama lain selain patchouli alcohol, yaitu -Patchoulene, -Elemene, -Caryophyllene,
α-Patchoulene, Seychellene,
α-Selinene, Germacrene B, Caryophyllene oxide memiliki persentase area relatif lebih dari 1 pada ketiga sampel minyak nilam. Thujopsene memiliki persentase area
relatif sebesar 1 pada varietas Sidikalang, sedangkan pada varietas lainnya tidak sehingga dapat dikatakan Sidikalang memiliki aroma yang lebih beragam dibandingkan dua varietas
lainnya. Berdasarkan Tabel 11. dapat dilihat pula terdapat dua komponen sesquiterpene, satu
komponen oxygenated sesquiterpene, satu komponen hydroxy sesquiterpene, dan 2 komponen yang tak teridentifikasi unknown. Penamaan komponen dengan nama
sesquiterpene, oxygenated sesquiterpene, dan hydroxy sesquiterpene didasarkan pada Mass Spectrometry MS yang ada pada peak kromatogram. MS yang muncul dapat dikatakan
bagus, namun tidak tersedia komponen yang sesuai pada library NIST. Sebagai alternatif penamaan komponen, dilakukan identifikasi berdasarkan MS dan bobot molekul MW
komponen tersebut. Bobot molekul Sesquiterpene sebesar 204, Sesquiterpene oxide 202, 206 dan 220 dengan MS awal 41, sedangkan hydroxy sesquiterpene 220 dengan MS awal 43
dan 222. Secara umum persentase area relatif komponen volatil pada ketiga sampel varietas
minyak nilam hampir sama. Hal ini dikarenakan komponen yang dimasukkan dalam tabel hanya komponen yang memiliki luas area relatif lebih dari 0,5. Perbedaan yang sangat
signifikan terlihat pada identifikasi ketiga sampel varietas minyak nilam tanpa adanya batasan minimal persentase area relatif Tabel 12. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa
komponen isoterpinolene, cis-thujone, isophorone, 4-oxoisophorone, trans-pinocarveol, limonene oxide, trans-, citronellal, menthone, isomenthone, verbenone, camphor, pulegone,
nonanol acetate, citronellyl acetate, α-cubebene, eugenol, neryl acetate, geranyl acetate,
germacrene D, α-cadinene, dan germacrene B merupakan komponen yang berbeda pada
ketiga sampel. Namun secara umum, varietas Sidikalang merupakan sampel yang memiliki komponen paling beragam dibandingkan dua varietas lainnya. Hal ini mungkin yang
menjadi alasan bahwa tanaman nilam yang paling paling dikembangkan adalah nilam aceh varietas Sidikalang. Selain memiliki komponen volatil yang lebih beragam, varietas
Sidikalang ternyata juga memiliki ketahanan yang paling baik terhadap hama. Nuryani, 2007
33 Tabel 12. Identifikasi lengkap komponen volatil minyak nilam
Nomor Peak
LRI Komponen
Persentase Luas Area LRI Exp
LRI Ref Lhoksumawe Sidikalang Tapaktuan
1 925 939
α-Pinene 0,00 0,00
2 948 961
Benzaldehyde 0,01 0,00
0,00 3 970
980 -Pinene
0,02 0,01 0,00
4 1019 1031
Limonene 0,02 0,01
5 1079 1088
Isoterpinolene 0,00
6 1085 1098
Linalool 0,01 0,00
0,00 7 1102
1102 cis-Thujone
0,00 0,00 8 1113
1118 Isophorone
0,00 9 1132
4-Oxoisophorone 0,00 0,00
10 1134 1139
trans-Pinocarveol 0,00
11 1137
1139 Limonene oxide, trans-
0,00 12 1138
1153 Citronellal
0,00 13 1146
1154 Menthone
0,00 14 1153
Unknown_1 0,00 0,00
0,00 15 1157
1164 Isomenthone
0,00 16 1171
1177 4-Terpineol
0,01 0,01 0,01
17 1183 1189
α-Terpineol 0,00 0,00
0,00 18
1191 1134
Limonene oxide, cis- 0,01 0,01
0,01 19 1199
Unknown_2 0,00 0,00
0,00 20 1205
1204 Verbenone
0,00 0,00 21 1214
1228 Citronellol
0,03 0,00 0,00
22 1240 1228
Camphor 0,03
23 1242 1237
Pulegone 0,00 0,01
33
34 24 1281
1285 Safrole
0,01 0,00 0,00
25 1295 1312
Nonanol acetate
0,00 26 1310
Dodecamethylcyclohexasiloxane 0,02 0,01
0,01 27 1324
Unknown_3 0,00 0,00
0,01 28 1332
1339 δ-Elemene
0,20 0,19 0,20
29 1338 1354
Citronellyl acetate
0,01 0,00 30 1344
1351 α-Cubebene
0,00 0,00 31 1347
1356 Eugenol
0,01 0,01 32 1368
1365 Neryl
acetate 0,02 0,01
33 1369 1383
Geranyl acetate
0,27 34 1373
1376 α-Copaene
0,01 0,01 0,01
35 1383 1380
-Patchoulene 2,59 2,46
2,44 36 1388
1391 -Elemene
1,19 1,17 1,24
37 1401 1409
α-Gurjunene 0,01 0,02
0,02 38 1403
Unknown_4 0,00 0,01
39 1406 1407
Isocaryophillene 0,03 0,03
0,04 40 1413
1431 Thujopsene
0,93 1,00 0,95
41 1421 1418
-Caryophyllene 3,58 3,31
3,17 42 1432
1433 -Elemene
0,04 0,04 0,04
43 1442 1439
α-Guaiene 12,08 11,70
11,54 44 1451
Sesquiterpene_1 7,67 8,10
7,77 45 1457
1454 α-Humulene
0,79 0,74 0,75
46 1464 1456
α-Patchoulene 5,17 5,04
5,03 47 1466
Sesquiterpene_2 1,95 1,90
1,92 48 1469
1460 Seychellene
1,72 1,75 1,70
49 1476 1461
allo-aromadendrene 0,60 0,72
0,61 50 1479
1473 -Gurjunene
0,13 0,18 0,21
34
35 51 1481
1480 Germacrene
D 0,13
52 1489 1485
-Selinene 0,77 0,73
0,73 53 1499
1494 α-Selinene
3,97 3,87 3,93
54 1511 1505
α-Bulnesene 12,52 12,25
12,19 55 1515
1520 Myristicin
0,45 0,26 0,30
56 1521 1518
α-Panasinsen 0,36 0,33
0,35 57 1527
1542 Selina-3,711-diene
0,07 0,07 0,07
58 1533 Oxygenated
sesquiterpene_1 0,06 0,09
0,06 59 1535
1538 α-Cadinene
0,03 60 1539
Oxygenated sesquiterpene_2
0,04 0,05 0,04
61 1546 1549
Elemol 0,11 0,12
0,12 62 1553
Oxygenated sesquiterpene_3
0,09 0,11 0,10
63 1558 1556
Germacrene B
0,04 0,04 64 1562
Oxygenated sesquiterpene_4
1,27 1,18 1,11
65 1567 Oxygenated
sesquiterpene_5 0,11 0,14
0,13 66 1572
1576 Spathulenol
0,43 0,64 0,56
67 1577 Oxygenated
sesquiterpene_6 0,05 0,06
0,05 68 1584
1581 Caryophyllene
oxide 1,04 1,26
1,19 69 1596
Unknown_5 0,29 0,35
0,34 70 1606
Oxygenated sesquiterpene_7
0,09 0,17 71 1610
1590 Viridiflorol
0,15 0,20 0,24
72 1615 Oxygenated
sesquiterpene_8 0,65 0,52
0,62 73 1619
1616 Isoaromadendrene
epoxide 0,51 0,45
0,52 74 1628
Hydroxy sesquiterpene_1
1,16 1,17 1,28
75 1632 Hydroxy
sesquiterpene_2 0,51 0,63
0,37 76 1638
Hydroxy sesquiterpene_3
0,44 77 1643
Hydroxy sesquiterpene_4
0,29 0,32 0,23
35
36 78 1649
Sesquiterpene_3 0,19 0,20
0,16 79 1653
Hydroxy sesquiterpene_5
0,00 0,16 0,19
80 1658 Hydroxy
sesquiterpene_6 0,49 0,47
0,43 81 1677
1659 Patchouli
alcohol 31,06 31,57
31,84 82 1681
Oxygenates sesquiterpene_9
0,32 0,42 0,43
83 1684 1700
n-Heptadecane 0,17
84 1690 Oxygenated
sesquiterpene_10 0,10 0,12
0,12 85 1695
Unknown_6 0,09 0,11
0,14 86 1697
Oxygenated sesquiterpene_11
0,14 0,13 0,17
87 1705 Unknown_7
0,39 0,63 0,58
88 1710 Unknown_8
0,09 0,13 0,12
89 1716 Unknown_9
0,10 0,10 0,13
90 1720 Unknown_10
0,25 0,20 0,26
91 1730 Hydroxy
sesquiterpene_7 0,34 0,31
0,37 92 1735
Unknown_11 0,16 0,21
0,23 93 1740
Unknown_12 0,07 0,19
0,12 94 1744
Unknown_13 0,03 0,04
95 1747 Unknown_14
0,05 0,04 0,04
96 1752 Unknown_15
0,10 0,08 0,10
97 1759 Unknown_16
0,04 0,06 0,06
98 1772 Hydroxy
sesquiterpene_8 0,10 0,11
0,13 99 1778
1756 Aristolone
0,21 0,27 0,27
100 1784 Unknown_17
0,07 0,06 0,07
101 1797 Unknown_18
0,04 0,05 0,05
102 1800 Unknown_19
0,03 0,04 0,04
103 1809 Unknown_20
0,04 0,06 0,07
104 1814 1800
Nootkatone 0,06 0,06
0,07 36
37 105 1829
Hexahydrofarnesyl acetone 0,06 0,08
0,10 106 1905
3-Methyl-2-3,7,11-trimethyldodecyl furan 0,01 0,01
0,01 107 1931
1944 Isophytol
0,00 0,00 0,01
108 2000 1949
Phytol 0,13 0,17
0,28 Keterangan: Sumber LRI Adams 1996, Su, et.al 2006, Yang, et.al 2010, Zhannan, et.al 2008
37
38
2. Analisis Data Komponen Volatil