38
2. Analisis Data Komponen Volatil
Identifikasi komponen volatil nilam akan dikelompokan berdasarkan komponen aroma yang mewakili dengan menggunakan Principal Component Analysis PCA, dan
biplot melalui software MINITAB 16. Software tersebut dapat mengelompokkan 108 komponen aroma minyak nilam yang terdeteksi, namun untuk memudahkan dalam
menginterpretasikan data yang diperoleh digunakan data identifikasi komponen aroma minyak nilam dengan luas area minimal sebesar 5. Sebanyak 23 komponen aroma minyak
nilam diolah menggunakan PCA. Pengelompokan menggunakan PCA merupakan pengelompokan berdasarkan
keragaman data yang menghasilkan grafik scree plot, score plot, loading plot, dan biplot. Berdasarkan nilai eigen yang dihasilkan, komponen yang dapat diambil sebanyak dua buah
karena terdapat dua buah komponen yang memiliki nilai eigen lebih dari satu. Hal yang serupa juga terlihat pada grafik scree plot. Grafik scree plot komponen volatil minyak nilam
pada Lampiran 27 menunjukkan komponen yang harus diambil berjumlah dua komponen karena terdapat dua titik pada grafik sebelum grafik menunjukkan kecenderungan linier.
Komponen utama yag dapat diambil dengan melihat nilai kumulatifnya berjumlah dua komponen karena terdapat dua komponen, yakni komponen utama satu dan komponen
utama dua yang telah memiliki nilai kumulatif lebih dari 70. Nilai eigen dan persentase ragam kumulatif komponen volatil minyak nilam dapat dilihat pada Tabel 13. Hasil PCA
mempu menjelaskan 100 dari total keragaman yang ada dengan proporsi 66,4 untuk komponen utama satu dan 33,6 untuk komponen utama dua.
Tabel 13. Nilai Eigen dan Persentase Ragam Kumulatif Komponen Volatil Minyak Nilam PC1 PC2 PC3
Eigenvalue 15,271 7,729 0,000
Proportion 0,664 0,336 0,000
Cumulative 0,664 1,000 1,000 Gambar score plot memberikan informasi mengenai komponen utama satu dan
komponen utama dua yang menerangkan hubungan antarsampel. Sampel yang diplotkan dalam satu kuadran mempunyai deskripsi yang sama sedangkan sampel yang berada pada
lokasi kuadran yang berlawanan mempunyai deskripsi yang berbeda. Dari gambar score plot komponen volatil minyak nilam pada Lampiran 28 dapat dilihat bahwa Minyak Nilam
Varietas Lhoksumawe, Sidikalang, dan Tapaktuan terletak pada kuadran yang berbeda-beda sehingga ketiga sampel tersebut cenderung tersusun atas komponen volatil yang berbeda
pula. Gambar loading plot pada Lampiran 29 memberikan informasi mengenai hubungan antaravariabel komponen volatil. Atribut yang memiliki nilai keragaman yang kecil
digambarkan sebagai vektor yang pendek sedangkan atribut yang memiliki nilai keragaman yang besar digambarkan sebagai vektor yang panjang. Dari loading plot tersebut, secara
visual dapat dilihat bahwa semua komponen memiliki garis yang hampir sama panjang yang artinya intensitas atribut tersebut memiliki keragaman yang hampir sama pada ketiga
sampel. Loading plot juga memberikan informasi mengenai hubungan antaratribut. Atribut yang digambarkan pada kuadran atau daerah yang sama memilliki korelasi positif. Contoh
atribut aroma yang memiliki korelasi positif, antara lain ß-elemene dan α-selinene, α-
patchoulene dan α-patchoulene, patchouli alcohol dan hydroxy sesquiterpene_1, serta allo-
aromadendrene dan thujopsene. Di sisi lain, atribut yang digambarkan dalam kuadran yang
39 berbeda memiliki korelasi negatif, contohnya germacrene B dan isoaromadedrene epoxide,
α-selinene dan patchouli alcohol, patchouli alcohol dan allo-aromadendrene, seychellene dan ß-caryophyllene.
Grafik score plot yang digabungkan dengan loading plot akan menghasilkan grafik biplot. Grafik biplot atribut komponen volatil dapat dilihat pada Gambar 16.
5 4
3 2
1 -1
-2 -3
-4 3
2 1
-1 -2
-3
First Component 66.4 S
e c
o n
d C
o m
p o
n e
n t
3 3
.6
Unk now n_7 Patchouli alcohol
Hy droxy sesquiterpene_2 Hy droxy sesquiterpene_1
I soaromadendrene epoxide Oxy genated sesquiterpene_8
Cary ophy llene oxide Spathulenol
Germacrene B a-Bulnesene
a-Selinene
ß-Selinene allo-aromadendrene
Sey chellene Sesquiterpene_2
a-Patchoulene a-Humulene
Sesquiterpene_1 a-Guaiene
ß-Cary ophy llene Thujopsene
ß-Elemene
ß-Patchoulene
Sidikalang Lhoksumawe
Tapaktuan
Gambar 16. Biplot Komponen Volatil Minyak Nilam Grafik ini memberikan informasi hubungan antara sampel dengan komponen
volatilnya. Dilihat dari kuadran komponen satu positif-komponen dua negatif, minyak nilam varietas Tapaktuan dikelompokkan berdasarkan komponen volatil patchouli alcohol,
hydroxy sesquiterpene_1, dan unknown_7. Dilihat dari kuadran komponen satu negatif- komponen dua postif, minyak nilam varietas Sidikalang dikelompokkan berdasarkan
komponen volatil -gurjunene, allo-aromadendrene, seychellene, thujopsene, spathulenol, caryophyllene oxide, sesquiterpene_1, dan hydroxy sesquiterpene_2. Kuadran satu negatif-
kuadran dua negatif memperlihatkan minyak nilam varietas Lhoksumawe dikelompokkan berdasarkan komponen
α-patchoulene, ß-selinene, ß-patchoulene, α-humulene, α-bulnesene, α-guaiene, ß-caryophyllene, dan germacrene B. Sementara itu, dilihat dari kuadran satu
positif-kuadran dua positif komponen α-selinene, isoaromadendrene epoxide,
sesquiterpene_2, dan hydroxy sesquiterpene_8 tidak masuk ke dalam kelompok pada ketiga varietas minyak nilam.
Pengelompokkan yang terjadi menunjukkan bahwa ketiga sampel varietas minyak nilam memiliki karakter komponen aroma volatil yang hampir sama. Apabila dibuat
diagram batang dari sepuluh komponen dengan persentase area relatif terbesar, dapat terlihat kedekatan persentase area relatif dari sampel yang diujikan. Berdasarkan diagram batang
yang dihasilkan, dapat terlihat bahwa komponen volatil pada ketiga sampel memiliki
int uta
G
ya alc
dim 2
alc ad
D. KOR