6 dan mencegah penguapan zat pewangi sehingga bau wangi tidak cepat hilang atau lebih tahan
lama. Minyak nilam terdiri dari komponen bertitik didih tinggi seperti patchouli alkohol, patchoulen, kariofilen dan non patchoulenol yang berfungsi sebagai zat pengikat dan belum
dapat digantikan oleh zat sintetik. Hidayat 2010
Gambar 3. Minyak Nilam Hidayat 2010
E. KOMPONEN VOLATIL MINYAK NILAM
Pada proses identifikasi pada minyak nilam, diketahui bahwa komponen volatil minyak nilam menurut Lawrence et al dalam PROSEA 1999 ialah patchouli alcohol, bulnesene,
seychellene, patchoulene, caryophyllene, cadinene, pogostol, caryophyllene oxide, norpatchoulenol, elemene, gurjunene, pinene, 1,10-epoxy-alpha-bulenesene, cycloseychellene,
dan 1,5-epoxy-alpha guaiene. Bunrathep et.al. 2006 mengidentifikasi minyak nilam dari tanaman nilam yang dikembangkan di Chulalongkorn terdiri dari komponen
δ-elemene, - patchoulene, -elemene, cis thujopsene, trans-caryophyllene,
α-guaiene, -patchoulene, α- humulen,
α-patchoulene, seychellene, valencene, germacrene D, -selinene, α-selinene, viridiflorence, germacrena A,
α-bulenesene, 7-epi-α-selinene, longipinanol, globulol, patchouli alcohol, dan 1-octen-3 ol.
F. QUANTITATIVE DESCRIPTIVE ANALYSIS QDA
Analisis QDA merupakan analisis deskripsi yang muncul pada tahun 1970-an. Analisis ini digunakan untuk mengukur atribut sensori oleh masing-masing panelis lalu menghasilkan
rata-rata atribut sensori. Pigott et al. 1998. Analisis ini meliputi seleksi panelis, pelatihan panelis, dan pengujian. Seleksi panelis merupakan aspek yang kritis dalam analisis deskriptif
Meilgaard et al. 1999. Calon panelis yang baik harus dapat mendeskripsikan atribut flavor yang
dihasilkan dan dapat membedakan antara aroma dan rasa. Kesehatan yang baik, motivasi yang
tinggi, dan biasa menggunakan produk yang diujikan adalah karakteristik calon panelis yang baik. Panelis yang lolos seleksi selanjutnya dilakukan pelatihan untuk menghasilkan sekelompok
panelis yang kemudian fungsinya dapat dianalogikan dengan instrumen dalam mengevaluasi flavor suatu produk Drake Civille 2003.
Tahap-tahap seleksi panelis terdiri dari tahap penyaringan screening, uji ketepatan acuity test, uji rankingrating, dan personal interview Meilgaard et al., 1999. Menurut Stone
Sidel 2004, tahap penyaringan bertujuan untuk mengeliminasi kandidat panel yang tidak sensitif, mengetahui kandidat panel yang memiliki kemampuan sensori yang sangat sensitif dan
dapat dipercaya, dan membiasakan kandidat panel dengan atribut sensori produk. Uji ketepatan untuk kandidat panel harus mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk mendeteksi dan
menjelaskan karakteristik sensori secara kualitatif; mendeteksi dan menggambarkan perbedaan
7 secara kuantitatif Meilgaard et al. 1999. Metode uji yang digunakan untuk uji deteksi secara
kualitatif adalah identifikasi aroma dasar, sedangkan uji deteksi secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji segitiga atau uji duo trio untuk mendeteksi perbedaan yang kecil serta
mendeskripsikan kunci perbedaan dari atribut sensori yang ada. Uji ratingranking digunakan untuk menentukan kemampuan panelis dalam membedakan penilaian intensitas atribut sensori
yang diberikan Meilgaard et al. 1999. Personal interview dilakukan untuk mengetahui kemauan, keseriusan, minat, rasa percaya diri, dan waktu luang calon panelis.
Selama melakukan pelatihan, panelis akan dibantu oleh seorang panel leader. panel leader adalah seorang sensori profesional yang memiliki kemampuan lebih baik dari anggota
panel. Panelis yang ideal untuk panelis telatih adalah sebanyak 8-12 orang. Panelis akan memberikan istilah-istilah tertentu untuk mendeskripsikan produk. Panel leader berperan
sebagai fasilitator agar diskusi berjalan dengann baik. Para panelis menentukan urutan munculnya atribut. Selain itu, panelis berlatih merating produk supaya terbiasa dengan proses
analisis deskipsi dan memperoleh kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka Drake Civille 2003. Data diperoleh dari scoresheet dengan menggunakan skala garis yang diberi batas
pada setiap akhir garis. Panelis memberi tanda garis pada skala garis. Selanjutnya tanda diubah menjadi nilai numerik dengan mengukur respons pada skala garis dengan menggunakan
penggaris, digitizer, atau dengan sistem komputer Drake Civille 2003. Analisis sensori deskriptif memberikan informasi bagi para ahli sensori untuk
memperoleh deskripsi produk secara lengkap, danatau menentukan atribut sensori mana yang penting dalam penerimaan konsumen Stone Sidel 2004. Analisis deskriptif berguna untuk
mengevaluasi perubahan sensori dari waktu ke waktu dengan memperhatikan keadaan sebelum dan sesudah panen serta umur simpan beras Meilgaard et al. 1999. Sejauh ini, belum ada
penelitian mengenai analsis deskriptif minyak nilam. Oleh karena itu, analisis deskriptif minyak nilam sangat diperlukan.
G. GAS CHROMATOGRAPHY-MASS SPECTROMETRY GC-MS