Pengetahuan digolongkan menjadi dua jenis, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Pengertian tacit knowledge adalah pengetahuan yang
dimiliki seseorang dan sangat sulit untuk diformalisasikan, sulit dikomunikasikan atau dibagi dengan orang lain, serta pemahamannya masih
bersifat subjektif. Sedangkan explicit knowledge merupakan pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam kata-kata, dapat dijumlah serta dapat dibagi
dalam bentuk data, formula ilmu pengetahuan, spesifikasi produk, manual- manual, prinsip-prinsip universal dan senantiasa siap untuk ditransfer
kepada orang lain secara formal dan sistematik Sangkala, 2007. Riset Delphi Group menunjukan bahwa knowledge dalam organisasi
tersimpan dalam struktur dengan proporsi 42 persen dipikiran otak karyawan, 26 persen dokumen kertas, 20 persen dokumen elektronik dan 12
persen knowledge base elektronik Setiarso et,al. 2007.
2.2. Manajemen Pengetahuan
Horwitch dan Armacost 2002 mendefinisikan manajemen
pengetahuan sebagai pelaksanaan, penciptaan, penangkapan, pentransferan dan pengaksesan pengetahuan dan informasi yang tepat ketika dibutuhkan
untuk membuat keputusan yang lebih baik, bertindak tepat serta memberikan hasil dalam rangka mendukung strategi bisnis.
Menurut Davidson dan Voss 2002, manajemen pengetahuan merupakan suatu sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap
pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja perusahaan. Manajemen pengetahuan juga didefinisikan sebagai
pelaksanaan penciptaan, penangkapan, pentrasferan dan pengaksesan pengetahuan dan informasi yang tepat ketika dibutuhkan untuk membuat
keputusan yang lebih baik, bertindak tepat serta memberikan hasil dalam rangka mendukung strategi bisnis. Selanjutnya Davidson dan Voss juga
menyatakan bahwa manajemen pengetahuan merupakan suatu proses yang menyediakan cara, sehingga perusahaan dapat mengenali dimana aset
intelektual kunci berada, menangkap ukuran aset intelektual yang relevan untuk dikembangkan.
Munir 2008 menjelaskan bahwa isu utama manajemen pengetahuan adalah perilaku, yaitu membuat anggota organisasi aktif berbagi
pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan dirinya serta unit kerjanya dengan mengombinasikan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan yang
baru, dan penggunaan teknologi berbasis komputer hanya salah satu dari aktifitas manajemen pengetahuan dan sistem teknologi informasi yang
digunakan oleh perusahaan merupakan suatu infrastruktur untuk menunjang manajemen pengetahuan.
Berbagai ahli mengemukakan definisi mengenai manajemen pengetahuan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
Tannebaum dalam Sangkala 2007 menjelaskan pemahaman mengenai manajemen pengetahuan yang lebih komprehensif, yaitu:
1. Manajemen pengetahuan mencakup pengumpulan, penyusunan, penyimpanan
dan pengaksesan informasi untuk membangun pengetahuan. Pemanfaatan teknologi informasi seperti komputer yang
dapat mendukung manajemen pengetahuan, namun teknologi informasi tersebut bukanlah manajemen pengetahuan.
2. Manajemen pengetahuan mencakup berbagi pengetahuan sharing knowledge. Tanpa berbagi pengetahuan, upaya manajemen pengetahuan
akan gagal. Kultur perusahaan, dinamika dan praktik seperti sistem penggajian dapat mempengaruhi berbagi pengetahuan. Kultur dan aspek
sosial dari manajemen pengetahuan merupakan tantangan yang signifikan.
3. Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang. Pada suatu saat, organisasi membutuhkan orang yang kompeten untuk memahami
dan memanfaatkan informasi dengan efektif. Organisasi terkait dengan individu untuk melakukan inovasi dan memberi petunjuk kepada kepada
organisasi. Organisasi juga terkait dengan persoalan keahlian yang menyediakan input untuk menerapkan manajemen pengetahuan. Oleh
karena itu, organisasi harus mempertimbangkan bagaimana menarik, mengembangkan dan mempertahankan pengetahuan anggota sebagai
bagian dari domain manajemen pengetahuan.
4. Manajemen pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitas organisasi. Kita berkonsentrasi pada manajemen pengetahuan karena
dipercaya bahwa manajemen pengetahuan dapat memberikan kontribusi kepada vitalitas dan kesuksesan perusahaan. Upaya untuk mengukur
modal intelektual dan untuk menilai efektivitas manajemen pengetahuan harus dapat membantu kita memahami secara luas pengelolaan
pengetahuan yang telah dilakukan. Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan, manajemen
pengetahuan merupakan suatu proses dan seni dalam mengelola perusahaan dengan melaksanakan penciptaan, pengumpulan dan pentransferan
pengetahuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif sehingga memberikan hasil dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Perusahaan
harus menerapkan manajemen pengetahuan untuk menciptakan keunggulan perusahaan yang berdaya saing tinggi serta mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini akan membawa perusahaan kepada perusahaan yang terdepan dalam inovasi dan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam pengetahuannya Sangkala, 2007.
2.3. Penerapan Manajemen Pengetahuan Melalui SECI Model