Proses SECI Model PT Krakatau Steel Persero Tbk

management Krakatau Steel KMKS di keluarkan melalui Surat keputusan Direksi PT Krakatau Steel Persero Tbk No.79CDU-KSKpts2010 tentang kebijakan knowledge manajemen dan Surat Keputusan Direktur SDM Umum PT Krakatau Steel Persero Tbk No.60DIR.SDMU- KSKpts2011.Tahun 2011 untuk pertama kalinya PT Krakatau Steel Persero Tbk menjadi finalis MAKE Most Admire Knowledge Enterpise Nasional dan perusahaan juga berhasil masuk kembali menjadi finalis MAKE 2012.

4.3. Proses SECI Model PT Krakatau Steel Persero Tbk

Proses Manjemen Pengetahuan PT Krakatau Steel Persero Tbk telah menerapkan proses digital dengan basis teknologi informasi dalam pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan manajemen pengetahuan terdapat proses SECI Model yang meliputilima fase penerapan manajemen pengetahuan. 1. Proses socialization meliputi fase pertama yaitu akuisisi pengetahuan atau pengumpulan pengetahuan yang berasal dari karyawan PT Krakatau Steel Persero Tbk, baik itu karyawan yang masih bekerja atau karyawan yang sudah akan pensiun melalui sebuah sharing langsung. Pelaksanaan sharing knowledge ini sudah menjadi kewajiban bagi karyawan karena tertera dalam surat keputusan direksi mengenai knowledge management dilakukan setiap dua hari dalam seminggu hari kerja. Begitu pula dengan karyawan yang akan pensiun diwajibkan untuk melakukan sharing knowledge yang dimiliki dalam tiga bulan terakhir sebelum pensiun. Pengetahuan juga dapat dikumpulkan melalui ekspert sebagai narasumber seminar atau pelatihan yang dilakukan, serta bisa dengan pengambilan video demo kerja atau story telling. Selanjutnya dalam proses sosialization ini juga terjadi fase kedua yaitu pengolahan atau pembentukkan pengetahuan yang dibedakan dengan mengklasifikasikan atau pengkategorian pengetahuan sesuai kepentingan. 2. Proses externalization perusahaan terjadi fase penyimpanan pengetahuan dimana dilakukan distribusi pengetahuan yang telah diolah karyawan dengan share atau menuliskan hasil prsedur kerja, sop, regulasi juga video kerja kedalam akunnya masing-masing. 3. Proses combination, yaitu terjadi fase pemindahan pengetahuan berupa hasil video rekaman atau demo pekerjaan, story telling, SOP, regulasi juga petunjuk kerja yang ada pada tiap-tiap akun karyawan dibidangnya masing-masing kedalam web intranet perusahan yaitu web KMKS Knowledge Management Krakatau Steel sebagai aset pengetahuan perusahaan. Seluruh karyawan diberbagai bidang pun bisa mengakses informasi yang diperlukan, bukan hanya informasi mengenai pengetahuan dibidangnya saja tetapi juga pengetahuan dibidang yang lain karena telah tersedia keseluruhan pada web KMKS. 4. Proses internalization merupakan fase penerapan atau pengaplikasian pengetahuan. Karyawan mempunyai kewajiban untuk melakukan sharing knowledge, sehingga setiap karyawan harus mengakses web KMKS untuk menambah pengetahuannya. Karyawan dengan memanfaatkan admin yang ada pada web KMKS bisa melakukan learning by doing melalui tools yang ada, yaitu baik melalui K- Repository, K-Library, Vodcast Video, strory telling. Demo kerja, K- Sharing forum diskusi online dan K-External Objective sharing dengan vendor, customer, stake holder. Selain itu pembelajaran juga dapat diberikan melalui seminar atau pelatihan oleh ekspert kepada karyawan lain yang materinya berasal dari data web KMKS baik berupa video demo kerja ataupun narasi, sehingga parakaryawan bisa langsung mengetahui bagaimana mempraktekkan hal tersebut ketika bekerja. Penerapan manajemen pengetahuan berbasis teknologi informasi melalui situs web Knowledge Management Krakatau Steel KMKS ini pastinya memerlukan pihak-pihak yang terlibat. Unit-unit yang terlibat perannya dalam Pengelolaan web KMKS adalah: 1. Dinas KMKS Knowledge Management Krakatau Steel pada divisi HCTEC Human Capital Training Education Center Direktorat SDM. Bertanggungjawab atas teknis, konten isi materi, otorisasi, password dan sebagainya. 2. Dinas EDP Electronic Data Processing Divisi PSI Pengelolaan Sistem Informasi pada Subdit Sistem Informasi. Bertanggungjawab atas teknologi yang digunakan, mengantisipasi dari virus atau hacker yang dapat merusak sistem dan memback-up konten data serta informasi yang merupakan aset pengetahuan didalam web KMKS. 3. Divisi HCD Human Capital Development bertanggungjawab atas penyusunan katalog kompetensi guna memenuhi kebutuhan kompetensi karyawan yang diperlukan oleh perusahaan. Berasarkan riset internal hambatan dalam penerapan manajemen pengetahuan berbasis teknologi informasi melalui SECI Model pada PT Krakatau Steel Persero Tbk terletak dibeberapa aspek, yaitu: 1. PT Krakatau Steel Persero Tbk telah menerapkan knowledge management yang berbasis sistem informasi, dimana melalui media knowledge management ini setiap karyawan mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi knowledge yang dimilikinya, serta dapat mengakses knowledge yang dibutuhkannya. Namun tidak ada mekanisme untuk mengidentifikasi sumber-sumber atau potensi-potensi knowledge yang dimiliki oleh karyawan, mengambilnya dan mendokumentasikannya dalam media knowledge management ini. Sehingga PT Krakatau Steel Persero Tbk tidak dapat mengindentifikasi potensi-potensi knowledge yang dimiliki karyawan, mengambilnya dan mendokumentasikannya dalam media knowledge management ini. 2. PT Krakatau Steel Persero Tbk telah mengelola pengetahuan organisasi untuk mencapai pengumpulan dan transfer pengetahuan tenaga kerja, yang dilaksanakan dengan menggunakan knowledge management dan knowledge sharing dalam digital library atau web-site intranet PTKrakatau Steel Persero Tbk. Namun tidak semua tenaga kerja dapat mengakses dengan baik, terutama para tenaga kerja lapangan dan di pabrik dikarenakan kesibukan kegiatan kerja, tingkat pengetahuan menggunakan media komputer, dll sehingga tingkat penyebaran dan transfer knowledge yang diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan inovasi pada level pelaksana akan tidak optimal, termasuk masukan yang relevan dari pelanggan, mitra, pemasok dan kolaborator. 3. Kurangnya jumlah fasilitas komputer untuk setiap karyawan dalam melaksanakan sharing knowledge, terutama untuk karyawan atau tenaga kerja di pabrik. 4. Tidak adanya reward yang diberikan kepada karyawan yang melakukan sharing knowledge terkecuali yang menjadi narasumber, karena dianggap merupakan suatu kewajiban bagi karyawan yang bekerja di PT Krakatau Steel Persero Tbk yang tertera pada kebijakan perusahaan mengenai knowledge management. Sehingga hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran karyawan yang masih bekerja ataupun karyawan yang akan pensiun untuk melakukan sharing knowledge.

4.4. Model Kompetensi Karyawan PT Krakatau Steel Persero Tbk