4.8.1. Faktor Hygiene
Faktor Hygiene disebut juga faktor pemeliharaan atau faktor eksternal. Faktor-faktor ini berkaitan dengan kondisi dimana pekerjaan dilakukan, dan
tidak mengakibatkan pertumbuhan dalam kapasitas keluaran karyawan, hanya mencegah terjadinya kerugian dalam prestasi karyawan akibat adanya
restriksi kerja. Dalam penelitian ini faktor eksternal yang digunakan, yaitu kualitas supervisi, hubungan antarpribadi, kebijakan dan administrasi
perusahaan, kondisi kerja, serta gaji dan upah. a. Kualitas Supervisi
Pada Tabel 4 dapat dilihat tanggapan karyawan tentang kualitas supervisi sebagai karyawan Majalah Anakku sebesar 71,9 persen karyawan setuju
bahwa atasan sering memberikan bimbingan atau arahan. Bimbingan atau arahan sering kali diberikan pada karyawan yang dirasa kurang memahami
atau mengerti dalam melaksanakan tugasnya. Sebesar 75 persen setuju bahwa atasan sering melakukan pengawasan terhadap kerja karyawan,
khususnya pengawasan kepada karyawan baru, karena karyawan baru cenderung belum mampu beradaptasi penuh terhadap kondisi perusahaan.
Sebesar 71,9 persen karyawan menyatakan setuju bahwa atasan sering memperhatikan saran, ide, dan keluhan karyawan. Ide, saran dan keluhan
karyawan diterima positif oleh supervisi dan dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan yang pada akhirnya dilaporkan pada manajer
perusahaan, sedangkan yang menyatakan setuju dengan atasan yang selalu melibatkan karyawan dalam memecahkan masalah sebesar 78,1 persen.
Artinya, karyawan merasa telah dianggap sebagai satu kesatuan dalam perusahaan dan dihargai keberadaannya untuk ikut andil dalam
kelangsungan perusahaan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa interaksi di dalam pekerjaan antara atasan dan bawahan sudah baik. Hal ini
ditunjukkan dengan 74,2 persen karyawan menyatakan kualitas supervisi sudah baik, 20,3 persen karyawan menyatakan sangat baik, dan 5,5 persen
lainnya menyatakan kualitas supervisi kurang baik.
b. Hubungan Antarpribadi Tabel 4 memaparkan bahwa 61,7 persen karyawan menyatakan hubungan
antarpribadi sudah erat. Keeratan hubungan antarpribadi dapat dilihat dari hubungan karyawan dengan rekan kerja bagian yang sama maupun yang
berbeda bagian yang mampu saling mengenal dan membantu satu sama lain apabila terjadi kesulitan dalam pekerjaannya, serta mampu
memberikan semangat antar rekan kerja dalam menjalankan pekerjaan. Sebesar 19,5 persen hubungan antarpribadinya sangat erat, kemungkinan
hal ini mampu dilakukan oleh pada karyawan yang telah lama bekerja di perusahaan, karena mereka telah mampu beradaptasi dengan baik dengan
lingkungan perusahaan. Sebesar 17,2 persen merasa hubungan antarpribadi kurang erat, hal ini sebagian besar dirasakan oleh para karyawan baru yang
masih beradaptasi terhadap lingkungan sekitar yang ada, dan karyawan yang merasa tidak erat hubungan antarpribadinya sebesar 1,6 persen.
Kondisi seperti itu terjadi pada karyawan baru yang hanya mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang sama, dan tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungan kerja yang berbeda bagiannya. Sebagian besar 53,1 persen karyawan menyatakan hubungan dengan rekan kerja di
bagian yang sama sudah erat. Karyawan yang setuju hubungan dengan rekan kerja di bagian yang berbeda sudah erat sebesar 56,3 persen.
Sebanyak 65.6 persen karyawan menyatakan baik dalam hal rekan kerja yang selalu memberikan bantuan dan setuju terhadap tindakan saling
memberi semangat antar rekan kerja sebesar 71,9 persen.
Tabel 4. Persepsi karyawan terhadap faktor eksternal.
Keterangan: lihat pada Tabel 1
N N N N N
Memberikan bimbinganarahan 9 28,1 23 71,9 0 0,0 0 0,0 0 0 Sering
Melaksanakan pengawasan 5 15,6 24 75,0 3 9,4 0 0,0 0 0 Sering
Memperhatikan saran, ide dan keluhan 7 21,9 23 71,9 2 6,3 0 0,0 0 0 Sering
Melibatkan karyawan dalam memecahkan masalah 5 15,6 25 78,1 2 6,3 0 0,0 0 0 Sering
26 20,3 95 74,2 7 5,5 0 0,0 0 0 Puas
Hubungan rekan kerja di bagian yang sama 10 31,3 17 53,1 5 15,6 0 0,0 0 0 Baik
Hubungan rekan kerja di bagian yang berbeda 4 12,5 18 56,3 8 25,0 2 6,3 0 0 Baik
Rekan selalu memberikan bantuan 6 18,8 21 65,6 5 15,6 0 0,0 0 0 Sering
Saling memberi semangat 5 15,6 23 71,9 4 12,5 0 0,0 0 0 Sering
25 19,5 79 61,7 22 17,2 2 1,6 0 0 Baik
Peraturan mengenai jam kerja 2 6,3 28 87,5 2 6,3 0 0,0 0 0 Baik
Peraturan mengenai hari kerja 3 9,4 29 90,6 0 0,0 0 0,0 0 0 Baik
Pemberian sanksi 2 6,3 29 90,6 1 3,1 0 0,0 0 0 Puas
Puas dengan kebijakan 5 15,6 23 71,9 4 12,5 0 0,0 0 0 Baik
Tingkat kedisiplinan 2 6,3 27 84,4 3 9,4 0 0,0 0 0 Baik
14 8,8 136 85,0 10 6,2 0 0,0 0 0 Puas
Puas dengan kebersihan 7 21,9 22 68,8 3 9,4 0 0,0 0 0 Puas
Puas dengan sistem K3 2 6,3 30 93,8 0 0,0 0 0,0 0 0 Puas
Puas dengan sistem keamanan 2 6,3 29 90,6 1 3,1 0 0,0 0 0 Puas
Puas dengan kenyamanan 5 15,6 22 68,8 5 15,6 0 0,0 0 0 Puas
Sarana pendukung lengkap 7 21,9 21 65,6 4 12,5 0 0,0 0 0 Baik
23 14,4 124 77,5 13 8,1 0 0,0 0 0 Puas
Puas dengan gaji 3 9,4 23 71,9 5 15,6 1 3,1 0 0 Puas
Puas dengan tunjangan 2 6,3 25 78,1 5 15,6 0 0,0 0 0 Puas
Gaji mencukupi kebutuhan 1 3,1 11 34,4 20 62,5 0 0,0 0 0 Kurang Setuju
Gaji sesuai masa kerja 4 12,5 24 75,0 4 12,5 0 0,0 0 0 Setuju
10 7,8 83 64,8 34 26,6 1 0,8 0 0 Puas Kesimpulan
Kesimpulan
e. Gaji dan upah
Faktor
a. Kualitas supervisi
b. Hubungan antarpribadi
c. Kebijakan dan administrasi pe
d. Kondisi kerja
Kesimpulan
Kesimpulan
Kesimpulan
Skor Nilai Keterangan
5 4
3 2
1
c. Kebijakan dan Administrasi Perusahaan Pada Tabel 4 terlihat bahwa 85 persen karyawan menyatakan bahwa
kebijakan dan administrasi perusahaan sudah baik. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya peraturan mengenai jam kerja, peraturan hari
kerja, SOP yang diberlakukan, sanksi dan tingkat kedisplinan yang diterapkan oleh perusahaan yang telah baik. Sebesar 87,5 persen karyawan
menyatakan puas dengan peraturan mengenai jam kerja. Jam kerja yang diberlakukan yaitu 8 jam, dengan waktu istirahat 1 jam. Sebesar 90,6
persen karyawan juga menyatakan puas terhadap peraturan hari kerja yang ditetapkan perusahaan, yaitu 5 hari kerja efektif. Sebanyak 90,6 persen
karyawan menyatakan pemberian sanksi sudah baik. Sanksi diberikan kepada karyawan yang melanggar SOP perusahaan, biasanya diberlakukan
dengan pemberian surat peringatan. Sebesar 71,9 persen karyawan menyatakan puas dengan kebijakan perusahaan dan tingkat kedisiplinan
yang diterapkan perusahaan sudah baik sebesar 84,4 persen. Sebesar 8,8 persen karyawan menyatakan peraturan dan administrasi perusahaan
sangat baik, dan 6,2 persen lainnya menyatakan bahwa kebijakan dan administrasi perusahaan kurang baik.
d. Kondisi Kerja Tabel 4 memaparkan bahwa 77,5 persen karyawan menyatakan puas
terhadap kondisi kerja perusahaan, sebesar 14,4 persen karyawan sangat puas dan 8,1 persen karyawan menyatakan kurang puas terhadap kondisi
kerja perusahaan. Sebagian besar karyawan merasa puas dengan kebersihan tempat bekerja sebesar 68,8 persen, dimana kebersihan tempat
kerja selalu oleh cleaning service yang ada, dan lagi tempat kerja yang menyatu dengan tempat terapis inilah yang menjadi pemicu harus
dijaganya kebersihan tempat kerja demi kenyamanan bersama. Sebesar 93,8 persen karyawan merasa puas dengan sistem kesehatan dan
keselamatan kerja K3. Perusahaan telah memberikan jamsostek pada setiap karyawannya untuk mengantisipasi kesehatan dan keselamatan
karyawan. Sebesar 90,6 persen karyawan juga merasa puas dengan sistem keamanan perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tenaga security
yang secara 24 jam menjaga kantor dan setiap karyawan yang memiliki ruang kerja telah memperoleh kunci pribadi untuk menjaga data-data yang
disimpan dalam ruangannya. Sebesar 68,8 persen puas terhadap kenyamanan tempat mereka bekerja, karena lingkungan kerja yang ada
dikondisikan seperti senyaman mungkin untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dan sebesar 65,6 persen karyawan menyatakan
perlengkapan dan sarana pendukung pekerjaan sudah lengkap, seperti laptop, ipad, kendaraan kerja serta alat bantu redaksi yang lengkap.
e. Gaji dan Upah Pada Tabel 4 terlihat penilaian karyawan yang menyatakan puas terhadap
gaji dan upah yang diberikan perusahaan sebesar 64,8 persen, yang merasa kurang puas 26,6 persen, 7,8 persen merasa sangat puas dan yang merasa
bahwa gaji dan upah yang diberikan perusahaan tidak memuaskan sebesar 0,8 persen. Kepuasan karyawan terhadap gaji dan upah yang diberikan
perusahaan dapat dilihat dengan adanya 71,9 persen karyawan puas terhadap gaji yang diperoleh, yaitu sesuai UMR yang diberlakukan di
wilayah tempat kerja tersebut dengan penambahan bonus maupun uang transportasi yang diberikan perusahaan. Sebesar 78,1 persen karyawan
puas dengan tunjangan yang diberikan perusahaan. Tunjangan yang ada antara lain tunjangan kesehatan, hari raya dan tunjangan bagi karyawan
yang telah lama bekerja. Namun, sebesar 62,5 persen karyawan merasa kurang setuju bahwa gaji yang diterima dapat mencukupi kebutuhan
sehari-hari, karena kebutuhan karyawan terus meningkat tanpa diikuti peningkatan gaji dan upah yang signifikan. Karyawan yang merasa setuju
dengan gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan masa kerja mereka sebesar 75 persen, dimana antara karyawan lama dengan karyawan baru
berbeda penggajiannya. Hal tersebut dibedakan berdasarkan tunjangan dan jabatan yang mereka miliki. Dalam hal ini, gaji yang diterima kurang dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat menjadi pemicu motivasi kerja karyawan.
4.1.1 Faktor Motivator