Analisis Hubungan Karakteristik Karyawan dengan Motivasi Kerja Karyawan

Tabel 9. Hasil analisis regresi metode stepwise solution faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan Majalah Anakku PT Anak Cerdas Indonesia α=20 persen-25 persen Koefisien variabel pekerjaan sebesar 0,868. Artinya jika pekerjaan itu sendiri meningkat 1 persen, maka dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan sebesar 0,868 persen. Dalam hal ini, pemahaman karyawan akan pekerjaannya dapat mempengaruhi motivasi karyawan dalam bekerja. Koefisien 0,424 pada variabel tanggung jawab , artinya jika tanggung jawab meningkat sebesar 1 persen, maka dapat meningkatkan motivasi kerja 0,424 persen. Tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan mempengaruhi motivasi karyawan dalam bekerja. Tanggung jawab yang diberikan perusahaan yang sesuai dengan kemampuan karyawan akan mampu meningkatkan semangat dalam bekerja. Variabel gaji dan upah dengan koefisien sebesar 0,405, artinya jika gaji dan upah meningkat 1 persen, maka dapat meningkatkan motivasi kerja 0,405 persen. Setiap karyawan yang bekerja selalu mengharapkan gaji dan upah yang diterima sebagai hasil kerjanya sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga karyawan dapat termotivasi dalam bekerja.

4.11. Analisis Hubungan Karakteristik Karyawan dengan Motivasi Kerja Karyawan

Berdasarkan uji Chi-square antara keempat karakteristik karyawan dengan motivasi kerja karyawan, terdapat dua karakteristik karyawan yang mempunyai hubungan terhadap motivasi kerja karyawan yaitu karakteristik karyawan usia dan karakteristik karyawan masa kerja. Dari hasil uji Chi-square antara karakteristik Coeffici ents a 16,113 4,394 3,667 ,001 2,046 ,220 ,862 9,302 ,000 1,000 1,000 8,932 4,186 2,134 ,041 1,391 ,258 ,586 5,401 ,000 ,516 1,936 1,271 ,348 ,397 3,658 ,001 ,516 1,936 9,184 4,103 2,238 ,033 1,172 ,292 ,493 4,016 ,000 ,386 2,591 1,022 ,379 ,319 2,698 ,012 ,417 2,400 ,413 ,276 ,194 1,495 ,146 ,347 2,885 10,283 4,100 2,508 ,018 ,868 ,356 ,366 2,438 ,022 ,250 4,007 ,933 ,377 ,291 2,475 ,020 ,405 2,467 ,424 ,272 ,199 1,561 ,130 ,346 2,887 ,405 ,283 ,180 1,434 ,163 ,355 2,814 Constant X8 Constant X8 X10 Constant X8 X10 X9 Constant X8 X10 X9 X5 Model 1 2 3 4 B Std. Error Unstandardized Coef f icients Beta Standardized Coef f icients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: MOTIVASI a. karyawan usia dengan motivasi kerja karyawan diperoleh nilai Pearson chi square sebesar 0,065. Nilai tersebut kurang dari nilai taraf nyata yang ditentukan 10 persen, maka tolak hipotesis nol. Artinya, terdapat hubungan antara karakteristik karyawan usia terhadap motivasi kerja karyawan. Karakteristik karyawan berdasarkan usia pada karyawan Majalah Anakku yang sebagian berusia produktif 26-30 tahun, menjadi salah satu faktor yang mendukung kinerja karyawan dan motivasi karyawan dalam bekerja. Pada usia tersebut, karyawan lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hal pengembangan potensi diri untuk menunjang karir masa depan yang lebih baik. Sedangkan pada usia di bawah 25 tahun, karyawan lebih cenderung terfokus pada hal bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan kerja dan perusahaan, sehingga motivasi kerja kurang terorganisir dengan baik. Lain halnya dengan usia 30 tahun ke atas, pada usia ini karyawan justru sangat termotivasi dalam bekerja, hal ini dimungkinkan karena kebutuhan karyawan yang mendorong karyawan untuk lebih giat dan termotivasi dalam bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Karakteristik karyawan berdasarkan masa kerja mempunyai hubungan terhadap motivasi kerja. Hal ini ditunjukkan dengan adanya nilai Pearson chi square sebesar 0,011. Nilai tersebut kurang dari taraf nyata yang ditentukan yaitu 10 persen, maka hipotesis nol ditolak. Artinya terdapat hubungan antara karakteristik karyawan berdasarkan masa kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Karakteristik karyawan berdasarkan masa kerja yang sebagian besar telah bekerja 2-5 tahun, menjadi hal yang memperngaruhi motivasi kerja. Dimana dengan masa kerja tersebut, karyawan telah dirasa mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang ada, dan mampu menentukan motivasi kerja apa saja yang dapat meningkatkan semangat dalam menjalankan pekerjaannya. Pada umumnya, masa kerja yang semakin lama mengindikasikan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Hal ini karena karyawan telah merasa nyaman dan percaya terhadap perusahaan. Karyawan menerima dengan baik kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal tersebut yang memicu karyawan agar terus termotivasi dalam bekerja.

4.12. Implikasi Manajerial