Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan

Gambar 9. Grafik Plot Uji Heterokedastisitas Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa sebaran dari residual menyebar bebas dan tidak membentuk pola, maka dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau sudah homoskedastisitas.

4.10. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan yang akan dianalisis adalah kualitas supervisi , hubungan antarpribadi , kebijakan dan administrasi perusahaan , kondisi kerja , gaji dan upah , prestasi , pengakuanpenghargaan , pekerjaan , tanggung jawab , dan pengembangan potensi diri . Faktor-faktor tersebut mengacu pada Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg. Hasil analisis regresi linear berganda faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan Majalah Anakku PT Anak Cerdas Indonesia disajikan pada Tabel 8. Melalui analisis regresi, diperoleh nilai R-Sq 0,858. Artinya 85,8 persen variabel bergantung motivasi kerja karyawan dijelaskan oleh variabel bebas, yaitu faktor-faktor hygiene dan faktor-faktor motivator, serta sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian. Dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda layak dipakai untuk penelitian, karena persentase variabel bergantung lebih dari 50 persen dapat dijelaskan oleh variabel- variabel bebas yang digunakan dalam model. Regression Standardized Predicted Value 4 3 2 1 -1 -2 Regression Studentiz ed Residual 2 1 -1 -2 -3 Dependent Variable: MOTIVASI Tabel 8. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan Majalah Anakku PT Anak Cerdas Indonesia. Berdasarkan Tabel 8, dapat dibuat persamaan regresi berikut : Y = 9,973 + 0,320 + 0,087 -0,175 + 0,062 + 0,280 + 0,067 + 0,156 + 0,820 + 0,415 + 0,635 ………………………………….4.1 Berdasarkan uji statistik F, nilai F-hitung yang diperoleh memiliki nilai peluang 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditentukan 0,05, artinya peluang untuk tidak signifikan adalah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang ada dalam model secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Hasil uji statistik t pada taraf nyata 0,05 diperoleh hasil bahwa semua variabel secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja karyawan, karena nilai signifikan t dari semua variabel yang ada ternyata lebih besar dari taraf nyata 0,05. Kemungkinan hal ini disebabkan karena taraf nyata yang digunakan kecil yaitu 5 persen dibandingkan dengan taraf nyata yang akan digunakan di metode selanjutnya yaitu 20 persen. Dari perhitungan hasil regresi berganda dengan menggunakan metode enter dapat diketahui bahwa secara berurutan yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap motivasi kerja karyawan, yaitu pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi diri, tanggung jawab, kualitas supervisi, gaji dan upah, hubungan antarpribadi, pengakuan atau penghargaan, kondisi kerja, prestasi, dan terakhir kebijakan dan administrasi perusahaan. Menggunakan uji t dengan taraf nyata 0,05 kurang mendapatkan hasil yang terlihat nyata, maka peneliti menggunakan metode stepwise solution dimana Coefficients a 9.973 5.807 1.718 .101 .320 .453 .126 .708 .487 .212 4.726 .087 .292 .051 .300 .767 .237 4.214 -.175 .432 -.073 -.406 .689 .212 4.725 .062 .612 .026 .102 .920 .104 9.651 .280 .391 .124 .716 .482 .224 4.472 .067 .430 .024 .155 .878 .284 3.520 .156 .581 .048 .269 .791 .209 4.790 .820 .426 .345 1.927 .068 .210 4.765 .415 .374 .194 1.107 .281 .219 4.569 .635 .492 .198 1.291 .211 .286 3.501 Constant X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coeff icients Beta Standardized Coeff icients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: MOTIVASI a. melalui metode ini dapat diketahui secara bertahap faktor yang masuk atau diterima untuk diolah lebih lanjut dengan nilai taraf nyata yang ditentukan yaitu 20 persen. Uji regresi linear berganda dengan metode stepwise solution, peneliti menggunakan F entry 20 persen dan F removal 25 persen dengan taraf nyata 20 persen. Taraf nyata ini berarti bahwa toleransi akibat data yang bersumber dari manusia relatif lebih variatif dibandingkan dengan data yang bersifat statis. Berdasarkan uji tersebut, ternyata ditemukan empat variabel yang berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja karyawan, yaitu variabel pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi diri, tanggung jawab, serta gaji dan upah. Hasil metode tersebut, diperoleh nilai R-Sq 0,848, artinya 84,8 persen variabel bergantung motivasi kerja karyawan dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa model regresi linear berganda ini layak dipakai, karena persentase variabel bergantung lebih dari 50 persen dapat digunakan untuk menjelaskan model. Persamaan untuk model regresinya adalah sebagai berikut : Y = 10,283 + 0,868 + 0,933 + 0,424 + 0,405 …………………. 4.2 Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa variabel pengembangan potensi diri mempunyai pengaruh paling besar terhadap motivasi kerja karyawan, selanjutnya variabel pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab serta gaji dan upah. Hasil analisis regresi berganda metode stepwise solution dapat dilihat pada Tabel 9. Koefisien variabel pengembangan potensi diri sebesar 0,933, artinya jika pengembangan potensi diri karyawan meningkat sebesar 1 persen, maka hal ini dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan sebesar 0,933 persen. Pengembangan potensi berpengaruh paling besar terhadap motivasi kerja karena setiap karyawan dalam bekerja selalu mengharapkan untuk dapat meningkatkan prestasi kerja dan karirnya. Jika perusahaan meningkatkan proporsi untuk mengembangkan potensi diri karyawan lebih besar dari sebelumnya, maka motivasi kerja juga akan meningkat, yang pada akhirnya berdampak pada tercapainya tujuan perusahaan. Tabel 9. Hasil analisis regresi metode stepwise solution faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan Majalah Anakku PT Anak Cerdas Indonesia α=20 persen-25 persen Koefisien variabel pekerjaan sebesar 0,868. Artinya jika pekerjaan itu sendiri meningkat 1 persen, maka dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan sebesar 0,868 persen. Dalam hal ini, pemahaman karyawan akan pekerjaannya dapat mempengaruhi motivasi karyawan dalam bekerja. Koefisien 0,424 pada variabel tanggung jawab , artinya jika tanggung jawab meningkat sebesar 1 persen, maka dapat meningkatkan motivasi kerja 0,424 persen. Tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan mempengaruhi motivasi karyawan dalam bekerja. Tanggung jawab yang diberikan perusahaan yang sesuai dengan kemampuan karyawan akan mampu meningkatkan semangat dalam bekerja. Variabel gaji dan upah dengan koefisien sebesar 0,405, artinya jika gaji dan upah meningkat 1 persen, maka dapat meningkatkan motivasi kerja 0,405 persen. Setiap karyawan yang bekerja selalu mengharapkan gaji dan upah yang diterima sebagai hasil kerjanya sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga karyawan dapat termotivasi dalam bekerja.

4.11. Analisis Hubungan Karakteristik Karyawan dengan Motivasi Kerja Karyawan