Tafsir Surat Al-Hajj Ayat 34
mencari ridho Allah.
15
Setelah mengetahui munasabah ayat-ayat tersebut sudah jelas bahwa didalam surat al-Hajj ayat 32-37
mempunyai kandungan ayat yang berkaitan. Untuk menafsirkan salah satu ayat, maka kita harus memahami musabah ayat-ayat tersebut agar
lebih memudahkan dalam menafsirkannya. Selain itu kita dapat memahami kandungan ayat demi ayat, sekaligus memahami ayat yang
akan dibahas.
Setelah kita membahas tentang munasabah al-Hajj ayat 34,
langkah selanjutnya yang harus dilakukan agar dapat menafsirkan ayat
adalah mengetahui tentang asbabun nuzul ayat yang akan dibahas.
Surat al-Hajj termasuk kedalam surat Madaniyah, terdiri atas 78 ayat, sedangkan menurut pendapat ahli tafsir, surat ini termasuk kedalam
golongan surat-surat
Makiyah.
16
Adanya perbedaan
dalam menentukan apakah surat ini termasuk kedalam golongan Makiyah
atau Madaniyah, hal ini disebabkan karena sebagian ayat tersebut yang turun di dua tempat berbeda, Seperti ayat 52, 53, 54 dan 55
antara Makiyah dan Madaniyah.
17
Surat ini dinamakan surat al-Hajj, nama yang telah dikenal sejak masa Rasulullah SAW. Nama al-Hajj adalah satu-satunya nama yang
dikenal untuk surah ini. Penamaan tersebut agaknya disebabkan dalam surat ini diuraikan perintah Allah kepada Nabi Ibrahim as. agar
mengumandangkan panggilan berkunjung ke Baitullah serta beberapa uraian tentang ibadah haji dan manfaatnya.
18
Sementara di dalam buku al-Qur`ân dan Tafsirnya menjelaskan bahwa surat ini dinamai al-Hajj,
karena mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah haji, seperti
Ihram, tawaf, sa’I, wuquf di Arafah, mencukur rambut serta
15
Ibid., h. 411.
16
Hafizh Dasuki, dkk., Al- Qur’ân dan Tafsirnya, Jilid 17, op.cit, h. 346.
17
Ahmad Mustafa Al Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, Terj. dari Tafsir Al-Maragi Edisi Bahasa Arab oleh Bahrun Abu Bakar, dkk, Juz XVII, Semarang: CV. Toha Putra Semarang,
1992, cet. 2, h. 136.
18
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al- Qur’ân, Vol. 8,
Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 143.
menerangkan tentang syiar-syiar Allah, faedah-faedah dan hikmah- hikmah disyariatkan haji, dan sebagainya. Ditegaskan pula bahwa
ibadah haji itu telah disyariatkan semenjak masa Nabi Nuh as. dan Ka’bah didirikan kembali oleh Nabi Ibrahim as bersama putranya
Ismail as.
19
Kandungan surat al-Hajj ini ialah : 1
Keimanan Keimanan tentang adanya kebangkitan, dan huru hara yang terjadi
pada hari kiamat; keadaan alam semesta serta aturan-aturan dan proses kejadiannya dapat dijadikan bukti tentang ke Esaan dan ke
Kuasaan Allah.
20
Di dalam surat tersebut dijelaskan betapa dahsyatnya hari kiamat yang membuat manusia takut akan hari
akhir yang pasti datang suatu saat nanti. 2
Hukum-hukum Kewajiban berhaji bagi kaum muslimin; ibadah haji adalah ibadah
yang telah disyari’atkan sejak Nabi Ibrahim as; hukum berdusta; larangan menyembah berhala; binatang-binatang yang halal
dimakan; hukum berperang dan hukum yang berhubungan dengan haji.
21
Mengenai hukum-hukum yang terdapat didalam surat al- Hajj ini, bisa menjadi acuan kita dalam kehidupan sehari-hari.
3 Dan lain-lain
Menjelaskan tiap-tiap agama yang dibawa Rasul terdahulu mempunyai
syari’at tertentu dan cara melakukannya; anjuran berjihad dilakukan dengan sungguh-sungguh; agama Islam tidak
menimbulkan kesempitan bagi pemeluknya.
22
Selain penjabaran diatas masih banyak lagi isi kandungan surat al-Hajj yang lainnya.
19
Departemen Agama RI, Al- Qur’ân dan Tafsirnya, Jilid 6, Jakarta: Departemen Agama RI,
2006, h. 341.
20
Hafizh Dasuki, dkk., Al- Qur’ân dan Tafsirnya, Jilid 17, loc. cit.
21
Ibid.
22
Ibid., h. 347.
Perlu dicatat bahwa, walaupun surah ini berbicara tentang haji, ia turun sebelum ditetapkannya kewajiban itu atas umat Islam. Rukun
Islam yang kelima baru menjadi wajib setelah Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah melalui ayat-ayat surah al-Baqarah dan al-
‘Imran.
23
Al-Biqa`i berpendapat yang terdapat didalam tafsir al-misbah, bahwa tujuan pokok dan tema utama surah ini adalah mendorong
manusia guna mencapai ketakwaan yang mengantarnya terhindar dari putusan Ilahi yang adil guna meraih peringkat perolehan anugerah-
Nya di hari berkumpulnya semua makhluk kelak di padang Mahsyar.
24
Surat al-Hajj berisi tentang bagaimana dijelaskannya ibadah haji, kurban, beserta tata caranya. Tetapi selain itu surat al-Hajj
mempunnyai kandungan yang lainnya seperti bertaqwa, menerangkan tentang hari akhir, berperang dan yang lainnya. Surat ini mempunyai
keunikan tersendiri yaitu sebagian ayatnya turun di Mekkah sebagian lagi di Madinnah. Jika kita membahas turunya ayat al-Qur`ân tentulah
kita tidak bisa terlepas dari asbabun nuzul sebab-sebab turunya ayat tetapi pada ayat 34 ini tidak diketemukan asbabun nuzul dari ayat ter
sebut. Menurut Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy ayat-ayat al-
Qur`ân dibagi menjadi dua yaitu “ayat-ayat yang ada sebab nuzulnya
dan ayat- ayat yang tidak ada sebab nuzulnya”.
25
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ayat-ayat al-Qur`ân yang diturunkan
tanpa di dahului oleh sebab dan ada ayat yang diturunkan di dahului oleh suatu sebab. Sebagaimana dalam surat al-Hajj ayat 34 yang
penulis kaji, di turunkan tanpa di dahului oleh sebab dengan kata lain surat al-Hajj ayat 34 tidak mempunyai asbabun nuzûl. Setelah
menjelaskan tentang munasabah dan asbabun nuzul surat al-Hajj ayat
23
M.Quraish Shihab, op. cit., h. 144.
24
Ibid.
25
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al- Qur’ân `Ulum al-Qur`an,
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009, h. 18.
34, penulis akan memaparkan isi kandungan surat al-Hajj ayat 34 dengan menggunakan literatur dari kitab tafsir, h
adiś-hadiś Rasulullah yang berkaitan dengan makna ayat tersebut, dan buku-buku penunjang
seperti buku-buku pendidikan yang membicarakan seputar makna ayat tersebut.
Surat al-Hajj ayat 34 ini membahas tentang pensyariatan kurban. Setelah ayat yang lalu menjelaskan tentang
syari’at Allah menyangkut penyembelihan binatang dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah, ayat ini menegaskan bahwa hal tersebut bukan hanya khusus bagi umat Islam. Ayat ini menyatakan bahwa tuntunan di atas
merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah dan memang bagi tiap-tiap umat sebelum kamu telah kami syariatkan mansak, yakni
syariat kurban dan tempat penyembelihannya. Tujuan syariat tersebut adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
26
Kami telah menjadikan bagi para pemeluk agama terdahulu sebelum kalian, binatang kurban yang mereka sembelih dan darah
yang mereka curahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
27
M. Quraish Shihab menjelas dalam buku Tafsir Al-Misbah bahwa “Kata
اكسن
mansakan terambil dari kata
اكسن
nasaka yakni menyembelih
”.
28
Jika dibaca Mansakan adalah mashdar dan apabila dibaca Minsakan adalah isim makan atau nama tempat, maksudnya
menyembelih kurban atau tempat penyembelihan.
29
Dalam buku Tafsir Al-
Misbah dijelaskan bahwa “Patron kata yang digunakan ayat ini
menunjuk pada
tempat sehingga
ia bernama
tempat
26
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al- Qur’ân, Vol 8,
op.cit,.h.203.
27
Ahmad Mustafa Al Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, Terj. dari Tafsir Al-Maragi Edisi Bahasa Arab oleh Bahrun Abu Bakar, dkk, Juz XVII,op.cit, h. 184.
28
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 203.
29
Imam Jalalud-din Al-Maballiy dan Imam Jalalud-din As-Suyuthi, op.cit., h. 1383.
penyembelihan. Sementara ulama memperluas maknanya sehingga memahaminya dalam arti ibadah dan ketaatan secara umum
”.
30
Pensyariatan ibadah kurban disini ialah dimana seseorang menyembelih hewan kurban pada waktu-waktu tertentu semata-mata
untuk beribadah kepada Allah. Potongan ayat tersebut menjelaskan bahwa telah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu untuk
melaksanakan ibadah kurban yang dipersembahkan hanya kepada Allah SWT. Seperti kisah nabi Ibrahim dengan putranya nabi Ismail
yang melaksanakan perintah Allah untuk berkurban. Bahkan nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya sendiri sebagai ujian dalam
ketakwaannya. Ketika nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut kemudian Allah mengganti nabi Ismail dengan kibas yang besar pada
saat menyembelihnya. Kisah itulah yang menjadi salah satu latar belakang perintah berkurban.
Kami syari’atkan yang demikian itu kepada mereka, agar mereka menyebut Allah ketika menyembelihnya, dan bersyukur kepada-Nya
atas nikmat yang telah Dia limpahkan kepada mereka, karena itulah yang dimaksud yang terpenting.
31
Melaksanakan ibadah kurban, merupakan salah satu tanda rasa syukur manusia kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan
kepadanya. Dalam potongan ayat tersebut Allah menyuruh kepada manusia agar bersyukur dengan cara berkurban, yaitu dengan
menyembelih hewan ternak dan menyebut Asma Allah pada saat penyembelihnya sebagai tanda bahwa hewan tersebut dipersebahkan
hanya kepada-Nya. Jika kita memahami maksud dan tujuan mengapa harus menyebut nama Allah pada saat menyembelih hewan kurban,
karena ditakutkan hewan kurban tersebut bukan ditunjukan untuk
30
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 203.
31
Ahmad Mustafa Al Maragi, op.cit., h. 185.
Allah SWT, tetapi untuk yang lainya. Maka tentulah hal tersebut sangat penting didalam melaksanakan ibadah kurban.
Sesungguhnya, sembahan kalian adalah satu, sekalipunibadah berbeda-beda sesuai dengan zaman, tempat dan penghapusan,
sebagiannya dengan sebagian yang lain. Sebab, maksud dari ibadah- ibadah itu tidak lain adalah peyembahan terhadap Allah semata.
32
Pada penggalan ayat ini, dijelaskan tentang ke-Esaan Allah sebagai satu-satunya tempat menyembah dan memohon walaupun
adanya perbedaan zaman dengan umat-umat sebelumnya ataupun nanti umat-umat yang akan datang. Ayat tersebut menjelaskan bahwa
Tuhan yang disembah pada zaman nabi-nabi terdahulu sampai dengan nabi Muhammad semuanya sama dan hanya ada satu tuhan yaitu
Allah SWT.
Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh kepada Allah, orang-orang yang taat dan merendahkan diri
kepada-Nya.
33
Kata
نيتبخ لا
al-mukhbitin terambil dari kata
تبخلا
al-khabt yaitu dataran rendah yang siap diolah guna berbagai manfaat. Patron
kata yang digunakan ayat ini bermakna orang yang berjalan didataran rendah. Kata tersebut secara mujazi bermakna orang yang rendah hati,
tidak angkuh, tulus, tidak pamrih, serta selalu siap untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.
34
Orang yang menyembah Allah serta ia melaksanakan ibadah kurban sebagai salah satu cara bersyukur. Dan juga diartikan sebagai
32
Ibid., h. 186.
33
Imam Jalalud-din Al-Maballiy dan Imam Jalalud-din As-Suyuthi, op.cit., h. 1383.
34
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 204.
hamba Allah yang selalu taat didalam beribadah dan bertakwa kepada Allah.
Ayat diatas menjelaskan bahwa penyembelihan kurban telah dikenal oleh umat-umat yang lalu. Ini dapat dibuktikan melalui al-
Qur`ân dan sejarah. Hanya saja, sebagian dari umat-umat itu menyelewengkan ajaran kurban sehinggga bertentangan dengan
tuntunan Allah swt., baik pada cara, tujuan, maupun jenis binatang yang disembelih sebagai kurban.
35
Pokok-pokok isi kandungan surat al-Hajj ayat 34 adalah: 1
Allah telah mensyariatkan kurban kepada uamat Nabi Muhammad sebagaimana yang telah dilakukan oleh nabi-nabi
terdahulu beserta umatnya. 2
Ayat ini menegaskan bahwa tiada Tuhan selain Allah yang berhak disembah dan menerima persembahan kurban tersebut, maka
ketika menyembelih kurban, diwajibkan menyebut nama Allah dalam pelaksanaanya.
3 Orang yang melaksanakan Ibadah kurban, merupakan salah satu
tanda bahwa ia bertaqwa dan bersyukur kepada Allah SWT.