Meneladani Nabi Muhammad Dalam Melaksanakan Ibadah Kurban

3. Ikhlas Dalam Beribadah Menjadikan Pribadi Yang Tunduk dan

Patuh Kepada Allah. Dalam kejadian di masyaratakat, masih adanya orang yang berkurban dengan niat tidak ikhlas, semata-mata ingin dipandang orang lain dan ingin dipuji oleh orang lain karena mereka mampu dalam melaksanakan kurban. Misalkan ada seseorang yang membeli sapi yang besar, tetapi orang tersebut berbicara kepada orang lain seakan-akan hanya dia yang mampu membeli hewan kurban yang besar, dan orang lain tidak mampu menandinginya, atau orang tersebut ingin selalu dipuji oleh orang lain karena kurbannya. Hal tersebut tidak sesuai dengan ayat Al- qur’an surat al-Hajj ayat 37 dikatakan :                        “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. ” Dari ayat tersebut sudahlah jelas, bahwa bukan daging atau darahnya yang menjadi keutamaan, tetapi ketakwaan seseorang didalam melaksanakan ibadah kurban yang mencapai keridhoan Allah semata. Namun jika seseorang tersebut riya, ingin dipuji dan tidak ikhlas dalam berkurban, hal tersebut menjadikan kurbannya semata-mata hanya ingin mendapatkan pujian dan keistimewaan di masyarakat. Selanjutnya dijelaskan diakhir surat Al-Hajj ayat 34.   “Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh kepada Allah, orang-orang yang taat dan merendahkan diri kepada- Nya.” 68 Jika seseorang telah melaksanakan ibadah dengan niat yang ikhlas dan tulus karena Allah semata, tanpa ada maksud dan tujuan yang menyimpang, maka sesungguhnya orang tersebut telah tunduk dan patuh dalam beribdah. Kemudian apabila niatnya tidak ikhlas serta ada maksud tertentu dalam melaksanakan suatu ibadah, maka ibadah tersebut akan menjadi sia-sia.

4. Mensyukuri Nikmat Allah Dengan Berkurban

Pada surat al- Kauśar ini beberapa kandungan isinya yaitu menerangkan tentang curahan nikmat Allah SWT. yang sangat banyak, sehingga manusia diperintahkan melakukan ibadah sholat dan menyembelih kurban sebagai tanda syukur kepada-Nya. 69 Pada ayat pertama dalam surat ini, Allah telah menyatakan telah memberikan nikmat yang banyak. Karena Allah telah pasti akan menganugerahkan sedemikian banyak anugerah kepada Nabi Muhammad SAW., maka wajar sekali jika ayat-ayat di atas memerintahkan beliau bahwa: Jika demikian maka shalatlah demi Tuhan Pemelihara-mu dan sembelihlah binatang untuk kamu sedekahkan kepada yang butuh 70 . Maka sudah sepantasnya melaksanakan ibadah sebagai wujud syukur dan ta’at kepada Allah.         “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. ” 68 Imam Jalalud-din Al-Maballiy dan Imam Jalalud-din As-Suyuthi, op.cit., h. 1383. 69 A. Mudjab Mahali, op.cit, h. 956. 70 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, Terj. dari Tafsir Al-Maragi oleh Bahrun Abubakar, dkk., Jilid 28, op.cit., h. 444. Dalam surat ini Allah menyerukan agar kita melaksanakan ibadah kurban sebagai tanda rasa syukur terhadap nikmat yang telah kita terima Agar kita terhindar dari sifat kufur terhadap nikmat Allah.

5. Menghidupkan Sunah-Sunah Pada Hari Raya Kurban

Ada beberapa pendapat tentang ibadah sholat yang terkandung didalam surat ini, sebagian berpendapat sholat yang dimaksud adalah sholat lima waktu, sebagian lagi berpendapat sholat hari raya I’dul adha karena berkaitan dengan kurban. Terlepas dari dua perbedaan pendapat tersebut, yang harus kita perhatikan adalah ibadah sholat dan ibadah kurban jika dikerjakan merupakan dua bentuk cara untuk menunjukan ketaatan seorang hamba terhadap Tuhan-Nya. Perintah Sholat dan berkurban dalam surat al- Kauśar terdapat pada ayat ke dua yaitu :     Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Q.S. al- Kauśar:2 Jika kita mengikuti pendapat ulama yang dimaksud dengan ibadah sholat tersebut adalah sholat hari raya I’dul adha. Maka sesungguhnya kita telah menghidupkan sunah-sunah Rasulullah pada hari tersebut, hal ini sesuai dengan hadist Nabi : “Muhammad bin Basyar menyampaikan kepada kami dari Ghundar, dari Syu’bah, dari Zubaid al-Iyami, dari asy-Sya’bi, dari al-Bara` bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersabda: Pertama kali yang harus kita lakukan pada hari ini adalah shalat. Kemudian kita pulang, lalu kita menyembelih hewan kurban. Orang yang melaksanakannya, dia telah melakukan sunah kita; orang yang menyembelih sebelum shalat Id,