Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

karena sesungguhnya tidak diperkenankan seseorang berkurban dengan binatang yang masih kecil karena binatang yang kecil belum masuk kedalam beban untuk dikurbankan. 14 Jika kita melihat permasalahan tersebut, ibadah kurban yang telah dilakukan hanya sekedar rutinitas ritual tahunan semata, tampa mengambil nilai pendidikan serta makna dan tujuan dari ibadah kurban itu sendiri. Aktivitas berkurban bukanlah sesuatu yang bebas nilai, sejalan dengan konsep tauhid, ibadah ritual memilliki nilai-nilai kebaikan yang luhur, jika kita berangkat mengharap keridhaan illahi. Begitupun dengan Ibadah kurban memiliki makna dan nilai-nilai pendidikan yang dapat dijadikan teladan dan perinsip hidup didalam kehidupan sehari-hari. Di dalam al-Qur`ân terdapat ayat-ayat yang membahas tentang ibadah kurban, diantaranya yaitu firman Allah dalam surat al-Hajj ayat 34 dan surat al-Kautsar ayat 1-3. Ayat tersebut menerangkan tentang melaksanakan ibadah kurban. Jika ibadah ini dilakukan sesuai dengan al-Qur`ân dan syariat Islam, mudah-mudahan apa yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT. Tetapi jika ibadah yang dilakukan tidak sesuai dengan semua itu maka apa yang kita kerjakan hanyalah suatu tindakan yang sia-sia. Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk mengkaji serta menganalisa konsep ibadah kurban yang ada dalam al-Qur`ân, untuk itu penulis mengambil judul, “NILAI PENDIDIKAN PADA SYARIAT KURBAN KAJIAN TAFSIR SURAT AL-HAJJ AYAT 34 DAN SURAT AL-KAUTSAR AYAT 1- 3”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasikan beberapa persoalan yang berkaitan dengan judul yang akan dibahas didalam skripsi ini, yaitu : 1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan ibadah kurban yang sesuai dengan al-Qur`ân dan syariat Islam. 14 Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Rahman Al-Bukhari, loc. cit,. 2. Masih adanya orang yang melaksanakan kurban sebagai ritual tahunan saja, tanpa mengetahui maksud dan tujuan dari kurban tersebut. 3. Kurangya pengetahuan masyarakat tentang nilai pendidikan yang terdapat pada ibadah kurban.

C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan ini lebih terarah dan tidak terjadi perluasan masalah didalam pembahasanya, maka penulis membatasi permasalahan yang ada. Adapun masalah yang dibatasi, yaitu : 1. Isi kandungan surat al-Hajj ayat 34 dan surat al-Kautsar ayat 1-3. 2. Kajian tentang nilai pendidikan pada syariat ibadah kurban yang terkandung dalam surat al-Hajj ayat 34 dan surat al-Kautsar ayat 1-3.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang sudah penulis paparkan, maka penulis dapat merumuskan permasalahan, ialah : “Apa isi kandungan surat al-Hajj ayat 34 dan surat al-Kautsar ayat 1-3 serta apa saja nilai pendidikan pada syariat kurban yang terkandung didalam surat tersebut ?”

E. Tujuan Penelitian

Secara sederhana, tujuan merupakan target yang diharapkan akan tercapai setelah melakukan sebuah pekerjaan tertentu. Jika target itu tercapai, maka pekerjaan tersebut layak dikatakan berhasil. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan surat al-Hajj ayat 34 dan surat al- Kautsar ayat 1-3 serta mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada syariat kurban.

C. Manfaat Hasil Penelitian

1. Dapat mempelajari dan memahami al-Qur`ân sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia agar ajaran-ajarannya dapat direalisasikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari. 2. Memberikan sumbangsih pemikiran melalui tulisan ini agar bisa dimanfaatkan oleh peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian tentang ibadah kurban. 3. Mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada pensyariatan kurban yang terkandung didalam al-Qur`ân. 4. Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu S-1 pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Acuan Teori

1. Pengertian Nilai Pendidikan

Kata nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “harga atau sifat- sifat hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan”. 1 Sedangkan menurut Moh. Toriquddin “nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, singkatnya sesuatu yang baik. Nilai selalu m empunyai konotasi positif”. 2 Nilai sendiri berasal dari bahasa inggris value termasuk bidang kajian filsafat. Persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu filsafat nilai Axiology Theory of Value. Aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai berupa tindakan moral dan estetika dalam kehidupan manusia, selanjutnya nilai tersebut ditanamkan dalam kepribadian anak. 3 Filsafat juga sering diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. Nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga. Salah satu cara yang sering digunakan untuk menjelaskan apa itu nilai adalah memperbandingkannya dengan fakta. 4 Nilai dapat dipandang sebagai sesuatu yang berharga, memiliki kualitas, baik itu kualitas tinggi atau kualitas rendah. Dari uraian-uraian 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012, cet. 4, h. 963. 2 Moh. Toriquddin, Sekularitas Tasawuf : Membumikan Tasawuf dalam Dunia Modern, Yogyakarta: UIN-Malang Press, 2008, cet. 1, h. 3. 3 Jalaluddin Abdullah, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: PT. Gaya Media Pratama, 2012, cet. 2, h. 125-126. 4 Moh. Toriquddin, op.cit., h. 4. pengertian nilai diatas, maka Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan, menyebutkan adanya 3 macam nilai, yaitu sebagai berikut : a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia. b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna untuk rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi sebagai berikut: 1 Nilai kebenaran yang bersumber pada akal rasio, budi, cipta manusia. 2 Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan emotion manusia. 3 Nilai kebaikan atau nilai yang bersumber pada unsur kehendak manusia. 4 Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia. 5 Sesuai dengan penjelasan di atas maka penulis dapat memahami bahwa nilai ialah suatu hal yang menjadi ukuran atas suatu tindakan. Nilai dapat dipandang sebagai sesuatu yang berharga, memiliki kualitas, baik itu kualitas tinggi atau kualitas rendah. Selanjutnya pengertian pendidikan, menurut Yatimin Abdullah “pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam arti luas pendidikan baik formal maupun informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup”. 6 Menurut Sudirman sebagaimana di kutip oleh Hasbullah menjelaskan bahwa: Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau pedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha 5 Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2008, cet. 9, h. 89. 6 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Q ur‟an, Jakarta: Amzah, 2007, cet. 1, h. 21.