mampu membayar
hutangnya itu.
30
Pendapat ini
lebih membolehkan seseorang walapun dengan cara berhutang, jika dia
yakin mampu membayarnya maka dibolehkan berkurban. 3
Madzhab Malikiyah: Mereka berpendapat bahwa yang disebut mampu ialah mereka yang memiliki kemampuan membeli hewan
kurban pada tahun ia berkurban, tetapi apabila ada kebutuhan yang sangat penting pada tahun yang sama dan mengharuskan memakai
dana yang banyak sehingga tidak mampu lagi membeli hewan kurban maka orang tersebut tidak disunatkan berkurban.
31
Pendapat madzhab ini lebih berhati-hati dalam membolehkan seseorang berkurban, jika pada pada tahun yang sama terjadi suatu
musibah yang memakan biaya banyak, sehingga menyebabkan dia belum bisa berkurban maka orang tersebut tidak dibolehkan
berkurban pada tahun yang sama. 4
Syafi’iyah: Mereka berpendapat bahwa yang dimaksud orang yang mampu berkurban adalah orang yang memiliki harta untuk
membeli hewan kurban lalu hartanya tersebut masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang yang dalam
tanggungannya seperti, kebutuhan makanan, lauk, kue, buah- buahan, dan lain sebagainya pada hari Idul Adha serta hari-hari
tasyriq.
32
Pendapat madzhab ini mengatakan haruslah memenuhi kebutuhan orang-orang yang berada didalam tanggunganya jika
semua terpenuhi barulah ia boleh berkurban. Ketika seseorang ingin berkurban maka mereka perlu mengetahui
apa saja yang harus diperhatikan. Jika seseorang mempunyai hutang maka lunasilah hutangnya, jika keluarganya ada yang mendapat
musibah lalu membutuhkan uang maka tolonglah mereka, baru dibolehkan untuk berkurban. Jika seseorang mempunyai tanggungan
keluarga yang banyak tetapi ia ingin berkurban serta berimbas kepada
30
Ibid,.
31
Ibid,.
32
Ibid,.
keluarga yang ditanggungnya maka orang tersebut tidak diharuskan berkurban sebagaimana pend
apat yang diutarakan imam Syafi’i.
4. Waktu Pelaksanaan Ibadah Kurban
Ibadah kurban adalah ibadah yang terkait dengan pelaksanaan Ibadah Haji, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah. Tetapi di dalam pelaksanaan
ibadah kurban boleh dilaksanakan juga pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah atau yang disebut dengan hari tasyriq. Lebih tepatnya ialah waktu
penyembelihan hewan kurban sejak tibanya shalat hari raya Idul Adha sampai tenggelamnya matahari diakhir hari tasriq.
33
Sebagaimana sabda Nabi SAW, sebagai berikut:
“Muhammad bin Basyar menyampaikan kepada kami dari Ghundar, dari Syu‟bah, dari Zubaid al-Iyami, dari asy-Sya‟bi, dari al-Bara` bahwa
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: Pertama kali yang harus kita lakukan pada hari ini adalah shalat. Kemudian kita pulang, lalu kita menyembelih
hewan kurban. Orang yang melaksanakannya, dia telah melakukan sunah kita; orang yang menyembelih sebelum shalat Id, daging hewan itu
hanyalah seperti daging yang dipersembahkan untuk keluarganya dan bukan daging kurban.
” H.R. Bukhari
34
Didalam kitab Ar-Raudhah yang dikutip dibuku Kifayatul Akhyar tibanya waktu penyembelihan kurban adalah apabila matahari sudah terbit
pada hari raya kurban dan telah lewat sedikit sekiranya cukup untuk sholat dua rakaat dan dua khotbah dengan singkat.
35
33
Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husaini, Kifayatul Akhyar Jilid 3, Terj. dari Kifayatul Akhyar
oleh Achmad Zaidun dan A. Ma’ruf Asrori, Surabaya: PT Bina Ilmu Offset: 1997, Cet. 1, h. 248.
34
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits 2: Shahih Bukhari 2, Penerjemah Subhan Abdullah, dkk., Jakarta: Almahira, 2012, h. 439.
35
Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husaini, loc.cit,.
Dan juga didalam buku Bidayatul Mujtahid menurut Imam Maliki menyembelih pada malam hari tidak boleh. Tetapi menurut Imam Syafi’I
dibolehkan menyembelih pada malam hari.
36
Lalu ada pendapat yang mengatakan bahwa menyembelih pada malam hari adalah makruh
hukumnya, karena dikhawatirkan penyembelihanya salah, atau pisaunya mengenaidiri penyembelih sendiri.
37
Dari penjabaran di atas penulis dapat memahami bahwa pelaksanaan ibadah kurban dapat dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah
melaksanakan sholat Idul Adha dan mendengarkan dua khotbah sampai dengan sebelum terbenamnya matahari ditanggal 13 Dzulhijjah. Adapun
waktu penyembelihan sebaiknya dilaksanakan pada pagi, siang dan sore hari. Jika tidak memungkinkan lalu melaksanakannya pada malam hari
tidaklah mengapa.
5. Syarat Hewan Yang Boleh Dikurbankan
Dalam pelaksanaan ibadah kurban, tidak semua hewan dapat dijadikan kurban. Ada beberapa jenis hewan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
yang boleh dikurbankan. Para ulama telah bersepakat bahwa hewan kurban itu dapat diambil dari hewan ternak yang gemuk dan besar yaitu
kambing, domba, unta, sapi dan kerbau.
38
Tetapi hewan-hewan tersebut harus memenuhi syarat tertentu, adapun ketentuan yang harus dipenuhi :
a. Kambing dan Domba
Untuk satu ekor kambing ketentuannya hanyalah untuk satu orang. Kambing yang boleh dijadikan untuk kurban yaitu yang sudah
berumur satu tahun dan menginjak umur dua tahun, atau gigi depannya sudah ada yang tanggal dan berganti dengan gigi baru.
39
Sementara untuk kambing kacang yaitu harus yang sudah berumur dua tahun atau
36
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid: Analisa Fiqih Para Mujtahid, Terj. dari Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid oleh Imam Ghazali Said dan Acmad Zaidun, Jakarta: Pustaka Imani,
2007, Jilid. 2, h. 285.
37
Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husaini, op.cit., h. 249.
38
Ibnu Rusyd, op.cit., h. 268.
39
Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husaini, op.cit., h. 240.