jadikan bagi setiap umat itu agar mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih hewan karena Allah.
Kosakata berikutnya
ي َب ةَ
yaitu binatang ternak. Kata tersebut merupakan bentuk mufrad, dari kata
مئاَ َب
yang menyatakan bahwa hewan ternak tersebut lebih dari dua.
4
Ada juga yang mengartikan
مئاَ َب
sebagai b
inatang
yang berkaki empat.
5
Dijelaskan dalam kamus Lisânul ‘Arab sebagai berikut:
Setiap hewan ternak yang berkaki empat, yang berada dipegunungan, ditanah yang tandus, dan di air, dan bentuk jamak kata
tersebut ialah
مئاَ َب .
Selanjutnya kosakata
َعْنَا ٌما .
Kata tersebut merupakan bentuk jamak. Kata tersebut mempunyai arti hewan ternak, sedangkan bentuk
mufrad dari kata tersebut adalah
مَعَنلا
.
7
Dijelaskan dalam kamus Lisânul ‘Arab sebagai berikut:
Kalimat mufrod dari lafadz yaitu harta yang dijaga, berkata
ibnu Saidah yaitu unta dan kambing baik jantan ataupun betina.
Menurut ibnu Arabi, yaitu khusus unta, dan lafadz
yaitu unta,
4
Ahmad Warson Munawwir, op.cit., h. 115.
5
Husin Al-Habsyi, op.cit., h. 34.
6
Jamaluddin Abi Al-Fadhli Muhammad, Lisânul ‘Arab, Beirut Libanon: Dar Al Kotob Al-
Ilmiyah, 2003 vol. 12, h. 64.
7
Ahmad Warson Munawwir, op.cit., h. 1438.
8
Jamaluddin Abi Al-Fadhli Muhammad, Lisânul ‘Arab, op.cit, vol. 12, h. 694.
sapi, dan kambing. Melihat hewan yang disembelih yang dagingnya itu
setara dengan beberapa uang dirham agar menjadi sedekah. Kemudian kata
اْو ّْسَأ
merupakan fiil amr dari kata
َمَّْسَا
yang berarti memeluk Islam atau berserah diri.
9
Berikutnya kata
َنْيتبْخ ْلَا
kata ini merupakan bentuk isim fail, yang berasal dari kata
َتَبْخَا
yang berarti khusu`, tawadhu` atau merendahkan diri.
10
Sedangkan dalam kamus Lisânul ‘Arab dijelaskan
sebagai berikut:
Dan diriwayatkan imam mujahid dalam Firman Allah yang berbunyi , yang dimaksud disini ialah orang orang yang tenang, dan
ada yang mengatakan yang dimaksud yaitu adalah orang-orang
yang tawadhu atau rendah hati.
c. Tafsir Surat al-Hajj Ayat 34
Sebelum menjelaskan tafsir surat al-Hajj ayat 34, akan dijelaskan
terlebih dahulu munasabah atau hubungan ayat-ayat ini dengan ayat sebelumnya dan sesudahnya.
Pada setiap ayat al-Qur`ân mempunyai suatu kesatuan dimana antara ayat satu dengan ayat lainnya tidak dapat
dipisahkan. Karena pada suatu ayat dengan ayat sebelumnya atau ayat selanjutnya memiliki hubungan yang saling berkaitan.
Didalam surat al-Hajj ayat 34 adalah perintah melaksanakan ibadah kurban. Tetapi jika dilihat dari ayat-ayat sebelumnya dan
selanjutnya, yaitu dari ayat 32 sampai dengan ayat 37 semua itu
9
Ahmad Warson Munawwir, op.cit., h. 654.
10
Ahmad Warson Munawwir, op.cit., h. 717.
11
Jamaluddin Abi Al-Fadhli Muhammad, Lisânul ‘Arab, Beirut Libanon: Dar Al Kotob Al-
Ilmiyah, 2003, vol. 13, h. 26.
berhubungan, membahas tentang ibadah kurban. Pada ayat 32 dijelaskan bahwa orang yang melaksanakan ibadah kurban berarti dia
telah melaksanakan syi’ar-syi’ar Allah, hal itu disebabkan timbul dari
ketakwaan di dalam hati dan diri mereka sehingga mereka melaksanakannya.
12
Lalu pada ayat 33 kita harus memilih binatang persembahan hewan kurban yang baik dan gemuk lalu pergunakanlah
dan ambil manfaatnya sampai waktunya ditentukan, dan dijelaskan tepat penyembelihan disekitar tanah haram Mekah.
13
Kemudian pada ayat selanjutnya yaitu 35 dijelaskan orang yang tunduk dan taat kepada Allah, ialah orang-orang yang :
1 Apabila disebut nama Allah dihadapan mereka gemetarlah
hatinya 2
Mereka sabar dan tabah menghadapi segala macam cobaan Allah.
3 Mereka selalu mendirikan sholat tepat waktu.
4 Mereka menginfakkan sebagian rezeki yang telah
dianugerahkan kepada mereka.
14
Pada ayat 36-37 Allah telah menjadikan unta yang telah diciptakan untuk mereka sebagai salah satu syiarnya dimana manusia
memperoleh kabaikan dan saat kamu menyembelih kurban sebutlah nama Allah serta ada yang disembelih dalam keadaan berdiri dan
berbaring. Kemudian jika sudah selesai dikuliti maka ambilah sebagian untuk orang yang berkurban dan sisanya bagikan kepada fakir miskin
dan yang lainnya mudah-mudahan kalian termasuk kedalam orang- orang yang bersyukur. Lalu sesungguhnya tujuan berkurban adalah
12
Imam Jalalud-din Al-Maballiy dan Imam Jalalud-din As-Suyuthi, Terjemahan Tafsir jalalain Berikut Asbaabun Nuzuul Jilid 3, Penerjemah Bahrun Abubakar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995, h. 1382.
13
Hafizh Dasuki, dkk., Al- Qur’ân dan Tafsirnya, Jilid 17, Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf,
1995, h. 413.
14
Departemen Agama RI, Al- Qur’ân dan Tafsirnya Edisi yang Disempurnakan, Jilid VI,
Jakarta: Departemen Agama RI, 2006, h. 407.
mencari ridho Allah.
15
Setelah mengetahui munasabah ayat-ayat tersebut sudah jelas bahwa didalam surat al-Hajj ayat 32-37
mempunyai kandungan ayat yang berkaitan. Untuk menafsirkan salah satu ayat, maka kita harus memahami musabah ayat-ayat tersebut agar
lebih memudahkan dalam menafsirkannya. Selain itu kita dapat memahami kandungan ayat demi ayat, sekaligus memahami ayat yang
akan dibahas.
Setelah kita membahas tentang munasabah al-Hajj ayat 34,
langkah selanjutnya yang harus dilakukan agar dapat menafsirkan ayat
adalah mengetahui tentang asbabun nuzul ayat yang akan dibahas.
Surat al-Hajj termasuk kedalam surat Madaniyah, terdiri atas 78 ayat, sedangkan menurut pendapat ahli tafsir, surat ini termasuk kedalam
golongan surat-surat
Makiyah.
16
Adanya perbedaan
dalam menentukan apakah surat ini termasuk kedalam golongan Makiyah
atau Madaniyah, hal ini disebabkan karena sebagian ayat tersebut yang turun di dua tempat berbeda, Seperti ayat 52, 53, 54 dan 55
antara Makiyah dan Madaniyah.
17
Surat ini dinamakan surat al-Hajj, nama yang telah dikenal sejak masa Rasulullah SAW. Nama al-Hajj adalah satu-satunya nama yang
dikenal untuk surah ini. Penamaan tersebut agaknya disebabkan dalam surat ini diuraikan perintah Allah kepada Nabi Ibrahim as. agar
mengumandangkan panggilan berkunjung ke Baitullah serta beberapa uraian tentang ibadah haji dan manfaatnya.
18
Sementara di dalam buku al-Qur`ân dan Tafsirnya menjelaskan bahwa surat ini dinamai al-Hajj,
karena mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah haji, seperti
Ihram, tawaf, sa’I, wuquf di Arafah, mencukur rambut serta
15
Ibid., h. 411.
16
Hafizh Dasuki, dkk., Al- Qur’ân dan Tafsirnya, Jilid 17, op.cit, h. 346.
17
Ahmad Mustafa Al Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, Terj. dari Tafsir Al-Maragi Edisi Bahasa Arab oleh Bahrun Abu Bakar, dkk, Juz XVII, Semarang: CV. Toha Putra Semarang,
1992, cet. 2, h. 136.
18
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al- Qur’ân, Vol. 8,
Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 143.