Objek Kajian Linguistik Secara Hierarkis

terdiri dari satu morfem, sama halnya dengan kata kontraksi dan telepon. Selanjutnya, kata mendesain terdiri dua morfem, yakni morfem {meN-} sebagai imbuhan, dan morfem desain sebagai bentuk dasar. Kata telepon-telepon terdiri dari dua morfem yaitu morfem telepon sebagai bentuk dasar, diikuti oleh morfem telepon sebagai morfem ulang. Kata telepon- teleponan, terdiri dari tiga morfem yaitu morfem telepon sebagai morfem dasar, diikuti oleh morfem telepon sebagai morfem ulang, diikuti oleh imbuhan {-an} sebagai morfem akhiran. Satuan bahasa berupa telepon seluler terdiri dari dua morfem, demikian pula kontraksi otot, desain rumah, telepon pintar, kartu pintar yang masing-masing bentuk bahasa itu merupakan kata. Kata mendesainkan terdiri dari dua morfem, yakni {meN-kan} sebagai imbuhan berupa prefiks dan morfem desain. Fenomena di atas dapat dipahami bahwa setiap satuan bahasa berupa morfem dapat mengalami perubahan. Perubahan itu menyebabkan satuan bahasa berupa morfem itu mengalami pergantian dalam dua hal, yaitu: 1 kelas kata; dan 2 makna kata. Misalnya, golongan kelas kata telepon berbeda dengan golongan kelas kata bertelepon-teleponan. Kata telepon dikategorikan sebagai golongan kata nominal, tetapi bertelepon-teleponan termasuk kelas kata verba. Ditinjau dari tataran makna kata-kata diekstensikan, mengekstensi, pengekstensian; kontraksi, berkontraksi, kontraksi otot, mengkontraksi, dikontraksikan, terkontraksi, otot berkontraksi; bertelepon, menelepon, meneleponkan, diteleponkan, telepon genggam, telepon pintar, telepon seluler, telepon-telepon, telepon-teleponan memiliki makna yang berbeda-beda. Pergantian kelas kata dan makna setiap kata seperti di atas termasuk di dalam ruang lingkup kajian morfologi. Jadi, morfologi mengkaji berbagai aspek bentuk kata, fungsi pergantian bentuk kata baik secara gramatik maupun semantik.

D. Morfologi dalam Ilmu Linguistik

1. Objek Kajian

Objek kajian morfologi adalah bentuk kata, semua satuan bahasa sebelum menjadi kata, seperti morfem dengan beragam tipe serta bentuk, dan proses pembentukan kata. Pembentukan 6 kata mencakupi beberapa proses seperti morfem bebas maupun terikat; imbuhan; morfofonemik, reduplikasi, komposisi, infleksi, dan derivasi. Skema 1 Objek Kajian Morfologi

2. Linguistik Secara Hierarkis

Ilmu linguistik secara hierarkis terdiri dari beberapa tataran kajian, susunan yang bersifat hierarkis itu dapat diilustrasikan dalam skema 2, sebagai berikut : Skema 2 Hubungan Morfologi dengan Linguistik Morfologi Morfem Imbuhan morfofonemik Reduplikasi Komposisi Infleksi dan derivasi Linguistik Semantik Tatabahasa Morfologi Sintaksis Bunyi Bahasa Fonologi 7 Skema 2 menunjukkan bahwa linguistik secara umum berarti ilmu yang mempelajari bahasa. Ilmu ini memiliki beberapa subsistem antara lain: 1 Semantik secara garis besar beranggapan bahwa setiap satuan bahasa memiliki makna. Pembicaraan makna di dalam studi semantik merujuk kepada kajian berbagai persoalan makna kalimat, seluk-beluk makna yang dikandung oleh setiap komponen bahasa, mulai dari satuan bahasa terkecil yaitu, bunyi, morfem, kata, frase, klausa, kalimat bahkan wacana. 2 Fonologi adalah subdisiplin dalam linguistik yang menelaah tentang bunyi bahasa. Bunyi bahasa dikaji dari aspek fungsi, perilaku, rangkaian bunyi sebagai yang terdiri dari unsur-unsur bahasa. Ilmu yang erat kaitan dengan fonologi adalah fonetik merupakan ilmu yang mengkaji bunyi sebagai fenomena dalam dunia fisik dan unsur-unsur fisiologis, anatomis, neurologis, psikologis manusia yang menghasilkan bunyi-bunyi bahasa. 3 Tatabahasa merupakan subsistem dalam linguistik yang terdiri dari dua kategori subsistem yaitu subsistem morfologi dan sintaksis. Secara garis besar, morfologi menelaah seluk beluk pembentukan kata, dengan objek kajian terbesarnya adalah kata, sedangkan sintaksis mempelajari seluk beluk rangkaian kata, frase, klausa dan kalimat, dengan objek telaah terbesarnya adalah adalah kalimat

3. Keterkaitan Morfologi dengan Disiplin Ilmu Lain