Kata Morfem Terikat dengan Imbuhan

D. Kata

Pengertian kata Murphy 2013: 11 merujuk kepada satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, satuan bahasa itu dapat berupa morfem bebas atau morfem terikat. Berdasarkan konsep itu dicontohkan misalnya kata berupa morfem bebas dalam Indonesia dari ranah Teknologi Informatika terdapat morfem bebas berupa: android, animasi, random, akses, memori, digital, kapasitas, internet, ebook, aplikasi, dls. Dalam ranah Kedokteran terdapat morfem bebas berupa: saraf, sensorik, ekstensi, fleksi, dls Morfologi memandang kata sebagai satuan terbesar dalam unit analisis. Hal yang bertolak belakang dengan morfologi, adalah sintaksis. Tataran ini memandang kata sebagai satuan analisis terkecil. Sedangkan semantik, mempelajari makna kata. Penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa kata merupakan satuan bahasa yang mempertemukan tiga tataran dalam linguistik, yakni morfologi, sintaksis dan semantik. Ilustrasi sebagai berikut: Kata Morfologi merupakan sebuah tataran yang memproses leksem menjadi kata. morfologi semantik sintaksis leksem proses morfol ogis kata 23 BAB III KONSTRUKSI AFIKSASI

A. Pengertian Afiksasi

Afiksasi merujuk kepada suatu runtunan perubahan yang dilalui oleh bentuk dasar atau sebuah leksem sehingga leksem itu menjadi kata, entah kata tunggal ataupun kata kompleks. Konsep ini setara dengan proses pembubuhan afiks yang dikemukakan oleh Muslich 2008: 38 tentang proses pembubuhan afiks atau afiksasi, yakni peristiwa pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks pada bentuk dasar. Konstruksi yang dimaksud dalam buku ini adalah bentuk. Kontruksi afiksasi mengacu kepada bentuk afiksasi. Ditinjau dari aspek konstruksi afiksasi bahasa Indonesia, terdapat dua jenis konstruksi afikasi, yaitu:

1. Konstruksi Afiksasi Monoleksemis

Konstruksi afiksasi monoleksemis adalah peristiwa menempelnya sebuah afiks, misalnya prefiks kepada sebuah leksem untuk menjadi kata. Afiks Leksem Kata Makna {meN-} + {fasilitasi} → {memfasilitasi} ‘memberi fasilitas’ {meN-} + {reklamasi} → {mereklamasi} ‘pekerjaan memperoleh tanah’ {meN-} + {bombardir} → {memborbardir} ‘diserbu’ {meN-} + {upgrade} → {mengupgrade} ‘menatar’ {meN-} + {branding} → {membranding} ‘memberi cap’

2. Konstruksi Afiksasi Polileksemis

Konstruksi afiksasi polileksemis adalah peristiwa menempelnya sebuah afiks, misalnya prefiks kepada dua leksem yang berkomposisi untuk menjadi kata. 24 Afiks Leksem komposisi Kata Makna {ber-} + {komputer tablet} → {berkomputer tablet} ‘mempunyai komputer tablet’ {ber-} + {struktur android} → {berstruktur androidi} ‘memakai struktur android’ {meN-} + {wipe data} → {mewipedata} ‘menghapus data’ {meN-} + {reset data} → {meresetdata} ‘menghapus data’ Paparan di atas menunjukkan bahwa setiap leksem yang mengalami proses afiksasi dapat dilihat adanya tiga perubahan, yaitu: 1 bentuk; 2 kelas kata,; 3 makna. Catatan yang penting untuk digarisbawahi adalah pembentukan kata yang berkonstruksi polileksemis dalam bahasa Indonesia adalah afiks-asfiks itu membentuk sebuah sistsem, artinya kejadian kata dalam bahasa Indonesia merupakan runtunan proses yang berhubungan satu sama lain.

B. Macam-Macam Imbuhan Afix

Bahasa Indonesia memilik beberapa jenis imbuhan atau afiks yang dapat melekat kepada sebuah bentuk dasar atau leksem, yaitu: 1 awalan atau prefiks; 2 sisipan atau infiks; 3 imbuhan akhir atau sufiks; dan 4 imbuhan terbagi atau konfiks simulfiks.

1. Prefiks

No Prefiks + Bentuk dasar bebas → Kata Makna 1 {pe-} + {bisnis} → {pembisnis} {pe-} + {delegasi} → {pendelegasi} {pe-} + {stimulasi} → {penstimulasi} 2 {ber-} + {deviasi} → {berdeviasi} {ber-} + {kontraksi} → {berkontraksi} {ber-} + {proyeksi} → {berproyeksi} 25 3 {meN-} + {fiksasi} → {memfiksasi} ‘gerakan mata ke kiri dan kanan’ {meN-} + {hidu} → {menghidu} ‘mencium’ {meN-} + {fleksi} → {memfleksi} ‘menekuk’ {meN-} + {diagnosis} → {mendiagnosis} ‘menentukan penyakit’ 4 {di-} + {install} → {diinstall} ‘dipasang’ {di-} + {output → {dioutput} ‘dikeluarkan’ {di-} + {rename} → {direname} ‘dinamakan ulang’ {di-} + {charging} → {dicharging} ‘diisi baterei dengan setrum’ {di-} + {enter} → {dienter} ‘dimasukkan’ 5 {ter-} + {iritasi} → {teriritasi} ‘dalam keadaan sakit’ {ter-} + {ekspansi} → {terekspansi} ‘dapat diluaskan’ {ter-} + {globaliasi} → [terglobalisasi} ‘keadaan mendunia’ {ter-} + {retwit} → {teretwit} ‘menjawab pesan ulang’ 2. Infiks No Infiks + Bentuk dasar bebas → Kata Makna 1 {-er-} + {gerutup} → {gemerutup} ‘bunyi berdetus- detus seperti bunyi mesin’ {-er-} + {gerlap} → {gemerlap} ‘berkilau’ 2 {-em-} + {tali} → {temali ‘banyak tali’ {-em} + {guruh} → {gemuruh} ‘banyak suara guntur’ 3 {-el-} + { tunjuk} → {telunjuk} ‘jari penunjuk’ {-el-} + { tapak} → {telapak} ‘tapak tangan; tapak kaki’ 26 4 {-in-} + {piuh} {piniuh} ‘dipelintir, putar balik’ {-in-} + {sambung} {sinambung} ‘sambung menyambuung’ 3. Sufiks No Sufiks + Bentuk dasar bebas → Kata Makna 1 {-an} + {aplikasi} → {aplikasian} ‘penerapan’ {-an} + {loading} → {loadingan} ‘pemuatan’ 2 {-kan} + {tap} → {tapkan} ‘tekan’ {-kan} + {release} → {releasekan} ‘bebaskan, berhentikan’ 3 {-i} + {sinyal} → {sinyali} ‘ditandai’ {-i} + {screen} → {screeni} ‘dilayari’ 4 {-or} + {sense} → {sensor} ‘perasa’ {-or} + {inovasi} → {inovator} ‘perubahan’ 4. Konfiks No Konfiks + Bentuk dasar bebas → Kata Makna 1 {per-an} + {lengkap} → {perlengkapan} ‘tentang hal’ {per-an} + {reklamasi} → {pereklamasian} ‘hal tentang rkelamasi’ 2 {peN-an} + {saraf} → {pensarafan} ‘hal tentang saraf’ {peN-an} + {iritasi} → {pengiritasian} ‘hal tentang penyakit’ 3 {me-kan} + {restorasi} → {merestorasikan} ‘melakukan perbaikan’ {me-kan} + {radiasi} → [meradiasikan} ‘memberikan radiasi’ 4 {ke-an} + {alternatif} → {kealternatifan} ‘bersifat pilihan’ {ke-an} + {efektif} → {keefektifan} ‘bersifat eefektif’ 5 {di-kan} + {fleksi} → {difleksikan} ‘ditekukkan’ {di-kan} + {ekstensi} → {diekstensikan} ‘diluruskan’ 27 6 {ber-an} + {scalling} → {berscallingan} ‘kulit bersisik’ {ber+an} + {tinitus} {bertinitusan} ‘rasa berdenging pada telinga’ 7 {ber-kan} + {nutrisi} → {bernutrisikan} ‘mengandung gizi’ {ber-kan} + {tekstur} → {berteksturkan} ‘mempunyai tekstur’

C. Morfem Terikat dengan Imbuhan

Dalam bahasa Indonesia terdapat morfem terikat atau bentuk dasar terikat yang dapat bergabung dengan imbuhan prefiks, infiks, sufiks dan konfiks. 1. Penggabungan prefiks dengan bentuk dasar terikat. Prefiks + Morfem Terikat → Kata {peN} + {halang} → {penghalang} + {ungkap} → {pengungkap} {meN-} + {lekat} → {melekat} + {mindai} → {memindai} + {backup} → {membackup} + {merger} → {memerger} {ter-} + {hadap} → {terhadap} + {capai} → {tercapai} {di-} + {latih} → {dilatih} + {banding} → {dibanding} {ber-} + {kelahi} → {berkelahi} + {henti} → {berhenti} + {situs} → {bersitus} {se-} + {imbang} → {seimbang} + {iring} → {seiring} 28 2. Penggabungan sufiks dengan bentuk dasar terikat Infiks + Bentuk Dasar Terikat Kata {-el-} + {tunjuk} → {telunjuk} + {tapak} → {telapak} {-em-} + {guruh} → {gemuruh} Sisipan atau infiks dalam bahasa Indonesia tidak produktif. Model kata ini tampak terdapat data yang memperlihatkan pembentuk kata baru, sekarang ini. 3. Penggabungan konfiks dengan bentuk dasar terikat Sufiks + Bentuk Dasar Terikat Kata {-i} + {centang} → {centangi} + {milik} → {miliki} {-an} + {tampil} → {tampilan} + {layan} → {layanan} + {kendara} → {kendaraan} {ulas} → {ulasan} {-kan} + {email} → {emailkan} {setting} → {settingkan} 4. Penggabungan infiks dengan bentuk dasar terikat Konfiks + Bentuk Dasar Terikat Kata {ber-an} + {bbm} → {berbbman} + {sms} → {bersmsan} {per-an} + {tarung} → {pertarungan} {instalasi} → {perinstalasian} → {peN-an} + {jelajah} → {penjelajahan} {unggah} → {pengunggahan} 29

D. Pemunculan Morfem Berulang