Proses Morfofonemik Akhiran {-an}

C. Pembentukan Kata Berbasis Morfofonemik

Pembentukan kata bahasa Indonesia berbasis proses morfofonemik didominasi oleh imbuhan terutama pada akhiran {-an}; imbuhan gabung atau konfiks {pe-an} dan {per-an} serta prefiks atau awalan seperti: {me-}; {pe-}; {per-}; {ber-}; {ter-}. Paparan berikut ini dimulai dari akhiran {-an}.

1. Proses Morfofonemik Akhiran {-an}

Chaer 2008: 54 mengemukakan bahwa gejala morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Indonesia lewat sufiksasi ada dua jenis yaitu: 1 pemunculan fonem dan 2 transisi fonem. 1 Pemunculan fonem terjadi ketika satu morfem bebas maupun terikat bertemu dengan akhiran {-an}. Pada proses ini akan muncul tiga buah fonem yaitu dua fonem semivokal atau bunyi peluncur glider yakni [w]; [y] dan sebuah bunyi glottal dilambangkan [?]. Catatan: Bunyi peluncur ini hanya hadir dalam bahasa lisan dan tidak muncul pada bahasa tulis, sebab bila merujuk kepada kaidah penggunaan ejaan bahasa Indonesia yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan bunyi-bunyi itu tidak dituliskan. Berangkat dari alas an itu, contoh-contoh kalimat di bawah ini bunyi peluncur itu tidak dituliskan. 1 Fonem w muncul seandainya sufiks {–an} diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan bunyi [u]. Umpamanya : {pantau} + {-an} → {pantau w an} {buru} + {-an} → {buru w an} {tumpu} + {-an} → {tumpu w an} {ramu} + {-an} → {ramu w an} {cemburu} + {-an} → {cemburu w an} Contoh penggunaan kata hasil pemunculan fonem w fonem dalam kalimat: 42 i. Gelombang laut saat musim hujan di kota Bitung terus mendapat pantauan pemerintah setempat. ii. Hasil buruan berupa cengkih dan pala oleh para pedagang rempah di pulau Ternate menjadikan harga komiditas itu meningkat harganya. iii. Rempah menurut salah satu suku bangsa di Sulawesi digunakan sebagai bahan penyedap makanan, kosmetik, obat-obatan hingga ramuan perangsang berahi. iv. Sifat orang itu sangat cemburuan. v. Ibu muda itu kini menjadi tumpuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 2 Fonem y akan hadir sekiranya sufiks {–an} diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan bunyi [i]. Umpamanya : {untai} + {-an} → {untai y an} {capai} + {-an} → {capai y an} {isi} + {-an} → {isi y an} {tragedi} + {-an} → {tragedi y an} {tikai} + {-an} → {tikai y an} Contoh penggunaan kata hasil perubahan fonem y dalam kalimat: i. Harga capaian minyak kastor lebih kurang 90 sen dolar per liter. ii. Tragedian dalam karya sastra ciptaan Ali banyak dipaparkan di akhir cerita. iii. Untaian buah jarak kepyar atau kacang kastor bisa mencapai 3,5 meter. iv. Isian beras setiap satu kantong sebanyak 1 liter. v. Banyak tikaian yang terjadi di kalangan masyarakat yang diawali oleh persoalan kecil. 3 Fonem Glotal ? akan muncul apabila sufiks {–an} diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan bunyi [a]. Umpamanya: 43 {tetangga} + {-an} → {tetangga?an} {sedia} + {-an} → {sedia?an} {irama} + {-an} → {irama?an} {mamalia} + {-an} → {mamalia?an} {satwa} + {-an} → {satwa?an} Keterangan simbol bunyi glotal [?] Contoh penggunaan kata hasil perubahan fonem glottal ? dalam kalimat: i. Banyak kampung yang warganya bertetanggaan dengan hutan pinus. ii. Sediaan makanan sudah hamper habis. iii. Iramaan lagu itu ditulis oleh ayahku. iv. Yaki adalah orang utan jenis mamaliaan yang bermata besar dan berkaki kuat. v. Darwin adalah geolowan pertama yang mengunjungi Galapagos pada tahun 1835, dia pada akhirnya menekuni satwaan unik di Galapagos. 2. Transisi fonem merujuk kepada peristiwa bergesernya fonem ketika bertemu sufiks {-an}. Hal ini terjadi sekiranya {- an} diimbuhkan dengan bentuk dasar yang berakhir dengan bunyi konsonan. Untuk melihat gejala ini digunakan parameter suku kata. Pengertian suku mengacu kepada satu kesatuan ucapan. Oleh sebab itu, setiap awal suku maupun akhir suku selalu berimpit dengan awal dan akhir suatu ucapan. Misalnya; Data fonemis Suku Struktur suku kata simpul + -an → sim + pu +lan tulisan + -an → tu+li+san hadapan + -an → ha+da+pan Keterangan : … simbol suku kata Alasan digunakan suku kata karena suku kata memiliki fungsi membentuk kata atau bagian kata. Ditinjau dari bentuknya suku kata itu terdiri dari beberapa tipe, yaitu: 44 a Bila ada dua konsonan di antara dua vokal, maka kedua konsonan itu berada dalam satu suku, mungkin pula terletak dalam suku yang berbeda tergantung letak transisinya. b Bila sebuah konsonan merupakan satu kesatuan ucapan, berbentuk satu gugus, transisi terletak di anatara vokal dan konsonan. Gejala itu terjadi bila konsonan itu terletak dalam sebuah suku, yaitu suku- suku yang mengikutinya. c Bila kedua konsonan itu tidak merupakan suatu kesatuan, maka konsonan itu berpindah letak membentuk suku kata baru dengan menggabung pada sufiks {-an }. Misalnya: Data fonemis suku Struktur suku kata tegur + -an → te+gu+ran jelajah + -an → je+la+ja+han tumbuk + -an → tum+bu+kan gumpal + -an → gum+pa+lan Contoh penggunaan kata hasil transisi fonem dalam kalimat: i. Pulau Sulawesi merupakan daerah jelajahan para pencari cengkih. ii. Kerak samudra yang terangkat karena tumbukan lempeng Australia iii. Setiap perkuliahan bahasa Indonesia selesai disampaikan selalu ditutup dengan simpulan materi perkuliah itu iv. Banyak tulisan bermutu sudah diterbitkan dalam jurnal Linguistik v. Makalah seminar itu dibaca di hadapan para ahli bahasa. vi. Gumpalan awan hitam akibat meletus gunung Merapi terdapat di wilayah Yogyakarta.

3. Proses Morfofonemik dalam Konfiks {pe-an}