Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Analisis Pengambilan Keputusan Pemasaran Wisata alam di

Tabel 14. Nilai sikap pengunjung terhadap atribut Wisata alam di Kecamatan Bayah No Atribut Nilai evaluasi Nilai Kepercayaan Nilai sikap Ao=ei.bi 1 Pemandangan alam 1.88 1.83 3.44 2 Kualitas fasilitas dan sarana 0.28 0.17 0.05 3 Kualitas dan kuantitas SDM 0.8 1.65 1.32 4 Harga 0.06 1.52 0.09 5 Lokasi obyek wisata 1.28 0.05 0.06 6 Pelayanan pengunjung 1.72 0.2 0.34 7 Keamanan tempat wisata 1.26 0.82 1.03 8 Promosi 0.35 0.35 0.12 9 Fasilitas toilet 0.46 0.87 0.26 10 Fasilitas tempat parkir 1 1 1 11 Fasilitas warung makan 0.08 0.64 0.05 Total 7.76 Sikap konsumen terhadap atribut wisata alam di Kecamatan Bayah didapat berdasarkan skala penilaian Tabel 15. Hal tersebut menunjukan bahwa kategori yang memiliki jumlah skor sebesar 7.76 termasuk dalam kategori cukup baik. Kategori cukup baik mengartikan bahwa wisata alam di Kecamatan Bayah dinilai cukup baik dan disukai oleh pengunjungnya dengan keunggulan yang terletak pada atribut pemandangan alam. Tabel 15 Skala penilaian sikap konsumen terhadap atribut Wisata alam di Kecamatan Bayah Skala penilaian Kategori - 44 ≥ Nilai sikap ≤ -26,4 Sangat tidak baik - 26,4 Nilai sikap ≤ -8,8 Tidak baik - 8,8 Nilai sikap ≤ 8,8 Cukup baik 8,8 Nilai sikap ≤ 26,4 Baik 26,4 Nilai sikap ≤ 44 Sangat baik

5.5 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

5.5.1 Analisis Faktor Internal

Analisa faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan yang oleh perusahaan. Faktor internal pada wisata alam di Kecamatan Bayah harus diketahui terlebih dahulu sebelum membuat matriks SWOT. Hasil wawancara dengan pihak pengelola dan analisis lingkungan internal perusahaan dalam sub bab evaluasi kepentingan dan kepercayaan pada sikap konsumen, maka didapatkan beberapa faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang sangat berpengaruh terhadap strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah, antara lain

a. Kekuatan

1. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. 3. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan. 4. Obyek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. 5. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 6. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 7. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung.

8. Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung.

b. Kelemahan 1. Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. 2. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai.

3. Kualitas dan kauntitas SDM yang masih kurang. 4. Kurangnya kegiatan promosi wisata.

5. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 6. Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. 7. Belum dikenal masyarakat luas. 8. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada.

5.5.2 Analisis Faktor Eksternal

Analisa faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Faktor eksternal pada wisata alam di Kecamatan Bayah harus diketahui terlebih dahulu sebelum membuat matriks SWOT. Hasil wawancara dengan pihak pengelola dan analisis lingkungan eksternal perusahaan dalam sub bab evaluasi kepentingan dan kepercayaan pada sikap konsumen, maka didapatkan beberapa faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman yang sangat berpengaruh terhadap strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah, antara lain a. Peluang 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya pencanangan Desa Wisata Sawarna. 3. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 4. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 5. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 6. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 7. Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. 8. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. b. Ancaman 1. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 2. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 3. Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah. 5.5.3 Matriks Faktor Internal dan Eksternal Informasi yang telah didapatkan dari hasil identifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal wisata alam di Kecamatan Bayah maka dirumuskan faktor- faktor kunci yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. faktor- faktor tersebut dievalusi dalam matriks IFE dan EFE. Matriks-matriks tersebut digunakan sebagai data masukan untuk menentukan alternatif-alternatif strategi pemasaran.

5.5.3.1 Matriks IFE

Hasil pengelolaan matriks IFE untuk wisata alam di Kecamatan Bayah Tabel 16, maka didapatkan yang menjadi faktor kekuatan utama bagi wisata alam di Kecamatan Bayah adalah potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam dengan skor 0.494. Kekuatan terkecil yaitu topografi kawasan wisata alam sangat beragam dengan skor 0.105. Sedangkan yang menjadi kelemahan utama bagi wisata alam di Kecamatan Bayah adalah kurangnya kegiatan promosi wisata dengan skor 0.286 dan yang menjadi kelemahan terkecil yaitu jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung dengan skor 0.031. Table 16 Matriks IFE Faktor-faktor strategis eksternal Bobot b Rating r Skor Bobot kekuatan r x b A. Kekuatan 1. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Topografi kawasan wisata alam sangat beragam. 3. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan. 4. Obyek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. 5. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 6. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 7. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung. 8. Kondisi jalan di dalam kawasan cukup baik ditempuh oleh pengunjung. 0.130 0.033 0.056 0.082 0.088 0.057 0.062 0.038 3.8 3.2 3.4 3 4 3.4 3.8 3.6 0.494 0.105 0.19 0.246 0.352 0.194 0.236 0.137 B. Kelemahan 9. Jenis dan jumlah sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung wisata yang ada belum memenuhi kebutuhan pengunjung. 10. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 11. Kualitas dan kauntitas SDM yang masih kurang. 12. Kurangnya kegiatan promosi wisata. 13. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 14. Kunjungan hanya terfokus pada hari raya besar saja. 15. Belum dikenal masyarakat luas. 16. Struktur organisasi, rencana kerja dan pembagian kerja belum ada. 0.017 0.085 0.076 0.102 0.046 0.026 0.083 0.019 1.8 2.8 2.4 2.8 2.8 1.8 2.8 2.4 0.031 0.238 0.182 0.286 0.129 0.046 0.232 0.046 Total 1 3.144

5.5.3.2 Matriks EFE

Hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor strategis eksternal, kemudian memberikan rating dan bobot maka diperoleh hasil Tabel 17. Berdasarkan pengelolaan matriks EFE untuk wisata alam di Kecamatan Bayah, maka didapatkan yang menjadi faktor peluang utama bagi wisata alam di Kecamatan Bayah adalah trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan dengan skor 0.664. Peluang terkecil yaitu kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial dengan skor 0.089. Sedangkan yang menjadi ancaman utama bagi wisata alam di Kecamatan Bayah adalah citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya dengan skor 0.34 dan yang menjadi ancaman terkecil yaitu meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain dengan skor 0.068. Tabel 17 Matriks EFE Faktor-faktor strategis eksternal Bobot b Rating r Skor Bobot kekuatan r x b A. Peluang 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya pencanangan Desa Wisata Sawarna. 3. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 4. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 5. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 6. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 7. Kunjungan wisata memberikan pendapatan potensial. 8. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. 0.166 0.04 0.073 0.1 0.1 0.059 0.028 0.06 4 2.6 3.6 3.8 3.2 3 3.2 3 0.664 0.104 0.263 0.38 0.32 0.177 0.089 0.180 B. Ancaman 9. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 10. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 11. Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 12. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 13. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah. 0.019 0.09 0.1 0.122 0.043 3.6 3.6 3.4 2.6 3.2 0.068 0.324 0.34 0.317 0.137 Total 1 3.363

5.5.3.3 Matriks IE Internal - Eksternal

Nilai bobot skor kekuatan IFE 3.144 dan EFE 3.363 yang dicocokan dengan matriks IE Gambar 35, terlihat posisi wisata alam di Kecamatan Bayah berada di sel pertama. Sel pertama, kedua dan keempat menggambarkan bahwa wisata alam di Kecamatan Bayah beerada pada tahap “tumbuh membangun”. Pada tahap ini sebuah usaha harus menjalankan strategi yang intensif dan ataukah integratif. Strategi intensif dapat berupa strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi integratif dapat berupa strategi integrasi ke depan melakukan akuisisi terhadap distibutor, integrasi ke belakang melakukan akuisisi terhadap pemasok dan intergrasi horizontal melakukan akuisisi terhadap perusahaan pesaing yang sejenis. Setelah diketahui posisi wisata alam di Kecamatan Bayah dimana, maka posisi Wisata alam di Kecamatan Bayah harus cocok dengan tipe strategi intensif yang dihasilkan pada matriks SWOT, yaitu strategi yang sifatnya penetrasi pasar, pengembnagan pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis yang ada, maka tiga tipe strategi umum yang cocok untuk wisata alam di Kecamatan Bayah yaitu: 1. Penetrasi Pasar Strategi pertumbuhan wisata alam di Kecamatan Bayah dengan berusaha memperkenalkan objek wisata yang ada saat ini ke segmen pasar yang sama. Melalui strategi ini, wisata alam di Kecamatan Bayah mengintensifkan penjualannya yaitu segmen wisata alam yang alami dan unik. 2. Pengembangan Pasar Strategi pertumbuhan wisata alam di Kecamatan Bayah dengan cara mengidentifikasi dan mengembangkan segmen-segmen pasar baru untuk produknya yang sekarang. Melalui strategi ini, wisata alam di Kecamatan Bayah lebih mengembangkan produknya di luar segemen pasar yang telah ada. 3. Pengembangan Produk Strategi pertumbuhan wisata alam di Kecamatan Bayah dengan cara menawarkan produk baru atau yang telah dimodifikasi kepada segmen- segmen pasar sekarang. Strategi ini adalah upaya meningkatkan kunjungan melalui pengembangan jasa baru. I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 35 Matriks IE Wisata alam di Kecamatan Bayah.

5.5.4 Analisis Matriks SWOT

Alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan analisis matriks SWOT. Keunggulan analisis ini adalah dapat memformulasikan strategi berdasarkan gabungan faktor internal dan eksternal. Empat strategi utama yang disarankan yaitu strategi SO Strengths-Opportunities, ST Strengths-Threats, WO Weaknesses-Opportunities dan WT Weaknesses-Threats. Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Tabel 18 Matriks SWOT Internal Eksternal Kekuatan Strengths 1. Potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi, baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam. 2. Terdapat lebih dari satu obyek wisata alam dalam wilayah yang sama dan relatif berdekatan 3. Obyek wisata alam di kecamatan bayah masih alami dan belum mengalami perubahan. 4. Tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata. 5. Pengelola wisata alam telah melakukan kerjasama dengan masyarakat desa setempat 6. Keramah tamahan penduduk atau masyarakat kepada pengunjung. Kelemahan Weaknesses 1. Aksesibilitas dari pusat kota kurang memadai. 2. Kualitas dan kuantitas SDM yang masih kurang. 3. Kurangnya kegiatan promosi wisata. 4. Bentuk dan system pelayanan pengunjung dan pengelolaan wisata belum tertata. 5. Belum dikenal masyarakat luas. SKOR BOBOT TOTAL IFE Kuat 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99 SKOR BOBOT TOTAL EFE Tinggi 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99 4,0 3,0 2,0 2,0 3,0 3.363 3.144 Peluang Opportunities 1. Trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan. 2. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata. 3. Peluang kerjasama dengan organisasi wisata nasional yang belum ada sebelumnya. 4. Jaringan kerjasama yang luas dengan biro perjalanan dan investor. 5. Adanya dukungan masyarakat terhadap kegiatan wisata. 6. Penggalakan program visit Indonesia yang membuka pasar internasional. 1. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam S1, S2, S3, O1, O2, O3, O4, O6. 2. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4, O6. 3. Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata S5, S6, O4, O5, O6. 1. Perbaikan pelayanan pengelola kepada pengunjung berupa perbaikan infrastruktur aksesibilitas, sarana dan prasarana W1, W2, W5, O2, O3, O4, O5,O6. 2. Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak W3, W4, O2, O3, O4, O6. 3. Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. W3, W4, O1, O2, O3, O6. Ancaman Threats 1. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain. 2. Terdapat tempat wisata lain yang menjadi pesaing. 3. Citra pariwisata yang merusak lingkungan seni dan budaya. 4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. 5. Penduduk yang bermata pencaharian di sekitar yang kawasan wisata mayoritas berpendidikan rendah. 1. Meningkatkan daya saing obyek wisata yang berkualitas dan unik S1, S3, T1, T2. 2. Membuat paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung tanpa merubah alamS1, S2, S3, S4, T1, T2, T3. 3. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan pengawasan dengan masyarakat sekitar S5, S6, T3, T4, T5. 1. Memperbanyak fasilitas pendukung wisata lainnya seperti fasilitas olah ragaW1, W5, T1, T2. 2. Melakukan perencanaan manajement yang baik dalam hal pengelolaan sehingga dapat menguntungkan kesejahteraan masyarakat desa setempat W2, W3, W5, T3, T4, T5. 3. Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami W3, W4, T1, T2, T3. Penjelasan tentang strategi-strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT Tabel 18 adalah sebagai berikut:

5.5.4.1 Strategi SO Strengths-Opportunities

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan pada lingkungan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada pada lingkungan eksternal. Strategi yang dapat digunakan yaitu: a. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam S1, S2, S3, O1, O2, O3, O4, O6. Pihak pengelola wisata alam di Kecamatan Bayah melakukan promosi dengan mengangkat atau menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam yang ada. Karena wisata alam di Kecamatan Bayah memiliki sumber daya alam yang masih alami yang dapat diangkat menjadi obyek wisata. Strategi ini dapat digolongkan sebagai penetrasi pasar. b. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4, O6. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi. Pihak pengelola mengembangkan kegiatan wisata yang baru yaitu wisata pendidikan dan ilmu Desa Wisata di Pantai Sawarna. Selain itu mengembangkan wisata jelajah alam pada Goa Lalay, serta mengembangkan jalur interpretasi pada Pantai Pulau Manuk yang merupakan bagian dari Perum Perhutani BKPH Bayah. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. c. Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata S5, S6, O4, O5, O6. Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang merupakan hal yang penting karena wisata merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang jasa. Bekerjasama dengan masyarakat sekitar sebagai pemandu wisata merupakan hal yang penting untuk kegiatan wisata yang bersifat jelajah alam. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk.

5.5.4.2 WO Weaknesses-Opportunities

Strategi WO adalah strategi yang memperkecil kelemahan yang dimiliki lingkungan internal dengan memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada di lingkungan eksternal. a. Perbaikan pelayanan pengelola kepada pengunjung berupa perbaikan infrastruktur aksesibilitas, sarana dan prasarana W1, W2, W5, O2, O3, O4, O5,O6. Aspek yang harus diperbaiki oleh pengelola wisata alam di Kecamatan Bayah adalah infrastrukutur, sarana dan parasarana yang ada seperti aksesibilitas dari jalan kota menuju kawasan wisata banyak yang mengalami kerusakan. Selain itu juga sarana dan prasarana yang ada di setiap kawasan wisata yang rusak maupun belum ada. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. b. Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak W3, W4, O2, O3, O4, O6. Strategi pemasaran yang telah dilakukan harus lebih intensif dan terencana dengan baik, salah satunya yaitu dengan memperluas target pasar selain di Jabodetabek. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan promosi melalui media, melakukan pameran obyek wisata yang ada di Provinsi Banten, serta pemilihan Saija dan Adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak. Strategi ini dapat digolongkan sebagai penetrasi pasar. c. Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. W3, W4, O1, O2, O3, O6. Usaha pengembangan kawasan wisata yang masih alami di sekitar Kabupaten Lebak membuat Provinsi Banten menjadi daerah tujuan wisata. Oleh karena itu, potensi untuk mengundang wisatawan semakin besar. Pada strategi ini pihak pengelola bergabung dengan pihak wisata lain untuk mencari target segmen yang lebih luas. Strategi ini dapat digolongkan sebagai strategi pengembangan pasar.

5.5.4.3 ST Strengths-Threats

Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan lingkungan internal untuk mengatasi ancaman yang ada dari lingkungan eksternal. Strategi yang dapat diterapkan yaitu: a. Meningkatkan daya saing obyek wisata yang berkualitas dan unik S1, S3, T1, T2. Persaingan yang semakin tinggi dengan obyek wisata lain baik wisata sejenis maupun tidak sejenis akan mempengaruhi usaha wisata alam Kecamatan Bayah, oleh karena itu pihak wisata alam di Kecamatan Bayah harus meningkatkan pengelolaa yang baik sehingga wisata alam tersebut menjadi berkualitas. Strategi ini dapat digolongkan sebagai strategi penetrasi pasar. b. Membuat paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung tanpa merubah alam S1, S2, S3, S4, T1, T2, T3. Paket wisata yang merupakan paket yang ditawarkan oleh kawasan wisata di Kecamatan Bayah harus meruapakan paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung. Kualitas dan kuantitas yang memenuhi harapan pengunjung harus dapat dicapai oleh wisata alam Kecamatan Bayah agar pengunjung tidak kecewa. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. c. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan pengawasan dengan masyarakat sekitar S5, S6, T3, T4, T5. Masyarakat sekitar yang memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang kurang merupakan ancaman bagi keberadaan kawasan sekitar wisata alam Kecamatan Bayah. Oleh karena itu diperlukan suatu program penyuluhan oleh pihak pengelola dengan bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk menjaga kawasan. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk.

5.5.4.4 WT Weaknesses-Threats

Strategi WT adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dalam lingkungan internal dan mengatasi ancaman yang ada di lingkungan eksternal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu: a. Memperbanyak fasilitas pendukung wisata lainnya seperti fasilitas olah raga W1, W5, T1, T2. Pengadakan fasilitas olah raga dapat meningkatkan daya tarik pengunjung, Karena fasilitas olah raga dapat melengkapi objek wisata alam pada obyek wisata Goa Lalay dan untuk kegiatan selancar. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. b. Melakukan perencanaan manajement yang baik dalam hal pengelolaan sehingga dapat menguntungkan kesejahteraan masyarakat desa setempat W2, W3, W5, T3, T4, T5. Syarat usaha yang baik salah satunya yaitu harus melakukan perencanaan yang baik. Perencanaan terhadap manajemen secara keseluruhan harus tepat sasaran dan tepat guna agar tujuan utama dapat tercapai. Perencanaan yang baik sebelumnya harus mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal. Hal tersebut untuk menghindari kerugian dan usaha tersebut dapat terus berlanjut, sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat desa setempat. Strategi ini dapat digolongkan sebagai pengembangan produk. c. Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami W3, W4, T1, T2, T3. Cara untuk memperkuat brand adalah dengan edukasi pasar. Edukasi pasar dapat dilakukan di beragam acara formal yang diadakan oleh pemerintah atau pihak terkait dengan wisata alam Kecamatan Bayah. Dengan acara pameran yang diadakan dan informasi tentang keunikan kawasan wisata alam Kecamatan Bayah, dapat digolongkan sebagai strategi penetrasi pasar karena dilakukan di segmen utama wisata alam di Kecamatan Bayah.

5.5.5 Pemilihan Strategi dari Matriks SWOT dan Matriks Internal-

Eksternal Alternatif yang ada, kemudian dipilih lima strategi yang akan dimasukan ke dalam struktur AHP. Pemilihan strategi dilakukan menggunakan metode Bayes. Metode ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembobotan antar kriteria dan pembobotan alternatif strategi. Berdasarkan hasil survey lapangan dan wawancara, beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur layak atau tidaknya strategi yang digunakan adalah kualitas, SDM, obyek wisata, promosi dan pemasaran, biaya, aksesibilitas, pelayanan, fasilitas, persaingan dan peningkatan kerja. Tabel 19 Bobot untuk masing-masing kriteria Kriteria Bobot Kualitas 0.051 SDM 0.051 Obyek wisata 0.202 Promosi dan pemasaran 0.121 Biaya 0.190 Aksesibilitas 0.064 Pelayanan 0.042 Fasilitas 0.144 Persaingan 0.015 Peningkatan kerja 0.120 Pembobotan kriteria yaitu membandingkan tingkat kepentingan antar kriteria yang ada. Setelah diperoleh nilai masing-masing bobot untuk tiap kriteria Tabel 19, maka dilakukan pemberian nilai kepentingan untuk setiap stretegi. Tiap strategi memiliki sembilan nilai yang mewakili keunggulan strategi untuk setiap kriteria. Lalu dilakukan perkalian antara sembilan nilai tersebut dengan nilai dari masing-masing kriteria setelah itu dijumlahkan Tabel 20. Tabel 20 Hasil pembobotan untuk masing-masing strategi pemasaran Wisata alam di Kecamatan Bayah Strategi Pembobotan Prioritas S1 3,816 1 S2 3,776 2 S3 3,076 11 S4 3,276 8 S5 3,574 5 S6 3.707 3 S7 3,13 10 S8 3,39 6 S9 2,974 12 S10 3,329 7 S11 3.191 9 S12 3,606 4 Dimana : S1 : Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam. S2 : Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi. S3 : Meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung yang datang dengan bekerjasama dengan masyarakat dalam pemanduan wisata. S4 : Perbaikan pelayanan pengelola kepada pengunjung berupa perbaikan infrastruktur aksesibilitas, sarana dan prasarana. S5 : Memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata Kabupaten Lebak. S6 : Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain. S7 : Meningkatkan daya saing obyek wisata yang berkualitas dan unik. S8 : Membuat paket wisata yang sesuai dengan harapan pengunjung tanpa merubah alam. S9 : Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar serta melakukan kerjasama dan pengawasan dengan masyarakat sekitar. S10 : Memperbanyak fasilitas pendukung wisata lainnya seperti fasilitas olah raga. S11 : Melakukan perencanaan manajement yang baik dalam hal pengelolaan sehingga dapat menguntungkan kesejahteraan masyarakat desa setempat. S12 : Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami. Strategi yang di nilai paling baik kemudian dimasukan sebagai faktor alternatif pada AHP. Dipilih lima strategi yang memiliki bobot terbesar untuk masing-masing strategi, lima strategi dengan nilai terbesar yaitu: 1. Melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam: 3,816 2. Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi: 3, 776 3. Memperluas target pasar dengan melakukan promosi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata kabupaten Lebak: 3,574 4. Melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain: 3,707 5. Penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami: 3,606

5.6 Analisis Pengambilan Keputusan Pemasaran Wisata alam di

Kecamatan Bayah Menggunakan Analsis Hirarki Proses AHP. Identifikasi fokus utama, faktor yang yang berpengaruh, aktor yang berperan, tujuan yang ingin dicapai dan alternatif strategi pemasaran dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara terstruktur dengan pihak internal Wisata alam di Kecamatan Bayah sebanyak lima responden ahli yang mengerti tentang kondisi Wisata alam di Kecamatan Bayah. Responden ahli dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang oprasional lapang wisata alam di Kecamatan Bayah dan dua orang dari oprasional kantor wisata alam di Kecamatan Bayah.

5.6.1 Faktor yang Berpengaruh dalam Penyusunan Strategi Pemasaran.

Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan wisata alam Kecamatan Bayah didapat dari hasil analisis IFE, EFE dan SWOT. Faktor- faktor tersebut yaitu potensi wisata alam Kecamatan Bayah yang tinggi baik dari segi lanskap, flora, fauna dan pemandangan alam, tingginya komitmen pemerintah untuk meningkatkan peran ekowisata, trend kunjungan wisatawan saat ini cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan, kurangnya kegiatan promosi wisata, meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain.

5.6.1.1 Aktor

Kaitannya dengan implementasi strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah terdapat aktor-aktor yang berperan penting atau mempunyai andil. Aktor-aktor tersebut yaitu pengelola kawasan wisata Karang Taraje, pengelola kawasan wisata Pulau Manuk, pengelola kawasan wisata Sawarna, karyawan Perhutani BKPH Bayah dan pemasaran Disporapudpar Lebak

5.6.1.2 Tujuan

Tujuan yang dapat dicapai wisata alam di Kecamatan Bayah berkaitan dengan keberhasilan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah. Beberapa tujuan tersebut yaitu mendapatkan pelanggan jangka panjang, memperkuat nama wisata alam Kecamatan Bayah, meningkatkan pendapatan dan profit, memperkenalkan wisata alam Kecamatan Bayah ke masyarakat luas, mengembangkan wisata alam Kecamatan Bayah.

5.6.1.3 Alternatif Strategi

Alternatif strategi yang dipilih berkaitan dengan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah. Alternatif tersebut yaitu melakukan promosi wisata alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam, pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam dan interpretasi, memperluas promosi ke segmen lain yaitu upaya memperluas promosi secara geografi melaui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai duta pariwisata K abupaten Lebak, melakukan promosi “visit Banten“ bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain, penguatan brand wisata alam Kecamatan Bayah sebagai wisata yang unik dan alami.

5.7 Hasil Pengolahan Data