harus dikaji dalam pennataan ruang pesisir dan PPK, yaitu aspek ekologi biofisik, sosial ekonomi, budaya dan kebijakan. Dalam kaitan dengan sistem
pengelolaannya, penataan sistem zonasi Taman Nasional yaitu pembagian ruang berdasarkan peruntukan dan kepentingan pengelolaan, seperti zona inti,
zona pemanfaatan dan zona lainnya sesuai peruntukannya. Pada prinsipnya, sistem zonasi adalah pengaturan ruang untuk mengatur jenis kegiatan manusia
di dalam kawasan, sehingga dapat saling mendukung dan diharapkan dapat mengakomodasi semua kegiatan masyarakat di sekitar kawasan.
UU No. 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, pemerintah telah mengatur bahwa pemanfaatan PPK dan perairan di sekitarnya
dilakukan berdasarkan kesatuan ekologis dan ekonomi secara menyeluruh dan terpadu dengan pulau besar di dekatnya serta diprioritaskan untuk salah satu
atau lebih kepentingan: konservasi; pendidikan dan pelatihan; penelitian dan pengembangan; budidaya laut; pariwisata; usaha perikanan dan kelautan dan
industri perikanan secara lestari; pertanian organik, danatau; peternakan. Kebijakan KKL merupakan bagian dari kebijakan pembangunan wilayah
pesisir, laut dan PPK, karena itu arah kebijakan mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutan, sehingga diperlukan arahan kebijakan pengelolaan
secara terpadu sesuai pendapat Stephen B. Olsen 2002 bahwa pengelolaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan dilakukan secara menyeluruh dalam
merencanakan serta memanfaatkannya secara optimal dan berkelanjutan. Pengelolaan tersebut dilakukan secara kontinyu dan dinamis dengan
mempertimbangkan aspek sosial-ekonomi-budaya dan aspirasi pengguna, daya dukung lingkungan pesisir, serta konflik kepentingan dalam pemanfaatan
sumberdaya.
2.6. Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung carrying capacity
didefinisikan sebagai intensitas penggunaan maksimum terhadap sumberdaya alam yang berlangsung secara
terus menerus tanpa merusak alam Pearce dan Kirk 1986. Kapasitas lingkungan adalah satu konsep kunci pada ide dari pembangunan berkelanjutan
GESAMP 2001,karena itu harus tertuju pada beberapa inisiatif mendisain untuk meningkatkan pengembangan berkelanjutan. Pengertian
kapasitas lingkungan kapasitas asimilasi adalah satu hak milik dari lingkungan dan
kemampuan untuk mengakomodasi satu aktivitas tertentu tanpa mengakibatkan dampak yang tidak dapat diterima .
Kapasitas atau daya dukung lingkungan dapat menaksir dampak kumulatif atau dampak kombinasi dan tingkatan yang layak acceptable level
dari perubahan lingkungan yang sesuai dengan tujuan manajemen lingkungan. Dengan mengestimasi kapasitas total, maka pemanfaatan lingkungan yang
berbeda-beda akuakultur, pemanfaatan lain dan komponen ekosistem alami dapat dialokasikan. Menurut Bengen 2002, konsep daya dukung didasarkan
pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan suatu organisme. Konsep ini dikembangkan untuk
mencegah kerusakan atau degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Daya dukung dapat dinaikkan kemampuannya oleh manusia dengan
memasukkan dan menambahkan ilmu dan teknologi kedalam suatu lingkungan. Namun peningkatan daya dukung lingkungan memiliki batas-batas dimana pada
keadaan tertentu cenderung sulit atau tidak ekonomis lagi bahkan tidak mampu lagi dinaikkan kemampuannya karena akan terjadi kerusakan pada sumberdaya.
Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bijaksana justru akan menghancurkan daya dukung lingkungan. Di alam dikenal the law of limiting
factors, yang menyatakan adanya batas minimum dan maksimum dalam alam Gambar 2. Diluar batas toleransi ini, akan terjadi kerusakan sumberdaya alam
dan ekosistem, bahkan berpeluang untuk terjadinya kehancuran sumberdaya
dan ekosistem. Disamping itu, daya dukung tidak hanya dilakukan dalam penilaian aspek fisik dan ekologis saja tetapi juga digunakan dalam
memperkirakan nilai daya dukung sosial, misalnya penilaian terhadap terjadinya perubahan perilaku sosial sumberdaya alam dan lingkungan adalah penting
untuk menentukan bentuk pengelolaan terhadap sumberdaya terutama dalam tujuan menjaga, mengendalikan, dan melestarikan lingkungan.
K e
n a
ik a
n D
a y
a D
u k
u n
g
Faktor-Faktor Lingkungan Daya Dukung
Rusak
Gambar 2.The Law of Limiting Factors dari daya dukung Suratmo 1992 dalam Rauf, 2007 Daya Dukung
Rusak Maksimum
Limits Minimum
Limits
Daya dukung lingkungan sangat erat kaitannya dengan kapasitas asimilasi dari lingkungan yang menggambarkan jumlah limbah yang dapat dibuang
kedalam lingkungan tanpa menyebabkan polusi. Bengen 2002 Daya Dukung dapat dibedakan atas :
1. Daya
Dukung Ekologis,
dinyatakan sebagai
tingkat maksimum
penggunaan suatu kawasan atau ekosistem, baik berupa jumlah maupun kegiatan yang diakomodasikan di dalamnya, sebelum terjadi suatu
penurunan kualitas ekologis kawasan atau ekosistem. Kawasan yang menjadi perhatian utama dalam penilaian daya dukung ekologis adalah jenis
kawasan atau ekosistem yang tidak dapat pulih, seperti berbagai ekosistem lahan basah wetland antara lain rawa.
Pendekatan ekologis, digunakan untuk menentukan indikator kerusakan ekosistem atau lingkungan akibat kegiatan manusia pada suatu kawasan
yang antara lain dapat digambarkan oleh adanya berbagai kerusakan seperti pada vegetasi, habitat satwa, degradasi tanah, kerusakan visual objek
wisata alam dan berbagai bentuk vandalisme lainnya. Walaupun demikian, penerapan teknologi pencegah dampak negatif terhadap lingkungan dapat
meningkatkan daya dukung ekologis atau dapat mencegah penurunan kualitas ekosistem atau lingkungan suatu tempat.
2. Daya Dukung Fisik, merupakan jumlah maksimum penggunaan atau
kegiatan yang dapat diakomodasikan dalam kawasan tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas kawasan tersebut secara fisik. Kawasan
yang telah melampaui kondisi daya dukungnya secara fisik, antara lain dapat dilihat dari tingginya tingkat erosi, pencemaran lingkungan terutama udara
dan air sungai permukaan, banyaknya sampah kota, suhu kota yang meningkat, konflik sosial yang terjadi pada masyarakat karena terbatasnya
fasilitas umum, atau pemadatan tanah yang terjadi pada tempat-tempat rekreasi. Terlampauinya daya dukung fisik suatu kawasan akan berdampak
negatif tidak saja terhadap aspek fisiknya tetapi juga terhadap aspek-aspek lainnya yaitu aspek-aspek sosial, ekonomi, dan juga ekologis.
3. Daya Dukung Ekonomi, merupakan tingkat produksi skala usaha yang
memberikan keuntungan maksimum dan ditentukan oleh tujuan usaha secara ekonomi. Dalam hal ini digunakan parameter kelayakan usaha
secara ekonomi.
4. Daya Dukung Sosial, merupakan gambaran dari persepsi seseorang dalam