4.2.4. Kelembagaan
Cooley dalam Soemardjan dan Soemardi 1964 mendefinisikan lembaga sebagai s
uatu norma dan tata cara yang bersifat tetap. Menurut Kartodiharjo et
Al. 1999, kelembagaan merupakan suatu sistem yang kompleks, rumit, abstrak, yang mencakup idiologi, hukum adat-istiadat, aturan, kebiasaan yang tidak
terlepas dari lingkungan. Kelembagaan mengatur apa yang dilarang dikerjakan oleh individu maupun kelompok. Oleh karena itu kelembagaan adalah instrumen
yang mengatur hubungan antara individu. Sesuai dengan rumusan tersebut di atas, kelembagaan yang dimaksud
adalah kelembagaan modern berupa Perda maupun kelembagaan tradisional yang berupa aturan adat dan kehidupan sosial masyarakat. Kelembagaan yang
berhubungan langsung dengan kegiatan pengelolaan kawasan konservasi berupa Peraturan Pemerintah dan aturan lokal. Peraturan dalam bentuk Rencana
Pengelolaan kawasan konservasi laut daerah adalah aturan dalam hal zonasi Sedangkan aturan lokal yang ada dan disepakati oleh masyarakat sekitar Gili
Sulat-Gili Lawang yakni Komunitas Dua Pulau, yang bertugas dalam pengaturan dan pangawasan kedua pulau.
4.3. Kondisi Biologis Perairan
4.3.1. Kondisi Mangrove G.Sulat-G.Lawang.
Kawasan G.Sulat-G.Sulat ditetapkan sebagai hutan lindung dengan luas G.Sulat 663,50 ha dan G.Lawang 423,36 ha berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No.416KPTS-II1999. Hampir keseluruhan G.Sulat ditumbuhi vegetasi mangrove Setyastuti, 2002. Pada sisi pulau yang berhadapan dengan
daratan besar, kerapatan mangrove sangat lebat dengan formasi terdepan jenis
❦
hizophora mucronata, tipe substrat berpasir dan pecahan karang. Diwilayah ini juga ditemukan tumbuhan asosiasi mangrove seperti Sesuvium portulacastrum
dan beberapa jenis lain yang belum teridentifikasi. Sedangkan sisi luar pulau, formasi terluar adalah jenis Sonneratia alba, Bruguiera gymnorhiza dengan
kerapatan rendah dan diameter batang rata-rata sekitar 90 cm. Di G.Lawang, sisi dalam pulau dijumpai areal yang tidak ditumbuhi
mangrove dengan luas antara 0.25 7,0 hektar, ditumbuhi rumput dan asosiasi mangrove. Pada sisi dalam pulau terdapat kerusakan mangrove yang
diakibatkan oleh sambaran petir. Kondisi vegatasi sisi dalam pulau hampir sama