Padang Lamun di G.Lawang

karang massive, dengan persentase tutupan karang hidup antara 5 - 90 . Genus karang yang ditemukan di perairan G.Sulat-G.Lawang adalah: Acropora, Stylophora, Montipora, Astreopora, Herpolitha, Sandalolitha, Fungia, Leptoseris, Pavona, Pachyseries, Pseudosiderastrea, Turbinaria, Physogyra, Plerogyra, Cyphastrea, Diploastrea, Echinopora, Favia, Favites, Goniastrea, Montastrea, Oulophyllia, Platygyra, Ctenactis, Fungia, Heliofungia, Podabacia, Seriatopora, Psammacora, Hydnophora, Lobophyllia, Mussa, Symphyllia, Galaxea, Pectinia, Stylophora, Goniopora, dan Porites.

4.3.3.1. Terumbu Karang di G.Sulat

Terumbu karang yang terdapat di G.Sulat terletak di sekeliling pulau dengan keragaman dan kondisi yang sangat bervariasi. Kondisi karang yang sangat baik dijumpai di perairan bagian selatan dan kondisi baik dijumpai diperairan bagian utara pulau. Kondisi terumbu karang pada bagian selatan pulau sangat baik karena letaknya berhadapan dengan daratan besar sehingga mudah dipantau dan dijaga oleh masyarakat setempat. Pengeboman dan berbagai aktifitas yang merusak oleh nelayan tidak terjadi di wilayah ini sehingga keberadaan berbagai jenis karang cukup melimpah, didominasi oleh kelompok karang seriatopora histrix dengan tingkat tutupan karang hidup mencapai 90 . Pada bagian utara pulau kondisi perairan cukup baik dengan tingkat kecerahan perairan mencapai 15 meter. Pada kedalaman tersebut kondisi terumbu karang cukup baik, namun pada perairan yang dangkal sekitar 5 meter terjadi sedikit kerusakan akibat berbagai aktifitas yang tidak ramah lingkungan. Hal seperti ini dapat terjadi karena letaknya yang menghadap keluar dan sulit diawasi oleh masyarakat setempat. Namun demikian karena jenis karang yang dominan di wilayah ini adalah karang massive maka kondisi kerusakannya terlihat sangat sedikit. Jenis karang massive umumnya tahan dan mampu bertahan hidup terhadap beberapa kegiatan yang tidak bertanggungjawab seperti pengeboman, aktifitas jangkar perahu dan berbagai benturan fisik lainnya. Tingkat penutupan karang hidup di wilayah ini terutama pada kedalaman 15 meter mencapai 70 . Pada bagian barat G.Sulat kondisi terumbu karang termasuk dalam kategori rusak, diindikasikan oleh banyaknya patahan karang yang membentuk gundukan dengan hamparan yang luas serta banyaknya populasi Diadema sitosum yang merupakan salah satu spesies indicator kerusakan karang. Tingkat penutupan karang hidup di wilayah ini hanya mencapai 5 . Hampir semua patahan karang yang ada telah diselimuti oleh algae yang tebal dan sebagian patahan karang tersebut telah ikut terbenam dalam dasar perairan. Ini menunjukkan bahwa aktifitas pengrusakan karang terjadi dalam bentuk aksi fisik berupa pengeboman dan kegiatan yang tidak bertanggung jawab ini terjadi pada masa lalu. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai penyelamatan lingkungan, kondisi terumbu karang di wilayah ini semakin membaik, kondisi ini juga didukung oleh terbentuknya kawasan konservasi laut daerah sehingga ekosistem terumbu karang akan semakin terjaga. Pada bagian timur pulau kondisi perairan kurang mendukung untuk pertumbuhan karang. Selain karena aktifitas gelombang yang tinggi, juga disebabkan oleh tingkat kecerahan perairan 1 meter dengan tingkat sedimentasi yang cukup tinggi. Akibatnya kondisi terumbu karang di wilayah ini tergolong rusak dengan tingkat tutupan karang hidup hanya mencapai 20 . Demikian juga hamparan terumbu karang yang terdapat di G.Lawang terletak di sekeliling pulau dengan keragaman dan kondisi yang bervariasi. Kondisi karang sangat baik dapat dijumpai di perairan bagian barat dengan tingkat tutupan karang hidup 90, dan kondisi baik dapat dijumpai diperairan bagian utara pulau. Kondisi terumbu karang dengan kategori sangat baik disebabkan karena kondisi perairan di wilayah ini cukup mendukung pertumbuhan karang diantaranya kecerahan perairan yang mencapai 15 meter serta sirkulasi air yang masih baik. Terumbu karang membutuhkan sinar matahari untuk aktivitas zooxanthellae dan membutuhkan sirkulasi air laut yang lancar untuk mengangkut bahan makanan berupa zooplankton yang dibutuhkan oleh polip karang. Pada bagian utara pulau, kondisi terumbu karang tergolong kategori baik dengan tingkat tutupan karang hidup mencapai 70. Hamparan terumbu karang di wilayah ini tumbuh membentang luas karena didukung oleh kualitas perairan berupa sirkulasi air laut dan tingkat kecerahan yang cukup baik. Terumbu karang di wilayah ini berhadapan langsung dengan samudra yang luas sehingga suplai nutrien yang diperoleh cukup besar dan terhindar dari polusi akibat aktifitas manusia di daratan. Pada bagian timur pulau kondisi terumbu karang tergolong dalam kategori sedang dengan tingkat tutupan karang hidup hanya 40 . Kerusakan karang yang terjadi banyak disebabkan oleh aktifitas nelayan yang