Suhu Derajat Keasaman pH

ke dalam tiga kategori, yakni sangat sesuai 0.80-1.00 meter, sesuai bersyarat 0.60-0.80 meter dan tidak sesuai jika kecerahan sudah di bawah 0.60 meter. Puslitbangkan 1991; Hidayat 1994; Sulistijo 1996; Efendi 2004; FAO 2008.

4.1.3.2. Salinitas.

Salinitas diketahui juga merupakan faktor pembatas kehidupan binatang karang. Salinitas air laut rata-rata di daerah tropis adalah sekitar 35 o oo , dan binatang karang hidup subur pada kisaran salinitas sekitar 34-36 o oo Kinsman, 2004. Namun pengaruh salinitas terhadap kehidupan binatang karang sangat bervariasi tergantung pada kondisi perairan laut setempat danatau pengaruh alam, seperti ❡ ❢ ❣ ❤ ✐ ❥❥ , badai, hujan, sehingga kisaran salinitas bisa sampai 17,5- 52,5 o oo Vaughan, 1999; Wells, 1994. Bahkan seringkali salinitas di bawah minimum dan di atas maksimum tersebut karang masih bisa hidup, seperti tercatat di perairan Pantai Bandengan, Jepara Jawa Tengah salinitas nol permil o oo untuk beberapa jam pada waktu air surut yang menerima limpahan air sungai Supriharyono, 2000 dan di laguna Turneffe atoll, British Honduras yang salinitasnya mencapai 70 o oo Smith, 1993. Daya tahan terhadap salinitas setiap jenis karang tidak sama. Contoh Kinsman 1994 mendapatkan bahwa Acropora dapat bertahan pada salinitas 40 o oo hanya beberapa jam di West Indies, akan tetapi Porites dapat tahan dengan salinitas sampai 48 o oo. Hasil pengukuran di lapangan diperoleh data salinitas yang berkisar antara 26.7-30.6 . Salinitas rendah terdapat pada daerah sekitar muara sungai dan semakin ke tengah perairan salinitas semakin tinggi. Salinitas pada wilayah perairan G.Sulat-G.Lawang penting untuk diperhatikan perubahannya karena banyaknya aliran sungai yang bermuara pada perairan tersebut. Sepanjang 21 km garis pantai terdapat 11 muara sungai dan khusus untuk wilayah kajian, pada dua kecamatan tersebut mengalir 10 sungai sehingga pada musim hujan salinitas turun sangat rendah khususnya pada muara sungai dan bagian permukaan perairan.

4.1.3.2. Suhu

Suhu perairan berpengaruh terhadap pola kehidupan organisme perairan. Pengaruh suhu yang utama adalah mengontrol penyebaran hewan dan tumbuhan. Suhu mempengaruhi secara langsung aktifitas organisme seperti pertumbuhan dan metabolime bahkan menyebabkan kematian organisme, sedangkan pengaruh tidak langsung adalah meningkatnya daya akumulasi berbagai zat kimia dan menurunkan kadar oksigen dalam air. Suhu perairan G.Sulat-G.Lawang antara 29.5 32.7 °C. Perbedaan suhu diantara titik sampling tidak berbeda jauh, hanya sekitar 2.2 °C, suhu tertinggi terdapat di sekitar pantai. Suhu secara tidak langsung berhubungan dengan kedalaman, makin dangkal perairan maka cenderung semakin cepat terjadi perubahan suhu sebab dengan sumber panas yang sama, perairan dangkal yang memiliki volume air yang lebih kecil akan lebih cepat panas. Fenomena ini juga terjadi di perairan Sambelia dimana perairan di dekat pantai yang lebih dangkal memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan perairan yang lebih dalam. Nontji 1987, menyebutkan bahwa suhu air di perairan nusantara berkisar antara 28 38 °C dan suhu di dekat pantai lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di laut lepas. Suhu perairan merupakan salah satu faktor penting dalam mempelajari gejala fisika perairan karena dapat mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan pada perairan Nontji 2003.

4.1.3.4. Derajat Keasaman pH

Hasil pengukuran pH di perairan pesisir G.Sulat-G.Lawang, berkisar antara 6.82-8.14. Pada daerah sekitar muara sungai pH perairan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya. Umumnya daerah muara sungai mempunyai pH lebih rendah akibat penguraian bahan organik yang biasanya menumpuk pada dasar muara sungai. Hal ini berarti bahwa pada daerah muara sungai tidak terjadi penumpukan dan penguraian bahan organik yang bersifat asam. Kemungkinan hal ini terjadi karena wilayah kajian adalah perairan terbuka yang mempunyai waktu pembilasan ❦❧♠ ♥ ♦ ♣ q r s ♣ t✉ relatif cepat sehingga bahan organik tidak sempat menumpuk pada muara sungai sudah mengalami pembilasan. Data substrat dasar juga menunjang penjelasan ini sebab pada muara sungai di wilayah pesisir Sambelia, substrat dasar umumnya berupa karang, pecahan karang dan pasir lumpur bahan organic. Setiap organisme membutuhkan kondisi pH tertentu untuk kelangsungan hidupnya.

4.1.3.5. Oksigen terlarut oksigen adalah salah satu gas terlarut yang memegang peranan penting