Faktor - faktor penyebab kerusakan terumbu karang
perbaikan prasarana jalan, sarana transportasi baik darat maupun laut dan sarana serta prasarana pendukung lainnya telah dituangkan dalam rencana
pengelolaan KKLD G.Sulat-G.Lawang. Dari aspek kelembagaan telah terbentuk kelompok kerja pengelola pantai yaitu komunitas dua pulau.
Salah satu daya tarik wisatawan di KKLD G.Sulat-G.Lawang adalah adanya terumbu karang yang masih baik dan hutan mangrove yang masih alami
dapat menarik minat wisatawan untuk menikmati keindahan alamnya. Pengunjung dapat menyelam, menikmati hutan mangrove dan pantai pasir putih
serta adanya marga satwa yang dapat dilihat sepanjang pantai G.Sulat- G.Lawang. Namun demikian keindahan alam KKLD G.Sulat-G.Lawang belum
optimal dikunjungi oleh wisatawan baik wisman maupun wisnu. Menurut hasil survey bahwa wisatawan masih jarang berkunjung ke KKLD G.Sulat-G.Lawang
mengingat rendahnya promosi, kurangnya sarana dan prasarana tansportasi laut,darat dan terbatasnya penginapan yang layak sebagai penunjang pariwisata.
Kondisi transportasi laut yang menghubungkan Pulau Lombok dengan G.Sulat-G.Lawang masih didominasi oleh perahu tradisional, dua perahu untuk
pengamanan KKLD G.Sulat-G.Lawang yang keduanya dalam kondisi kurang terawat. Kondisi jalan yang menghubungkan Lombok Barat dan Lombok Timur
menuju KKLD G.Sulat-G.Lawang umumnya sudah memadai, akan tetapi fasilitas jalan masuk ke pantai Desa Sugian yang menjadi embrio pelabuhan sandaran
perahu yang akan menuju KKLD G.Sulat-G.Lawang dalam kondisi rusak. Hasil survey menunjukkan sebagian besar wisatawan adalah pria 85
berasal dari berbagai wilayah. Usia antara 20 40 tahun 70, 15-19 tahun
14 dan 40 tahun 16. 90 wisatawan berkunjung secara berkelompok dengan tujuan rekreasi76, berpertualang 18 dan penelitian 6.
Sebagian besar wisatawan berkunjung ke lokasi lebih dari satu kali dan menyatakan obyek wisata memiliki bentang alam yang cukup indah 81. 19
menyatakan baru satu kali. 52 responden bersedia membayar lebih dan 43 tidak bersedia membayar lebih, sisanya 5 tidak menjawab. Tingkat pendidikan
46 tamat SLTA dan 37 Perguruan Tinggi, dan 17 tamat SLTP dan SD. Mahasiswa 52, pegawai negeri 32 dan wiraswasta 10. 38 memiliki
penghasilan kurang dari Rp. 1.000.000, 42 memiliki penghasilan antara Rp 1.000.000 Rp. 2.000.000 per bulan dan sisanya 20 memiliki penghasilan
diatas Rp. 2.000.000 per bulan.
ÒÓ ÔÕ
Ö ×Ø Ù Õ
Ú Û ÜÝÞ ÕÔÕ
Ö Õ
Ú ßàáà
âãä ã äåæçæè
é àê å ë æ
ì í
é à î æ
ï æèð ä
ãñ æ ð æç
ââîò
G.Sulat-G.Lawang merupakan pulau sangat kecil memiliki luas 1 299 hektar dengan perairan yang karena kondisi ekologi, ekonomi, sosial dan
kelembagaan dimanfaatkan secara khusus baik secara individu maupun statusnya dalam gugus pulau. Ekosistem di kawasan ini memiliki nilai konservasi
yang tinggi, rentan terhadap gangguan atau perubahan dan hanya dapat mentolerir sangat sedikit aktivitas manusia, sehingga dalam pengelolaannya
memerlukan proses
perencanaan yang
tepat. Berdasarkan
potensi keanekaragaman hayati
pulau-pulau kecil, diperlukan kriteria penetapan kawasan konservasi sesuai karakteristik lokal dengan pertimbangan kriteria-
kriteria tertentu. Langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan penataan ruang dan penyusunan zonasi perairannya.
Faktor penentu keberhasilan penzonasian suatu kawasan adalah apabila penyusunan zonasi dilakukan dengan pertimbangan kriteria ekologi, ekonomi,
sosial dan kelembagaan Salm
ó ô õ ö
2000. Kriteria penetapan zonasi ekosistem dibagi dalam dua kategori yaitu kriteria pendukung dan kriteria pembatas. Kriteria
pendukung kawasan konservasi terumbu karang adalah luas tutupan karang
÷ ø ù õ ö
÷ ø
ú ó
ù
, keanekaragaman jenis
÷ ø
ù õ ö
û ü ú
ó ù
ý ü ô
þ
, keunikan hábitat, kealamian, aksesibilitas, kelangkaan jenis dan konektifitas dengan kawasan lain
yang berdekatan. Sedangkan kriteria pembatasnya adalah aktifitas manusia, keamanankeselamatan dan pencemaran. Konservasi mangrove ditetapkan
berdasarkan persen tutupan basal atau ketebalan, kerapatan, jenis dan luasan mangrove, sedangkan konservasi lamun, ditetapkan berdasarkan persentase
luas area kerusakan dan luas tutupan hidup. Analisis kesesuaian KKLD G.Sulat-G.Lawang dengan mempertimbangkan
berbagai aspek, penting dilakukan
agar tujuan pembangunan kawasan konservasi secara berkelanjutan dapat terwujud. Pemenuhan parameter ekologi,
ekonomi dan sosial bertujuan untuk : 1 Mendesain pengelolaan kawasan dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumberdaya; 2 Memelihara fungsi
ekologis dengan melindungi habitat hidup, tempat bertelur dan memijah biota laut, dan 3 memelihara fungsi ekonomis kawasan sehingga tercapai kelestarian
sumberdaya dan produksi perikanan yang akan meningkatkan pendapatan, baik dari produksi perikanan tangkap maupun ekowisata.