aerasi, transportasi nutrien dan pengadukan air. Pengadukan air ini berperan untuk menghindari fluktuasi suhu yang besar Atmadja dan Sulistijo
❘
1997. Kecepatan arus yang terjadi di perairan Sambelia pada musim Timur berkisar
antara 0.104-0.566 mdetik. Dinamika kecepatan arus berbeda sesuai dengan lokasi titik sampling. Semakin jauh lokasinya ke arah laut semakin tinggi
kecepatan arus dan sebaliknya semakin mendekati pantai semakin berkurang kecepatan arus.
4.1.3. Parameter Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu penentu utama dalam menetukan daya dukung perairan terhadap berbagai kegiatan. Kualitas air yang rendah akan
menyebabkan daya dukung perairan juga rendah. Hasil pengukuran kualitas perairan dilokasi penelitian ditunjukkan sebagai berikut:
4.1.3.1. Kecerahan Perairan
Kecerahan perairan menentukan jumlah intensitas sinar matahari yang masuk ke perairan. Kemampuan penetrasi sinar matahari sangat
ditentukan oleh warna perairan, kandungan bahan organik maupun anorganik tersuspensi , kepadatan plankton, jasad renik dan detritus. Faktor pembatas
proses fotosintesa di perairan adalah kekeruhan karena berpengaruh terhadap penetrasi cahaya matahari, disamping itu kekeruhan merupakan gambaran sifat
optik dari suatu air yang ditentukan berdasarkan banyaknya sinar cahaya yang dipancarkan dan diserap oleh partikel-partikel yang ada dalam air Boyd 1988.
Salah satu penyebab kekeruhan adalah zat-zat organik yang terurai, jasad-jasad renik, lumpur dan tanah liat atau zat-zat koloid yaitu zat-zat terapung yang
mudah mengendap. Selanjutnya Effendi 2003, peningkatan nilai kekeruhan pada perairan dangkal dan jernih sebesar 25
❙❚ ❯ ❱ ❚ ❲❳ ❨❚ ❩❬ ❭❪
❫ ❴ ❬ ❵
❭ ❛ ❭ ❩❜
❝❞ ❭ ❩
NTU dapat mengurangi 13-50 produktivitas primer.
Kondisi kecerahan daerah penelitian tergolong sangat tinggi, yakni berkisar antara 0.2-2.98 m. Semakin jauh ke arah laut semakin tinggi tingkat kecerahan
perairan. Di beberapa titik sampling terdapat kekeruhan terutama pada daerah yang lebih dekat dengan pantai, hal ini dapat terlihat pada kondisi kecerahan
yang paling rendah yaitu hanya 0.2 m. Kecerahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kedalaman penetrasi cahaya di dalam laut, selain absorpsi
cahaya itu sendiri oleh air Nybakken 1988. Tingkat kecerahan di kelompokkan
ke dalam tiga kategori, yakni sangat sesuai 0.80-1.00 meter, sesuai bersyarat 0.60-0.80 meter dan tidak sesuai jika kecerahan sudah di bawah 0.60 meter.
Puslitbangkan 1991; Hidayat 1994; Sulistijo 1996; Efendi 2004; FAO 2008.
4.1.3.2. Salinitas.
Salinitas diketahui juga merupakan faktor pembatas kehidupan binatang karang. Salinitas air laut rata-rata di daerah tropis adalah sekitar 35
o oo
, dan binatang karang hidup subur pada kisaran salinitas sekitar 34-36
o oo
Kinsman, 2004. Namun pengaruh salinitas terhadap kehidupan binatang karang sangat
bervariasi tergantung pada kondisi perairan laut setempat danatau pengaruh alam, seperti
❡ ❢ ❣ ❤ ✐ ❥❥
, badai, hujan, sehingga kisaran salinitas bisa sampai 17,5- 52,5
o oo
Vaughan, 1999; Wells, 1994. Bahkan seringkali salinitas di bawah minimum dan di atas maksimum tersebut karang masih bisa hidup, seperti
tercatat di perairan Pantai Bandengan, Jepara Jawa Tengah salinitas nol permil
o oo
untuk beberapa jam pada waktu air surut yang menerima limpahan air sungai Supriharyono, 2000 dan di laguna Turneffe atoll, British Honduras yang
salinitasnya mencapai 70
o oo
Smith, 1993. Daya tahan terhadap salinitas setiap jenis karang tidak sama. Contoh Kinsman 1994 mendapatkan bahwa Acropora
dapat bertahan pada salinitas 40
o oo
hanya beberapa jam di West Indies, akan tetapi Porites dapat tahan dengan salinitas sampai 48
o oo.
Hasil pengukuran di lapangan diperoleh data salinitas yang berkisar antara 26.7-30.6
. Salinitas rendah terdapat pada daerah sekitar muara sungai dan semakin ke tengah perairan salinitas semakin tinggi. Salinitas pada wilayah
perairan G.Sulat-G.Lawang penting untuk diperhatikan perubahannya karena banyaknya aliran sungai yang bermuara pada perairan tersebut. Sepanjang 21
km garis pantai terdapat 11 muara sungai dan khusus untuk wilayah kajian, pada dua kecamatan tersebut mengalir 10 sungai sehingga pada musim hujan
salinitas turun sangat rendah khususnya pada muara sungai dan bagian permukaan perairan.
4.1.3.2. Suhu