estetika, didasarkan pada nilai keindahan lokasi; konflik kepentingan, didasarkan dimana kawasan dapat berpengaruh pada aktivitas masyarakat
lokal; keamanan, didasarkan pada tingkat bahaya dari lokasi bagi manusia karena adanya arus kuat, ombak besar dan hambatan lainnya; aksesibilitas,
didasarkan pada tingkat kemudahan mencapai lokasi; apresiasi masyarakat, didasarkan pada tingkat dimana monitoring, penelitian, pendidikan, atau
pelatihan dapat berkontribusi pada pengetahuan nilai-nilai lingkungan dan tujuan konservasi.
2.2. Kawasan Konservasi
Kawasan yang dilindungi protected area adalah suatu areal yang secara khusus diperuntukan bagi perlindungan dan pemeliharaan keanekaragaman
hayati dan budaya, dikelola melalui upaya yang legal atau upaya efektif lainnya IUCN 1994. Definisi Kawasan Konservasi di Indonesia tertuang dalam UU
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, mengadopsi dari World Conservation Strategy IUCN 1980, yakni
konservasi didefinisikan sebagai manajemen biosphere secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Dalam penentuan suatu ekosistem menjadi daerah perlindungan dan pelestarian ditentukan oleh kebutuhan untuk melindungi ekosistem. Berdasarkan
pendekatan ekologis, apabila ekologis tidak terpenuhi maka akan menyebabkan kerusakan kawasan yang dijadikan sebagai daerah perlindungan. Ada dua
konsep dasar dalam menentukan batasan ekologis dalam upaya perlindungan kawasan terumbu karang, yaitu 1 Habitat yang harus dimasukkan kedalam
kawasan perlindungan dan 2 Luas daerah yang harus dilindungi Salm and Clark 1982. Menurut Westmacott et al 2000, bahwa konservasi memegang
peranan penting bagi pelestarian dan pengelolaan terumbu karang, dengan cara : a melindungi daerah terumbu karang yang tidak rusak dan sebagai sumber
larva serta alat untuk membantu pemulihan, b melindungi daerah bebas dari dampak manusia dan sesuai sebagai substrat karang dan pertumbuhan kembali,
c memastikan bahwa terumbu karang tetap menopang keberlangsungan kebutuhan masyarakat sekitar termasuk untuk kegiatan perikanan dan wisata.
Alcala 1988 dan Roberts 1995, bahwa pengembangan kawasan konservasi laut dalam luasan kecil pada suatu wilayah menunjukkan peningkatan
yang cukup berarti pada produktivitas perikanan disekitarnya, seperti pada tiga pulau di Philipina, diperoleh produksi perikanan antara 10.94
24 metrik ton mtkm
2
tahun sebelum dibangun KKL. White 1989 di Pulau Sumilon hasil produksi perikanan sebesar 14-24 mtkm
2
tahun sebelum ada KKL, setelah dibangun KKL hasil tangkapan meningkat menjadi 36 mtkm
2
tahun. Produksi KKL kembali menurun 20 mtkm
2
tahun ketika pengelolaan KKL mengalami masalah. White 1989, bahwa KKL merupakan area recruitment bagi ikan
karang yang bergerak pada kawasan terumbu karang di dalam dan diluar KKL. Hutomo dan Suharti 1998 melaporkan bahwa terumbu karang dapat
memberikan manfaat langsung berupa hasil laut sebanyak 25 tonhatahun. Keanekaragaman species digunakan sebagai indikator stabilitas
lingkungan. Selain itu, species itu sendiri penting karena fungsinya bertindak dalam menimbulkan jasa ekologis yang bernilai ekonomis. Keanekaragaman
secara fungsional menentukan ketahanan resilience ekosistem atau sensitivitas ekosistem Holling et al 1996. Jumlah species dan komposisi species ikan
merupakan indikator integritas biotik ekosistem perairan Karr 2002. Menurut Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990 dalam DKP 2002
terdapat 4 empat kategori kawasan lindung yaitu : 1 Kawasan yang memberikan Perlindungan bagi kawasan bawahannya
meliputi: Kawasan hutan lindung yaitu kawasan hutan yang terletak di pesisir dan telah ditetapkan sebagai Hutan Lindung Perda RTRW; Kawasan
bergambut yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang berfungsi mengendalikan faktor hidrologi wilayah dan melindungi ekosistem yang khas;
dan Kawasan resapan air atau sekitar Daerah Aliran Sungai DAS 2 Kawasan perlindungan setempat meliputi: Kawasan sempadan pantai yang
lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi pantai, minimal 100 meter dari pasang tertinggi ke arah darat; Kawasan sekitar mata air atau DAS.
Pada daerah pesisir, kawasan mata air yang perlu dilindungi terutama yang terdapat di pulau-pulau kecil;
3 Kawasan suaka alam dan cagar budaya, Kawasan Perlindungan terhadap kawasan suaka alam dilakukan untuk melindungi
keanekaragaman biota, ekosistem tertentu, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma
nutfah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Kawasan
Suaka Alam dan Cagar Budaya adalah Kawasan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Kawasan Taman Nasional dan Kawasan Taman Wisata Alam
yang dapat ditemukan di wilayah daratan dan perairan pesisir. 4 Kawasan rawan bencana alam, perlindungan terhadap kawasan rawan
bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia.
Kawasan konservasi didasarkan atas kategori IUCN 1980: Strict Nature ReserveWilderness Area
kawasan cadangan alamhutan belantara; National Park Taman Nasional;
Natural Monument Area Kawasan Monumen Alam; Kawasan yang dilindungi untuk komponen alami tertentu
yang khas dan unik karena kelangkaan wilayah dan jenis biotanya, kualitas estetikanya atau kepentingan budaya; HabitatSpecies Management Area
kawasan pengelolaan habitat species tertentu; Kawasan lindung yang dikelola untuk kegiatan konservasi. Pada kawasan ini terdapat unsur
intervensi manusia; LandscapeSeascape Protected Area
kawasan perlindungan bentang alam bentang laut, kawasan yang dilindungi dengan
tujuan konservasi bentang alam dan bentang laut; Managed Resources
Protected Area kawasan perlindungan bagi pengelolaan sumberdaya; dan Kawasan lindung yang dikelola untuk keberlanjutan pemanfaatan
ekosistem dan sumberdaya pesisir. Kawasan konservasi di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil memiliki
fungsi Agardy 1997; Barr et al. 1997 dalam Bengen 2002: 1 Melindungi keanekaragaman hayati serta struktur, fungsi dan integritas
ekosistem; dapat berkonstribusi untuk mempertahankan keanekaragaman hayati pada semua tingkatan trophik dari ekosistem, melindungi hubungan
jaringan makanan, dan proses-proses ekologis dalam suatu ekosistem. 2 Meningkatkan hasil perikanan;
dapat melindungi daerah pemijahan, pembesaran dan mencari makanan; meningkatkan kapasitas reproduksi dan
stok sumberdaya ikan. 3 Menyediakan tempat rekreasi dan pariwisata; dapat menyediakan tempat
untuk kegiatan rekreasi yang bernilai ekologis dan estetika. 4 Memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang ekosistem; dapat
meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap ekosistem pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
5 Memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat pesisir; dapat membantu masyarakat dalam mempertahankan basis ekonominya melalui
pemanfaatan sumberdaya dan jasa-jasa lingkungan secara berkelanjutan.
2.3. Penzonasian Kawasan Konservasi