odds ratio menunjukkan perbandingan peluang Y = 1 dan Y = 0. Nilai ini didapat dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi
β atau exp β. Odds ratio = [P x
i
1 - P x
i
] atau exp β ........................................3.29
Untuk melihat kesesuaian model regresi logistik maka digunakan uji rasio likelihood. Nilai ini didapat dengan cara membandingkan nilai G hitung dengan
nilai Chi-square.
G hitung = 2 {nilai log likelihood–[n
1
Ln n
1
+n
o
Ln n
o
– n Ln n]}….......3.30 keterangan :
G = Nilai rasio likelihood logaritma tanpa variabel tak bebas
n
1
= Jumlah sampel yang termasuk dalam kategori P Y = 1 n
o
= Jumlah sampel yang termasuk dalam kategori P Y = 0 n
= Jumlah total sampel.
3.2. Kerangka Berpikir Penelitian
Bank Perkreditan Rakyat merupakan salah satu lembaga keuangan yang didirikaan terutama untuk melayani ekonomi rakyat dan usaha mikro, kecil dan
menengah. Perkembangan BPR yang cukup baik beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa BPR memiliki peran yang penting dalam menunjang
kebutuhan modal dari usaha kecil. Pelayanan BPR kepada usaha kecil harus ditunjang dengan sistem manajemen dan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Permasalahan yang dihadapi BPR seluruh Indonesia pada umumnya dan di Sumatera Barat khususnya adalah masih rendahnya sumberdaya manusia
yang dimiliki, keterbatasan modal dalam menjalankan operasionalnya, dan belum adanya sarana pendukung industri BPR seperti lembaga yang dapat
berfungsi sebagai penyangga dana likuiditas bagi BPR, lemahnya pengendalian dan inefisiensi kegiatan operasional. Kelemahan BPR tersebut perlu diatasi
dengan memberikan dukungan oleh berbagai pihak termasuk penyangga oleh
Bank Umum. Bank Nagari sebagai Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat telah melakukan pembinaan kepada beberapa BPR, sehingga diharapkan BPR
binaan tersebut memiliki kinerja yang lebih baik dari BPR non-binaan Bank Nagari. Kinerja yang lebih baik serta didukung oleh sumberdaya manusia yang
berkualitas diharapkan akan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik pula kepada usaha kecil. Peningkatan pelayanan BPR kepada usaha kecil
diharapkan akan memiliki dampak positif terhadap kinerja dari usaha kecil dengan peningkatan penggunaan tenaga kerja, peningkatan omset penjualan
atau keuntungan dan pada akhirnya meningkatkan jumlah asset yang dimiliki. Berdasarkan kerangka teori dan tinjauan penelitian terdahulu, analisis
penelitian ini dilakukan dengan tiga tingkatan seperti terlihat pada Gambar 3. Pertama, analisis dilakukan pada tingkat Bank Nagari dengan melihat pembinaan
yang telah dilakukan terhadap BPR selama ini. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert.
Kedua, analisis dilakukan ditingkat BPR dengan membandingkan kinerja BPR binaan
dan non-binaan Bank Nagari. Analisis ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif
yang membandingkan kinerja BPR binaan dan non-binaan Bank Nagari dalam bentuk tabulasi, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari BPR dengan menggunakan model korelasi. Kinerja yang dibandingkan diantaranya perkembangan jumlah asset
yang dimiliki, jumlah modal, perkembangan laba yang diperoleh dan manajemen. Ketiga, analisis dampak kredit BPR terhadap kinerja kinerja usaha kecil. Usaha
kecil dibagi dalam tiga sektor yaitu sektor pertanian, perdagangan, dan industri kecil. Pengertian usaha kecil yang digunakan adalah sesuai dengan ketentuan
dari Bank Indonesia. Kinerja usaha kecil yang dinilai adalah penggunaan input
atau penggunaan tenaga kerja, omset penjualan, keuntungan, jumlah asset, dan pengembalian kredit.
3.3. Hipotesis