IV. METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja BPR binaan Bank Nagari di Sumatera Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
purposive, dengan alasan Sumatera Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki Bank
Pembangunan Daerah Bank Nagari dengan kinerja sehat untuk beberapa tahun terakhir dan sebagai
Apex Bank penyangga bagi BPR yang ada di Sumatera Barat. Sumatera Barat juga memiliki BPR yang telah berkembang sejak lama
yang diawali oleh adanya Lumbung Pitih Nagari. Penelitian dilaksanakan sejak bulan April sampai September 2007.
4.2. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan
kunci dari Bank Nagari, BPR sampel dan responden usaha kecil yang menjadi nasabah BPR binaan Bank Nagari dan nasabah BPR non-binaan Bank Nagari.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi Bank Nagari, BPR, serta instansi yang
terkait dengan penelitian, seperti Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kegiatan pembinaan yang telah dilakukan Bank Nagari terhadap BPR
binaan,yang terdiri dari sejarah pembinaan BPR oleh Bank Nagari, penyertaan modal kepada BPR, sistem pembinaan yang dilakukan, jenis-
jenis pelatihan yang diberikan, bentuk dan pola pengawasan atau monitoring yang dilakukan.
2. Kinerja BPR yang terdiri dari data keuangan BPR dan perkembangan nasabah.
3. Karakteristik nasabah BPR usaha kecil yang terdiri dari tingkat pendidikan, umur, pengalaman usaha, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah
anggota keluarga 4. Kegiatan usaha kecil seperti penggunaan faktor produksi, tenaga kerja
yang digunakan, nilai output, keuntungan, jumlah asset yang dimiliki, dan besarnya kredit yang diperoleh.
4.3. Metode Pengambilan Sampel
Penelitian dilakukan pada tiga tingkat, yaitu tingkat Bank Nagari, BPR dan usaha kecil. Penelitian pada tingkat Bank Nagari hanya mengetahui pembinaan
yang telah dilakukan oleh Bank Nagari terhadap BPR binaannya selama ini. Penelitian di tingkat BPR dilakukan dengan membandingkan kinerja BPR binaan
Bank Nagari dengan non-binaan Bank Nagari. Jumlah populasi BPR binaan Bank Nagari adalah 45 BPR berdasarkan data Desember tahun 2005, selebihnya
merupakan non-binaan. Pengambilan sampel BPR hanya dilakukan pada satu kabupaten yang ada di Sumatera Barat, dengan pertimbangan bahwa tingkat
keragaman dari BPR adalah relatif homogen pada masing-masing kabupaten. Kabupaten yang dijadikan sebagai lokasi pemilihan sampel BPR adalah
Kabupaten Limapuluh Kota. Pemilihan kabupaten ini dilakukan secara purposive karena Kabupaten Limapuluh Kota memiliki jumlah BPR binaan Bank Nagari
yang paling banyak. Jumlah BPR binaan yang ada pada kabupaten ini adalah 7 BPR. Untuk melakukan
indepth diambil sampel BPR dipilih secara acak sebanyak 3 BPR binaan Bank Nagari dan 3 BPR non-binaan Bank Nagari,
dengan pertimbangan jumlah tersebut telah mewakili populasi yang ada karena karakteristik dari polulasi cendrung homogen.
Untuk mengetahui dampak BPR terhadap kinerja usaha kecil, diambil sampel nasabah BPR binaan Bank Nagari dan nasabah non-binaan Bank
Nagari. Kriteria usaha kecil dalam penelitian ini didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 739PBI2005 tentang Pemberian Bantuan Teknis Dalam
Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang menyatakan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 000 000,- dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 000 000 000,- satu miliar rupiah. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel
bertahap multistage sampling. Pada tahap pertama, pengambilan sampel
usaha kecil hanya pada satu kabupaten dari 12 kabupaten yang ada di Sumatera Barat. Pemilihan satu kabupaten dengan pertimbangan bahwa
keragaman dari BPR berdasarkan tujuan penelitian relatif kecil, sehingga dengan satu kabupaten dirasakan sudah mewakili seluruh kabupaten yang ada.
Kabupaten yang dipilih adalah Kabupaten Limapuluh Kota, dengan pertimbangan bahwa jumlah BPR binaan Bank Nagari pada kabupaten ini paling banyak, dan
keragaman kegiatan usaha kecil cukup besar. Tahap kedua, memilih sampel BPR yang ada pada Kabupaten Limapuluh Kota, baik BPR binaan Bank Nagari
maupun non-binaan. Jumlah BPR binaan Bank Nagari pada Kabupaten Limapuluh Kota berjumlah 7 BPR. Sampel BPR dipilih secara acak sebanyak 3
BPR binaan Bank Nagari dan 3 BPR non-binaan Bank Nagari. Alasan pemilihan sebanyak 3 BPR dengan pertimbangan jumlah tersebut telah mewakili populasi
yang ada karena karakteristik dari polulasi cendrung homogen. Tahap ketiga, pemilihan sampel pada nasabah BPR binaan dan non- binaan yang sudah dipilih.
Teknik pengambilan sampel pada nasabah dilakukan secara Stratified
Proporsional Random Sampling, yaitu dengan membagi populasi nasabah
berdasarkan sektor usaha yang dijalankan. Pembagian populasi tersebut yaitu pertanian, perdagangan, dan industri rumah tangga, dan masing-masing strata
diambil sebesar 5 persen. Pengambilan sampel tesebut atas dasar pertimbangan telah cukup mewakili populasi masing-masing strata. Jumlah total responden
yang diambil adalah sebanyak 165 orang.
4.4. Analisis Data 4.4.1. Analisis Pembinaan Bank Nagari terhadap Bank Perkreditan Rakyat