dilakukan dengan cara kedua. Besar bunga kredit untuk usaha kecil yang berlaku pada saat penelitian adalah berkisar antara 20 sampai 23 persen.
Pembinaan oleh Bank Nagari terhadap Bank Perkreditan Rakyat Harau
Pembinaan PT. BPR Harau oleh Bank Nagari telah dilakukan sejak berdirinya BPR yaitu tahun 1997, dan sampai saat ini masih dibawah binaan
Bank Nagari. Latar belakang Bank Nagari dalam melakukan pembinaan terhadap BPR adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
Sumatera Barat. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Bank Nagari adalah dengan mendirikan dan membina BPR-BPR yang umumnya beroperasi di
kecamatan-kecamatan di Sumatera Barat. Hal ini dilakukan agar akses masyarakat pedesaan menjadi lebih mudah terhadap perbankan, sehingga
diharapkan ekonomi masyarakat akan meningkat. Kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan antara lain: 1
memberikan bantuan teknis operasional bank, 2 memberikan pelatihan- pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM BPR, dan 3 memasukkan
karyawan Bank Nagari dalam manajemen BPR. Disamping itu dalam struktur organisasi Bank Nagari terdapat bagian khusus yang mengurus tentang BPR
binaan, yaitu Divisi Micro Banking. Sistem pembinaan yang dilakukan Bank
Nagari terhadap BPR binaan adalah: 1 secara langsung, dengan memasukkan karyawan Bank Nagari dalam manajemen BPR yang pada saat ini yang
menduduki jabatan komisaris BPR adalah karyawan dari Bank Nagari, dan 2 secara tidak langsung, dengan melihat laporan bulanan yang dikirim oleh BPR ke
Bank Nagari.
b. Profil PT. Bank Perkreditan Rakyat – Lumbung Pitih Nagari
Labuh Gunung PT. BPR-LPN Labuh Gunung berdiri sebagai Lumbung Pitih Nagari
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1975. LPN Labuh Gunung
berubah nama menjadi BPR-LPN Labuh Gunung pada tahun 1990, karena sesuai dengan perkembangan dan sejalan dengan kebihakan dimana Lembaga
Dana dan Kredit Pedesaan LDKP di Indonesia termasuk LPN dapat ditingkatkan statusnya menjadi BPR. Berdasarkan Akta Notaris dengan Badan
Hukum Nomor C-1024 HT 01 01 Tahun 1999, BPR-LPN Labuh Gunung berubah menjadi PT.BPR-LPN Labuh Gunung pada tahun 1999. BPR ini berlokasi di
Desa Simpang Empat Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Limapuluh Kota. Visi dari BPR ini adalah menciptakan bank yang sehat untuk
meningkatkan ekonomi rakyat yang terjabar dalam misi BPR yaitu 1 tumbuh dan berkembang secara wajar sebagai bank yang handal untuk menggerakkan
dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, 2 menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, 3 menciptakan lapangan kerja dalam upaya menanggulangi pengangguran, dan 4 menjalin hubungan yang
harmonis, sesama lembaga, masyarakat, dan pemerintah. BPR ini memiliki satu kantor pusat dan 3 kantor kas yang tersebar di Kabupaten Limapuluh Kota.
Saham PT.BPR-LPN Labuh Gunung berasal dari masyarakat sebesar 85.56 persen, Bank Nagari Sumbar sebesar 3.33 persen dan Pemerintah Kabupaten
Limapuluh Kota sebesar 11.10 persen. Jaringan kantor PT. BPR-LPN Labuh Gunung telah melakukan pelayanan Kantor Kas pada 3 tiga kenagarian di
dalam wilayah Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kecamatan Luak dan Kecamatan Harau. Jangkauan wilayah kerja BPR ini juga mencakup Kabupaten
Tanah Datar, karena lokasi BPR ini terletak dekat dengan perbatasan Kabupaten Tanah Datar.
Jumlah karyawan yang dimiliki oleh PT. BPR-LPN Labuh Gunung pada saat tahun 2006 adalah 21 orang dengan spesifikasi pendidikan teridiri dari 1
orang setingkat SMP, 11 orang setingkat SLTA, 4 orang setingkat Diploma dan 5
orang setingkat strata satu. Untuk meningkatkan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat, keakuratan dan kecepatan administrasi, bank telah
mengoptimalkan pemakaian perangkat komputer dengan aplikasi pembukuan yang lengkap dan terpadu dan telah dikembangkan dengan menggunakan
jaringan LAN Lokal Area Network. Dalam bidang sumberdaya manusia BPR
telah melakukan peningkatan pengetahuan para karyawan melalui: 1 pengiriman karyawan yang ada secara efektif untuk mengikuti kursusseminar
atau studi banding secara terkoordinasi, 2 melakukan pertemuan atau diskusi intern menyangkut perbankan dan perkembangan BPR sendiri guna menambah
dan memperluas pengetahuan dalam bidang perbankan, 3 menyediakan buku- buku atau majalah yang berhubungan dengan perbankan, 4 melakukan
perbaikan disiplin dan kesejahteraan karyawan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan kemampuan bank, dan 5 memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk mengikuti kuliah pada Perguruan Tinggi dan Pendidikan Belajar Jarak Jauh PBJJ yang diselenggarakan oleh IBI Jakarta. Dua orang direksi PT.
BPR-LPN Labuh Gunung telah lulus sertifikasi yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Strategi BPR PT. BPR-LPN Labuh Gunung dalam mensosialisasikan informasi kredit adalah melalui selebaran, iklan dan reklame serta kunjungan
langsung ke tempat usaha nasabah. PT. BPR-LPN Labuh Gunung belum memiliki bagian khusus yang menangani masalah kredit usaha kecil, bagian
kredit melayani semua jenis kredit yang disediakan BPR. Jumlah karyawan yang ditempatkan pada bagian kredit adalah sebanyak 5 orang. Rata-rata tingkat
bunga kredit yang berlaku pada saat penelitian pada PT. BPR-LPN Labuh Gunung adalah 1.8 persen per bulan atau rata-rata 21.6 persen per tahun.
Sistem penagihan kredit yang dilakukan juga terdiri dua cara yaitu debitur datang
langsung ke kantor BPR, dan pegawai BPR langsung menjemput ke tempat nasabah.
Pembinaan yang Telah Dilakukan Bank Nagari kepada PT. Bank Perkreditan Rakyat – Lumbung Pitih Nagari Labuh Gunung
Pembinaan yang dilakukan oleh Bank Nagari kepada PT. BPR-LPN Labuh Gunung antara lain dalam bentuk kerjasama penyediaan modal kerja atau
linkage program dimana Bank Nagari dan BPR bekerjasama dalam pembiayaan debitur terutama kredit usaha kecil yang disalurkan kepada BPR. Bank Nagari
dan BPR juga melakukan kerja sama sistem joint financing, misalnya Bank
Nagari menyediakan 60 persen, BPR 40 persen dana, sedangkan resiko ditanggung berdua.
Bentuk pengawasan dan monitoring yang dilakukan kepada BPR adalah pada masing-masing BPR, Bank Nagari menempatkan pegawainya sebagai
dewan komisaris dari BPR, dan BPR harus melaporkan kinerja keuangannya setiap bulan kepada Bank Nagari. Pembinaan yang perlu ditingkatkan adalah
mengoptimalkan apex bank, dan peningkatan dalam kerjasama linkage program
atau penyediaan modal kerja dari Bank Nagari ke BPR. Dampak pembinaan Bank Nagari terhadap BPR selama ini berpengaruh
positif terhadap pembinaan manajemen BPR dan kinerja keuangan BPR dan juga meningkatkan informasi dan teknologi yang dimiliki oleh BPR serta sistem
pembukuan BPR. Kendala yang dihadapi selama ini tidak begitu berarti, namun hubungan antara BPR dengan Bank Nagari belum secara online, sehingga
informasi yang diterima dari Bank Nagari belum begitu lancar dan BPR harus meluangkan waktu ke Bank Nagari untuk segala urusan.
c. Profil PT. Bank Perkreditan Rakyat Suliki Gunung Mas