I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan menyebabkan timbulnya masalah-masalah lingkuangan, oleh karena itu pemerintah melalui PP no 30 tahun 2007 menganjurkan untuk
melakukan diversifikasi energi khususnya energi yang ramah lingkunan. Pengembangan bahan bakar ramah lingkungan juga harus memperhatikan bahan baku yang digunakan. Bahan baku yang
digunakan hendaknya bersifat terbarukan dan tersedia dalam jumlah cukup banyak. Salah satu limbah pertanian yang tersedia cukup melimpah adalah limbah pelepah sawit lps.
Pada pemanfaatannya, lps ini dapat dibentuk menjadi bentuk pelet biopelet atau biomass pellet. Beberapa negara eropa seperti Jerman, Perancis, Spanyol, dan Swedia, telah memproduksi biopelet
dengan skala besar. Salah satu negara yang mempunyai tingkat produksi cukup tinggi adalah negara Austria. Tingkat produksi dan konsumsi biopelet di negara Austria dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Pada tahun 1997 kebutuhan maupun produksinya kurang dari lima ribu ton, namun pada tahun 2009 telah mencapai diatas 600.000 ton pertahun.dengan
harga jual bahan baku relatif stabil 200 euro per ton. Biopelet yang dihasilkan umumnya berasal dari sisa industri kayu, atau limbah pertanian dan hutan seperti ranting, kayu, dan rumput. Aplikasi
biopelet di negara-negara tersebut umumnya digunakan sebagai bahan bakar penghangat ruangan serta subtitusi bahan bakar pada pada industri
. Indonesia mempunyai peluang pengembangan biopelet yang sangat besar karena mempunyai
sumber bahan baku biomassa yang cukup melimpah salah satunya adalah lps. Menurut data Dirjen Pekebunan diperkirakan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia tahun 2009 adalah 7,07 juta ha
dan dapat menghasilkan lps lebih dari 90 juta tontahun, jumlah tersebut merupakan potensi yang cukup besar. Namun demikian, bisnis biopelet untuk tujuan sebagai bahan bakar belum
berkembang di Indonesia meskipun secara umum teknologi biopelet telah dikuasai. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi yang lengkap, terstruktur dan terintegrasi yang berkaitan
dengan bisnis biopelet. Pengembangan bisnis biopelet ini harus didukung oleh ketersediaan informasi yang lengkap, jelas, terintegrasi dan terstruktur agar mudah digunakan oleh pengguna.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengelola informasi-informasi tersebut adalah dengan menggunakan sistem informasi bisnis agroindustri biopellet.
Sistem informasi bisnis SIB agroindustri biopelet merupakan sistem informasi yang diperuntukkan bagi pihak pelaku bisnis. SIB yang dikembangkan merupakan sistem yang
menyediakan informasi yang menyeluruh untuk pengembangan bisnis biopelet. Informasi yang dibutuhkan meliputi kondisi ketersedian bahan baku dan lokasi tempat industri. Proses pengolahan
bahan baku limbah pelepah sawit menjadi biopellet, Informasi analisis finansial dengan pembiayaan syariah yang digunakan untuk melihat tingkat kelayakan bisnis tersebut. Selain itu
juga informasi penjadwalan pengumpulan bahan baku pelepah sawit. Sehingga Pengembangan SIB biopellet ini diharapkan dapat menjadi jawaban permasalahan yang kemungkinan dihadapi
dalam menjalankan bisnis biopellet lps yaitu kontinyuitas pasokan bahan baku. Hal ini dikarenakan pada umumnya lps tersebar di beberapa daerah, sehingga perlu sebuah pengaturan
pengumpulan lps agar pasokan bahan baku relatif stabil.
B. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN