Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja

commit to user

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA INSTANSI

A. Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja

Surakarta adalah sebuah kota besar di provinsi Jawa Tengah. Nama lainnya adalah Solo atau Sala. Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar setelah Yogyakarta. Sisi timur kota ini sungai terabadikan dalam satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Kota Solo terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang. Di Surakarta ketenagalistrikan dimulai pada tahun 1901 yang ditandai dengan berdirinya N.V. Solosche Electric Itet Mij SEM di Surakarta yang berkantor di Purwosari. Sampai dengan tahun 1927 kemudian kantor pindah ke Purbayan. Usaha perlistrikan saat itu penguatnya hanya terdiri dari 2 mesin diesel yang operasionalnya hanya hidup pada malam hari saja. Baru pada tahun 1936 mulai ada aliran listrik stroom siang hari karena sudah ada Dagstrom. Ketika itu layanan listrik sudah punya ranting di daerah Klaten, Boyolali dan Sragen. Selanjutnya pada tahun 1942 kekuasaan diambil alih dari tangan Belanda ke tangan Jepang. Jepang menguasai pelistrikan di Indonesia berlangsung sampai dengan tahun 1945 dengan nama diganti menjadi Jawa Dengki Jigiyoso Listrik Jawa Tengah. Setelah Indonesia merdeka, beberapa waktu setelah Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, pada bulan September 1945 penguasaan listrik diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dari tangan Jepang. Namanya kemudian berganti menjadi Jawatan Listrik dan Gas. Melalui penetapan pemerintah No. I S.D. Tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945 Jawatan Listrik dan Gas ditetapkan masuk dalam Departemen Pekerjaan Umum. Oleh sebab itu, kemudian tanggal 27 Oktober 1945 dianggap mempunyai nilai historis dan nilai formal sebagai mulainya pengelolaan ketenagalistrikan secara nasional di Indonesia. Hari bersejarah ini diperingati 24 commit to user pertama kali pada tanggal 27 Oktober 1946 bertempat di Gedung Badan Pekerjaan Komite Nasional Indonesia Pusat BPKNIP Yogyakarta. Akan tetapi pada masa perang kemerdekaan yaitu dengan adanya Agresi Militer Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Belanda dan kembali ke nama semula yaitu SEM Soloche Electric Itet Mij yang berkantor di Lojiwetan Timur Beteng. Dalam upaya menegakkan dan memperjuangkan kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia maka kemudian dikeluarkan Surat Pemerintah No. SPPM0771957 tertanggal 10 Desember 1957 yang berisi perintah atau tindakan penguasa Militer Pusat untuk melakukan pengambilan alih perusahaan-perusahaan milik Belanda. Tindakan nasionalisasi dari perusahaan milik Belanda menjadi milik Negara itu kemudian dituangkan dalam bentuk Undang-Undang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Belanda yaitu UU No. 86 Tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958. Sejak saat itu perusahaan pelistrikan secara “de facto” kemudian diambil alih kembali kepada pemerintah Indonesia. Kemudian baru pada tahun 1959 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas Milik Belanda berada di tangan bangsa Indonesia yang selanjutnya berganti nama menjadi Perusahaan Listrik Negara disingkat PLN. Distribusi listrik di kawasan Surakarta yang menjadi wilayah PT PLN Persero Distribusi Jawa Tengah dan DIY, dalam pelaksanaannya di tangani oleh kantor APJ Surakarta yang di pimpin oleh Puguh Dwi Admanto selaku manager. APJ Surakarta berlokasi di Jl. Slamet Riyadi No. 468 Surakarta. APJ Surakarta mengelola 972 ribu pelanggan, dengan rata-rata pertumbuhan 3 per tahun. Komposisi pelanggan terbesar adalah rumah tangga. Sedangkan pelanggan industry hanya 958. Sejalan dengan penetapan Surakarta sebagai pilot project layanan kelas dunia WCS, Puguh membudayakan pertemuan pagi hanya 10 menit, ajang untuk saling sharing antar karyawan terkait tugas dan pekerjaan mereka. Semua ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan. Karena itu pihak manager commit to user APJ Surakarta memiliki komitmen dengan mengubah mindset seluruh jajaran PLN untuk meningkatkan layanan dengan target tahun 2012 tercapai World Class Service WCS. Saat ini APJ Surakarta sudah mengedepankan layanan tanpa pungutan, tanpa diperlambat, tanpa dipersulit. Selain itu APJ Surakarta melakukan pencitraan dengan membuat tampilan yang seragam. Tujuan yang yang ingin di capai PT PLN Persero adalah : 1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong kegiatan ekonomi. 2. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik yang belum dapat dilaksanakan sektor swasta dan koperasi. Dasar hukum yang melandasi PT PLN APJ Surakarta adalah : 1. Anggaran Dasar PLN tahun 1998 2. Peraturan Pemerintah No. 23 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Perum Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan Persero 3. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 1998 tentang Pengalihan Kedudukan dan TugasInstruksi Presiden No. 15 Tahun 1998 tentang Pengalihan Pembinaan terhadap Perusahaan Perseroan Persero dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki Negara Republik Indonesia kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN. Sebagai perusahaan listrik yang terkemuka, PLN memegang teguh Etika Kerja guna mencapai tujuan yang di inginkan. Etika kerja tersebut dituangkan dalam 9 sembilan prinsip, antara lain : 1. Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan. 2. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia. 3. Menjaga citra perusahaan. 4. Mengutamakan kepentingan perusahaan. 5. Persaingan yang sehat dan transparan. 6. Menekankan prinsip profesionalisme. 7. Menekankan prinsip Good Corporate Citizen. commit to user 8. Menjalankan Good Corporate Governmance. 9. Membangun hubungan kemitraan.

B. Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan

Dokumen yang terkait

PROSEDUR PELAYANAN KELUHAN PELANGGAN PT PLN ( PERSERO ) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA

2 35 106

Pelaksanaan Kegiatan Community Empowering PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Yogyakarta PELAKSANAAN KEGIATAN COMMUNITY EMPOWERING PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) PERSERO AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) YO

0 6 11

PENDAHULUAN PELAKSANAAN KEGIATAN COMMUNITY EMPOWERING PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) PERSERO AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) YOGYAKARTA.

0 3 16

PENUTUP PELAKSANAAN KEGIATAN COMMUNITY EMPOWERING PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) PERSERO AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) YOGYAKARTA.

0 9 39

AKTIFITAS HUMAS PT. PLN (Persero) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN SURAKARTA DALAM USAHANYA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

1 9 54

STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN

18 119 133

PENGARUH SISTEM REMUNERASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PRIMA PT. PLN (PERSERO) PADA BAGIAN AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) KOTA BANDUNG : Studi Persepsi Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN APJ Bandung.

1 7 60

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) CIMAHI.

4 27 74

Kinerja Pt. Pln (Persero) Area Pelayanan Jaringan (Apj) Surakarta Dalam Mengatasi Gangguan Jaringan Listrik

0 1 93

Pelaksanaan payment point online bank (ppob) di PT. PLN (persero) area pelayanan dan jaringan Surakarta

1 1 112