commit to user 29
yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Lari jarak pendek adalah suatu cara lari dimana atlet harus menempuh seluruh jarak atau sepanjang jarak yang tempuh dengan kecepatan yang
semaksimal mungkin atau dengan kecepatan penuh Aip Syarifuddin, 1992:15. Kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah atau bergerak tubuh atau anggota
tubuh dari satu titik ke titik lain atau untuk mengerjakan suatu aktivitas berulang- ulang yang lama serta berkesinambungan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
a. Kecepatan
Kecepatan merupakan komponen fisik yang sangat esensial dalam berbagai cabang olahraga. Kecepatan adalah salah satu kemampuan biomotorik
yang penting untuk aktivitas olahraga Bompa, 1990: 263. Berdasarkan sifatnva, menurut Bompa 1990:315 kecepatan dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu:
1. Kecepatan umum Kecepatan umum yaitu kapasitas untuk melakukan beberapa macam gerakan
reaksi motorik dengan cara yang tepat. Persiapan fisik umum maupun khusus dapat memperbaiki kecepatan umum.
2. Kecepatan khusus Kecepatan khusus yaitu kapasitas untuk melakukan suatu latihan atau
keterampilan tertentu biasanya sangat tinggi, kecepatan ini adalah khusus untuk cabang olahraga dan sebagian besar tidak dapat ditransferkan,
kemungkinan hanya dapat dikembangkan melalui metode khusus namun perlu kiranya dicarikan bentuk latihan alternatifnya. Tidak mungkin akan terjadi
commit to user 30
transfer yang positif kecuali jika memperbaiki struktur gerakan yang mirip dengan pola ketrampilannya.
Lebih lanjut Bompa 1999: 18-19 menyampaikan perbandingan karakteristik otot putih atau fast twitch FT dengan otot merah atau slow twitch
ST. Fast twitch mempunyai sel saraf yang besar hingga 300 sampai 5000 fiber, slow twitch mempunyai sel saraf yang kecil antara 10 sampai dengan 180 fiber
sehingga fast twitch mempunyai fungsi keberhasilan pada kecepatan dan power tetapi juga cepat mengalami kelelahan. Untuk slow twitch dapat berfungsi untuk
intensitas yang lama dalam aktivitas yang membutuhkan ketahanan atau endurance, lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Tabel 2. Perbandingan Karakteristik Otot Fast Twitch dan Slow Twitch Bompa,1999:9
Comparison of FT and ST Characteristics Fast twitch FT
Slow twitch ST White, Type II, anaerobic
Red, Type 1, aerobic • Fast fatiguing
• Slow fatiguing • Large nerve cell-innervates
from300 to more than 500 muscle fibers
• Smaller nerve cell-innervates from 10 to 180 muscle fibers
only • Develops short, forceful
contractions • Develops long, continuous
contractions • Speed and power
• Endurance • Recruited only during high-
intensity work • Recruited during low-and high
intensity work “Hay James 1985:403 memandang kecepatan lari dari segi ruang dan
waktu, berpendapat bahwa kecepatan atlet dalam berlari merupakan hasil beberapa faktor yaitu jarak diantara tiap-tiap langkah yang dilakukan
panjang langkahnya, jumlah langkah yang dilakukan per waktu frekuensi langkahnya, dan ayunan lengan dari belakang yang kuat”.
commit to user 31
Kecepatan adalah bagian integral dari tiap olahraga dan dapat dinyatakan sebagai bagian dari atau kombinasi antara kecepatan maksimum, kekuatan dan
daya tahan. Untuk meningkatkan kecepatan adalah pergerakan eksplosif dan kekuatan fungsional terhadap resistensi sedang sampai berat, intensitas latihan
untuk meningkatkan kecepatan antara 85 sampai 100 kecepatan maksimum. Untuk melatih kecepatan dilakukan kecepatan tinggi atau maksimal dengan
interval singkat
atau pendek.
Speed Training.
Mbt. Training for Speed , Power, Strength. download 3 Juni 2010. Menurut Kirkendall, Gruber J. Johnson 1987: 18 kecepatan
didefinisikan sebagai jarak persatuan waktu yakni kecepatan diukur dengan satuan jarak dibagi dengan satuan waktu V = St.
Lebih lanjut menurut Schmolinsky 1983:120-142 bahwa faktor-faktor yang menjadi parameter prestasi lari cepat sprint adalah sebagai berikut: :
a. Tenaga otot adalah salah satu persyaratan yang terpenting bagi kecepatan. Terutama para pelari yang masih jauh dari puncaknya, dapat memperbaiki
prestasinya dengan latihan tenaga secara terarah. b. Viskositas otot, hambatan gesekan dalam sel intraseluler serat-serat otot,
dengan pemanasan otot dapat diturunkan. “Viskositas” tinggi pada otot dengan mempengaruhi secara negatif kecepatan maksimal yang dapat dicapai.
c. Kecepatan reaksi atau daya reaksi pada waktu start, sudah banyak yang dapat di latih.
d. Kecepatan kontraksi, yaitu kecepatan pengerutan otot setelah mendapat rangsangan syaraf, tidak dapat ditingkatkan dengan latihan. Hal ini terutama
bergantung pada struktur ototnya dan ditentukan oleh bakat.
commit to user 32
e. Koordinasi, kerjasama antara sistem syaraf pusat dan otot-otot yang digunakan. f. Ciri antropometris yaitu bentuk tabuh atlet terutama perbandingan badan
dengan kaki. g. Stamina anaerobik umum atau stamina kecepatan pada lari cepat jarak pendek
sprint. Terutama pada meter terakhir, mempunyai pengaruh terhadap prestasi. Hal ini, tergantung pada potensi otot untuk mengeluarkan energi, tanpa
pemasukan oksigen. Kecepatan dipengaruhi oleh kekuatan otot, power otot, daya tahan
anaerobik, koordinasi gerakan, ketrampilan teknik lari dan juga dipengaruhi oleh jenis serat otot yang dimiliki oleh atlet. Pada serat otot pada manusia terdiri dari
dua macam yaitu serat otot merah dan serat otot putih. Jenis serat otot yang dimiliki oleh seseorang merupakan bawaan sejak lahir. Menurut Nossek
1982:59 bahwa: Seseorang atlet yang ototnya terutama terdiri dari serat-serat otot merah tidak bisa berkembang menjadi pelari cepat, atlet yang memiliki serat
otot putih lebih berpeluang untuk menjadi pelari cepat. Dapat diketahui bahwa kecepatan lari itu dapat ditingkatkan walaupun peningkatan kecepatan itu sangat
terbatas, karena dibatasi oleh bakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Nossek 1982:54: bahwa peningkatan kecepatan sangat terbatas, peningkatan kecepatan
lari berkisar antara 20-30. Latihan yang dilakukan agar dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan, harus diperhatikan dan diperhitungkan dengan cermat mengenai dosis latihan yang akan dilakukan. Atlet harus berlatih dengan beban kerja yang ada di
atas ambang rangsang kepekaannya. threshold sensitivity. Dalam latihan ada dua
commit to user 33
macam beban latihan, yaitu beban dalam innerload dan beban luar outload. Beban dalam berkaitan dengan efek fisiologis peningkatan denyut nadi.
Sedangkan beban luar, menyangkut masalah: intensitas, volume, frekuensi dan durasi Bompa .1990: 77.
Pemberian dosis latihan untuk program latihan Iari cepat harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Intensitas Latihan lari cepat adalah latihan yang dilaksanakan secara berulang-
ulang dalam waktu yang singkat dengan intensitas tinggi. Dan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa intensitas latihan lari cepat adalah maksimal. Hal
ini sesuai dengan pendapat Bompa 1990:79 yaitu bahwa prinsip latihan lari cepat adalah dengan memberikan beban maksimal yang dikerjakan untuk waktu
yang pendek dan diulang-ulang beberapa kali. Jadi intensitas latihan sangat erat dengan kualitas suatu latihan yang mana intensitas latihan adalah jumlah beban
dalam latihan
yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh
dan benar
pelaksanaannya. 2. Volume
Volume beban latihan untuk program latihan lari cepat, menurut Bompa 1990:317-318 adalah sebagai berikut :
a. Intensitas rangsangan antara submaksimal dan super maksimal b. Durasi waktu rangsangannya antara 5-20 detik.
c. Volume totalnya antara 5-15 kali jarak Kompetisi.
commit to user 34
Sedangkan menurut Nossek 1982: 100 secara garis besar penentuan beban latihannya adalah sebagai berikut :
a. Intesitas kerjanya adalah sub maksimal dan maksimal. b. Jarak yang ditempuh antara 30-80 meter.
c. Volume berjumlah 10-16, pengulangan dalam 3-4 kali. 3. Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah ulangan suatu latihan dilakukan. Dalam menentukan frekuensi latihan untuk lari cepat, Bompa 1990:318 berpendapat
bahwa: latihan kecepatan yang dilakukan dengan intensitas maksimal hanya mungkin diulang 5-6 kali per latihan, 2-4 per minggu selama fase kompetitif.
4. Durasi lama latihan Durasi adalah merupakan lamanya waktu suatu latihan dilakukan.
Menurut Bompa 1990:317, durasi latihan untuk lari cepat tiap ulangannya adalah 5-20 detik”. Sedangkan lamanya waktu yang diperlukan untuk mengetahui
pengaruh latihan lari cepat menurut Fox, Bowers, Foss 1988:269 adalah 8- 10 minggu.
5. Pulih asal recovery Suatu yang juga sangat penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan latihan adalah pulih asal. Internal istirahat mulai dengan dalam latihan lari cepat menurut Pyke.
FS. 1991:137 adalah 3-6 menit istirahat akhir selama 10-12 menit. Dengan pulih asal yang cukup, tubuh akan siap kembali untuk memaksimalkan aktivitas latihan
selanjutnya. Dengan demikian bentuk dan kualitas kecepatan dalam latihan lari
commit to user 35
cepat tersebut dapat dipertahankan. Pulih asal dalam latihan dapat dilakukan dengan lari-lari kecil, jogging, berjalan, dan sebagainya.
b. Latihan Lari Cepat