commit to user
82
maksimal. Siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi memiliki kemampuan untuk melakukan gerakan lari dengan meningkatkan frekuensi
langkah dan panjang langkah yang lebih baik, dari pada siswa yang memiliki power otot tungkai rendah.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan kecepatan lari pada siswa yang
memiliki power otot tungkai tinggi 0.84 point .lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki power otot tungkai rendah.
3. Interaksi Antara Latihan Lari Cepat Dengan Tingkat Power Otot
Tungkai
Dari tabel 18 ringkasan hasil analisis varians dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan
interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel di bawah ini.
Tabel 18. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor A dan B Terhadap Kecepatan Lari
Faktor A=Metode Latihan Lari Cepat
B=Power Otot Tungkai
Taraf a1
a2 Rerata
a1-a2 b1
1.42 2.11
1.77 0.69
b2 1.38
1.30 1.34
0.08 Rerata
1.40 1.71
1.56 0.39
b1-b2 0.04
0.81 0.43
-
commit to user
83
Interaksi antara dua faktor penelitian dapat diliat pada gambar berikut :
Gambar 7. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Kecepatan Lari.
Keterangan : Berdasarkan gambar 7 di atas, bahwa bentuk garis perubahan
besarnya nilai kecepatan lari adalah tidak sejajar. Garis perubahan peningkatan antar kelompok memiliki suatu titik pertemuan atau
0,00 0,20
0,40 0,60
1,80 2,00
2,20 2,40
0,80 1,00
1,40 1,60
1,20
1 2
0,00 0,20
0,40 0,60
1,80 2,00
2,20 2,40
0,80 1,00
1,40 1,60
1,20
1 2
commit to user
84
persilangan. Antara jenis latihan lari cepat dan tingkat power otot tungkai memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan di
antara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa power otot tungkai berpengaruh terhadap hasil latihan lari cepat.
Berdasarkan hasil penelitian yang di capai, ternyata siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi dengan latihan repetition sprints
memiliki peningkatan kecepatan yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi dan mendapat perlakuan
latihan lari cepat hollow sprints. Siswa yang memiliki power otot tungkai rendah dengan latihan lari cepat hollow sprints, memiliki peningkatan
kecepatan lari yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki power otot tungkai rendah dan mendapat perlakuan latihan lari
cepat repetition sprints. Keefektifan penggunaan metode latihan lari cepat dipengaruhi oleh klasifikasi power otot tungkai yang dimiliki siswa.
commit to user
85
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bardasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan hollow sprints
dan repetition sprints dalam meningkatkan kecepatan lari 100 meter siswa
putra kelas VIII SMP. Pengaruh metode latihan repetition sprints lebih baik dari pada hollow sprints.
2. Ada perbedaan hasil peningkatan kecepatan lari 100 meter siswa putra kelas VIII SMP yang signifikan, antara yang memiliki power otot tungkai tinggi dan
power otot tungkai rendah. Peningkatan kecepatan lari pada siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi lebih baik dari pada yang memiliki power
otot tungkai rendah. 3. Ada interaksi yang signifikan latihan lari cepat dan tingkat power otot tungkai
terhadap peningkatan kecepatan lari 100 meter siswa putra kelas VIII SMP. Interaksinya adalah sebagai berikut :
a Siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi lebih cocok jika diberikan latihan repetition sprints.
b Siswa yang memiliki power otot tungkai rendah lebih cocok jika diberikan latihan hollow sprints.