commit to user 50
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut :
1. Perbedaan pengaruh antara metode latihan Hollow Sprints dan Repetition
Sprints terhadap peningkatan kecepatan lari 100 meter.
Didalam kita mengamati perbedaan pengaruh antara metode latihan hollow sprints dan repetition sprints terhadap kecepatan lari 100 meter, terutama
diarahkan pada bentuk aktivitas dan teknik pelaksanaan, komponen bentuk aktivitas, pengaruh dan bentuk aktivitas yang dilakukan, dan pengembangan
sistem energi yang digunakan dari kedua metode latihan tersebut. Pengaruh dan karakteristik bentuk latihan hollow sprints dan latihan repetition sprints terhadap
kecepatan lari 100 meter ternyata berbeda. Perbedaan yang ada akan tampak jelas apabila pengaruh dari kedua metode latihan lari cepat tersebut diperbandingkan.
Bentuk aktivitas dan teknik pelaksanaan metode latihan hollow sprints adalah suatu bentuk pelatihan yang terdiri dari dua kali periode lari cepat yang
diselingi dengan periode jogging atau jalan. Pelatihan lari cepat berselang dilakukan dengan lari secepat-cepatnya sprint kemudian lari pelan jogging atau
jalan dan dilanjutkan dengan lari secepat-cepatnya sprint. Hollow sprints menggunakan dua kali sprint yang diselingi dengan periode recovery dengan cara
lari pelan atau jogging. Sedangkan bentuk aktivitas dan teknik pelaksanaan metode latihan
repetition sprints terdiri dari beberapa ulangan lari cepat pada kecepatan maksimal. Repetisi disini melibatkan suatu jarak tertentu, kecepatan yang konstan
commit to user 51
dan periode pulih asal yang cukup panjang guna mempertahankan bentuk dan tingkat kualitas yang diperlukan. Durasi ulangan pada latihan repetition sprints
harus dikerjakan dengan sangat singkat 5-10 detik agar kecepatan maksimal dapat dicapai tanpa terjadi kelelahan dini.
Dari segi pengaruh komponen bentuk aktivitas yang dilakukan dari masing-masing metode latihan lari cepat memiliki pengaruh tersendiri, sesuai
dengan karakteristik komponen tersebut. Pengaruh metode latihan repetition sprints lebih baik dari pada hollow sprints.
Berdasarkan perbedaan pengaruh dan karakteristik bentuk latihan yang telah diuraikan di atas dan dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangannya
yang ada pada masing-masing metode latihan lari cepat tersebut, bahwa antara metode latihan hollow sprints dan repetition sprints diperkirakan akan
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kecepatan lari 100 meter.
2. Perbedaan hasil peningkatan kecepatan lari 100 meter antara yang memiliki power otot tungkai tinggi dan rendah.
Power otot tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot-otot tungkai untuk melakukan kerja atau melawan beban atau tahanan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. Power otot tungkai dibutuhkan hampir pada semua cabang olahraga, terutama untuk gerakan lari, melompat, meloncat, menendang
dan gerakan-gerakan lain yang melibatkan kerja otot tungkai yang dikerahkan secara maksimal dalam waktu yang singkat. Pada lari cepat, kecepatan lari
seseorang selain ditentukan oleh faktor biomotorik seperti kecepatan itu sendiri, faktor biomotorik lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah kekuatan.
commit to user 52
Kecepatan lari adalah merupakan hasil perpaduan antara kecepatan dan kekuatan power, terutama power dari otot tungkai.
Power otot tungkai yang dimiliki seseorang tidaklah sama, ada yang tinggi dan ada yang rendah, tinggi dan rendahnya power otot tungkai seseorang
tentunya akan berpengaruh pada kecepatan larinya. Pada seseorang yang memiliki power otot tungkai yang tinggi ia akan mudah mengembangkan kecepatan larinya,
baik pada kecepatan reaksinya pada saat start, percepatan gerak pada beberapa meter pertama, kecepatan dasar sebagai kecepatan maksimal dan pada stamina
kecepatannya daya tahan kecepatan jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki power otot tungkai yang rendah. Bagi seseorang yang memiliki power
otot tungkai yang tinggi ia akan menghasilkan frekuensi langkah stride rate yang lebih tinggi dan panjang langkah stride length yang lebih panjang pada
saat lari jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki frekuensi langkah yang rendah, hal ini sangat berguna untuk menghasilkan kecepatan lari yang
maksimal pada saat berlari, karena kecepatan lari merupakan hasil dari frekuensi langkah dan panjang langkah seseorang. Peningkatan kecepatan lari pada siswa
yang memiliki power otot tungkai tinggi lebih baik dari pada yang memiliki power otot tungkai rendah.
Dari uraian di atas dapat diperkirakan bahwa perbedaan power otot tungkai yang tinggi dan yang rendah akan memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap kecepatan lari.
commit to user 53
3. Interaksi antara metode latihan dengan power otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan lari 100 meter.
Kecepatan lari adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan lari yang maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan didalam usaha meningkatkan kecepatan lari seseorang, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan metode latihan yang tepat, sehingga
hasil yang diperoleh akan maksimal. Metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan lari
seseorang diantaranya adalah metode latihan hollow sprints dan metode latihan repetition sprints. Kedua-duanya sama-sama mengembangkan kecepatan dan
kekuatan otot dalam hal ini kecepatan dan kekuatan dari otot-otot tungkai power otot tungkai tetapi memiliki bentuk aktivitas dan teknik pelaksanaan, komponen
bentuk aktivitas, pengaruh dari bentuk aktivitas yang dilakukan, dan pengembangan sistem energi yang digunakan berbeda.
Power otot tungkai memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pelaksanaan teknik lari yang efisien dan kecepatan lari seseorang. Power otot
tungkai dihasilkan oleh peran kerja otot yang maksimal, khususnya otot-otot yang menunjang kerja tungkai atau otot ekstremitas bawah. Peran power otot tungkai
dalam kecepatan lari akan menjadi lebih baik, apabila metode latihan yang digunakan mempunyai efek adaptasi terhadap otot-otot penunjang gerakan lari
cepat. Perbedaan power otot tungkai yang dimiliki seseorang, juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kecepatan larinya.
commit to user 54
Metode latihan hollow sprints dan repetition sprints jika dikaitkan dengan tinggi dan rendahnya power otot tungkai yang dimiliki seseorang akan
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kecepatan lari. Power tinggi lebih cocok menggunakan metode latihan repetition sprints, sedangkan
power rendah lebih cocok menggunakan metode latihan hollow sprints. Latihan repetition sprints dilakukan dengan lari cepat maksimal dan berulang-ulang,
diselingi periode pulih asal recoveri dilakukan sempurna diantara ulangan yang dilakukan, sehingga lebih cocok menggunakan power tinggi. Sedangkan hollow
sprints dimana latihan lari cepat yang terdiri dari dua kali periode lari cepat yang diselingi dengan periode jogging atau jalan. Latihan lari cepat berselang
dilakukan dengan lari secepat-cepatnya kemudian lari pelan jogging atau jalan dan dilakukan lari secepat-cepatnya. Metode latihan hollow sprints lebih cocok
menggunakan power rendah. Diperkirakan terdapat interaksi antara metode latihan lari cepat dan power otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan lari 100
meter.
commit to user 55
D. Perumusan Hipotesis