commit to user 41
j Dalam latihan tahunan, prinsip peningkatan kecepatan secara bertahap harus diikuti dengan tegas.
k Cara-cara latihan utama adalah metode ulangan dan interval intensif.
c. Energi Utama Aktivitas Lari Cepat 100 Meter
Hal  yang  sangat  penting  dan  perlu  diperhatikan  dalam  menyusun program latihan adalah kebutuhan energi utama pada cabang olahraga yang akan
dikembangkan.  Jenis  energi  yang  digunakan  untuk  kerja  otot  tergantung  pada intensitas  kerja  dan  waktu  kerja.  Bagi  atlet  lari  cepat  100  meter  umumnya
dilakukan dengan intensitas maksimal, dengan waktu kerja kurang dari 15 detik. Aktivitas kerja dengan intensitas tinggi dalam waktu kurang dari 15 detik, energi
yang digunakan adalah ATP-PC.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa energi utama  yang diperlukan dalam lari cepat 100 meter adalah ATP-PC dan sedikit LA. Oleh karena
itu  tujuan  utama  latihan  untuk  meningkatkan  kecepatan  lari  100  meter  terutama harus  ditujukan  pada  pengembangan  sistem  energi  ATP-PC  dan  ditambah
pengembangan LA. Aktivitas dengan sistem energi utama ATP-PC dan LA merupakan aktivitas
yang  menggunakan  sistem  phosphagen  dan  sistem  glikolisis  anaerob  sebagai penyuplai ATP ke dalam otot yang bekerja. Dengan demikian aktivitas lari cepat 100
meter  merupakan  aktivitas  anaerob.  Untuk  meningkatkan  kecepatan  lari  100  meter maka latihan yang tepat adalah latihan anaerob.
commit to user 42
d. Kecepatan Lari 100 Meter
Kecepatan  merupakan  komponen  fisik  yang  sangat  esensial  dalam berbagai  cabang  olahraga.  Kecepatan  adalah  salah  satu  kemampuan  biomotorik
yang penting untuk aktivitas olahraga Bompa, 1990: 263. Berdasarkan sifatnva, menurut Bompa 1990:315 kecepatan dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu:
1  Kecepatan umum Kecepatan  umum  yaitu  kapasitas  untuk  melakukan  beberapa  macam  gerakan
reaksi motorik dengan cara yang tepat. Persiapan fisik umum maupun khusus dapat memperbaiki kecepatan umum.
2  Kecepatan khusus Kecepatan  khusus  yaitu  kapasitas  untuk  melakukan  suatu  latihan  atau
ketrampilan tertentu biasanya sangat tinggi, kecepatan ini adalah khusus untuk cabang  olahraga  dan  sebagian  besar  tidak  dapat  ditransferkan,  kemungkinan
hanya  dapat  dikembangkan  melalui  metode  khusus  namun  perlu  kiranya dicarikan  bentuk  latihan  alternatifnya.  Tidak  mungkin  akan  terjadi  transfer
yang positif kecuali jika memperbaiki struktur gerakan yang mirip dengan pola ketrampilannya.
Menurut  Jonath,  Haag    Kremple  1987  :  56-60  pada  lari  100  meter kecepatannya  dapat  dibagi  dalam  waktu  reaksi  langsung  sebelum  start,  periode
percepatan  positif  kadang-kadang  sampai  60  meter  hingga  tercapai  kecepatan tertinggi,  periode  kecepatan  tetap  dan  periode  percepatan  negatif  dengan
kecepatan menurun. Grafik analisis perkembangan lari 100 meter menurut Jonath, Haag  Kremple 1987 sebagai berikut :
commit to user 43
Gambar 1. Perkembangan Kecepatan pada Lari 100 Meter
Frekuensi  langkah  dan  panjang  langkah  sejak  dari  start  sampai  jarak  20 meter  sangat  meningkat  gambar  8  dan  9.  Setelah  jarak  60-70  meter  frekuensi
langkah  gambar  8  dan  panjang  langkah  menurun  gambar  9,  maka  frekuensi langkah  pada  10-20  meter  terakhir  menurun,  demikian  juga  pada  panjang
langkahnya.
Gambar 2. Perkembangan Frekuensi Langkah pada Lari 100 Meter
commit to user 44
Keterangan : A.  Pelari pria tercepat
B.  Semua pelari pria bersama C.  Pelari pria paling lambat
D.  Pelari wanita tercepat E.  Semua pelari wanita bersama
F.  Pelari wanita paling lambar
Gambar 3. Perkembangan Panjang Langkah pada Lari 100 Meter
Dalam  analisisnya  Nossek  1982  :  60  menyatakan  dalam  empat  fase kecepatan, yakni :
1  Waktu reaksi dan kecepatan reaksi 2  Percepatan atau akselerasi
3  Kecepatan dasar atau kecepatan lari cepat, dan 4  Daya tahan kecepatan
commit to user 45
Kecepatan  seorang  pelari  tidak  dicapai  dengan  segera,  tetapi  sesudah suatu kecepatan atau akselerasi sekurang-kurangnya 20 meter. Kecepatan dicapai
setelah jarak 30 meter, atau 5-6 detik setelah start, dan dapat dipertahankan secara terus-menerus  sampai  60  meter.  Setelah  titik  ini  kecepatan  naik-turun,  karena
sistem  syaraf  pusat  mengalami  kelelahan  dan  memperhatikan  adanya  hambatan. Peningkatan lebih lanjut hanya dengan memperbaiki power dan daya tahan otot.
Kecepatan  lari  merupakan  fase  yang  sangat  penting  bagi  pelari  cepat dalam  menyelesaikan  lari  100  meter  dalam  waktu  yang  sesingkat  mungkin,
dengan upaya
mencapai kecepatan
secepat mungkin
dan dapat
mempertahankannya selama mungkin, untuk itu diperlukan upaya pelatihan yang tepat dalam pemilihan metode latihan lari cepat  dalam program latihan.
4.  Power Otot Tungkai