commit to user
80
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan
pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis, yaitu : a Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama
penelitian. Faktor utama yang di teliti meliputi :
1 Perbedaan jenis metode latihan lari cepat 2 Perbedaan power otot tungkai
b Ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua faktor.
Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Perbedaaan Pengaruh Metode Latihan Hollow Sprint dan Repetition
Sprint Terhadap Peningkatan Kecepatan Lari 100 Meter
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan latihan hollow
sprints dan kelompok siswa yang mendapatkan latihan repetition sprints terhadap peningkatan kecepatan lari cepat 100 meter. Pada kelompok siswa
yang mendapat latihan repetition sprints mempunyai peningkatan lari yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapat latihan
commit to user
81
hollow sprints. Latihan repetition sprint mengembangkan kondisi fisik yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan fisik kecepatan lari. Latihan repetition
sprints mengembangkan kecepatan maksimum dan daya tahan kecepatan. Dengan peningkatan kecepatan maksimum dan daya tahan kecepatan ini maka
prestasi lari 100 meter dapat meningkat. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan
bahwa perbandingan rata-rata peningkatan persentase kecepatan lari yang dihasilkan oleh latihan repetition sprints lebih tinggi 0.60 point dari pada
dengan latihan hollow sprints.
2. Perbedaan Pengaruh Antara Power Otot Tungkai Tinggi dan Rendah
Terhadap Peningkatan Kecepatan Lari 100 Meter
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa dengan power otot tungkai tinggi
dan power otot tungkai rendah terhadap hasil peningkatan kecepatan lari. Pada kelompok siswa dengan power otot tungkai tungkai tinggi memiliki potensi
yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki power otot tungkai rendah, karena power otot tungkai merupakan modalitas untuk pembentukan
kecepatan lari. Power otot tungkai baik menunjang kecepatan gerak lari. Power otot
tungkai merupakan dasar fisik untuk membentuk kecepatan lari dan untuk meningkatkan panjang langkah pada saat lari. Dengan power otot tungkai
yang baik, memungkinkan kecepatan gerak lari siswa dapat meningkat secara
commit to user
82
maksimal. Siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi memiliki kemampuan untuk melakukan gerakan lari dengan meningkatkan frekuensi
langkah dan panjang langkah yang lebih baik, dari pada siswa yang memiliki power otot tungkai rendah.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan kecepatan lari pada siswa yang
memiliki power otot tungkai tinggi 0.84 point .lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki power otot tungkai rendah.
3. Interaksi Antara Latihan Lari Cepat Dengan Tingkat Power Otot