commit to user 45
Kecepatan seorang pelari tidak dicapai dengan segera, tetapi sesudah suatu kecepatan atau akselerasi sekurang-kurangnya 20 meter. Kecepatan dicapai
setelah jarak 30 meter, atau 5-6 detik setelah start, dan dapat dipertahankan secara terus-menerus sampai 60 meter. Setelah titik ini kecepatan naik-turun, karena
sistem syaraf pusat mengalami kelelahan dan memperhatikan adanya hambatan. Peningkatan lebih lanjut hanya dengan memperbaiki power dan daya tahan otot.
Kecepatan lari merupakan fase yang sangat penting bagi pelari cepat dalam menyelesaikan lari 100 meter dalam waktu yang sesingkat mungkin,
dengan upaya
mencapai kecepatan
secepat mungkin
dan dapat
mempertahankannya selama mungkin, untuk itu diperlukan upaya pelatihan yang tepat dalam pemilihan metode latihan lari cepat dalam program latihan.
4. Power Otot Tungkai
Komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan suatu aktivitas yang sangat berat adalah power, karena dapat menentukan seberapa orang dapat
orang berlari dengan cepat. Semua usaha maksimal yang explosive tergantung pada power Jansen, C.R. Schultn. G W and Bongerter, B.C 1983 : 167-178.
Menurut Bompa 1990 : 285 dilihat dari segi kesesuaian jenis gerakan atas keterampilan gerak power dibedakan menjadi dua, yaitu:
commit to user 46
a. Power asiklik Dalam kegiatan olahraga power ini dapat dikenali dari peranannya pada
suatu cabang olahraga, misalnya menolak dan melompat pada atletik lebih dominan pada power asikliknya.
b. Power siklik Dari segi kesesuaian jenis gerakan dari peranannya pada suatu cabang
olahraga lari cepat, lebih dominan pada power sikliknya. Daya ledak atau power memainkan peranan yang sangat penting terhadap mobilitas fisik. Power
merupakan kemampuan fisik yang tersusun dari beberapa komponen diantaranya komponen yang menonjol adalah kekuatan dan kecepatan.
Komponen-komponen tersebut saling berinteraksiketerkaitan diantara komponen-komponen power digambarkan oleh Bompa 1990 : 264 sebagai
berikut :
Gambar 4. Ilustrasi Keterkaitan Diantara Kemampuan Biomotorik Bompa, 1990 : 264
Strength Endurance
Speed Coordination
Flexibility
Muscular Endurance
Endurance of Speed
Agility Mobility
Maximum Strength
Anaerobic Endurance
Aerobic Endurance
Maximum Speed
Perfect Coordination
Full Range of Flexibility
Power
commit to user 47
Sementara Nossek 1982 : 46-48 menyampaikan power adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi
otot. Jadi, power otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara explosive.
Menurut Jansen, C.R. Schultn. G W and Bongerter, B.C 1983 : 167-178 untuk meningkatkan power dapat dengan cara meningkatkan kekuatan,
meningkatkan kecepatan kontraksi, atau meningkatkan keduanya, yaitu meningkatkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.
Kekuatan kecepatan semata-mata merupakan suatu hakekat dinamis dan diperlukan dalam kebanyakan cabang olahraga. Untuk mendapatkan kekuatan
kecepatan kontraksi otot tungkai dibutuhkan waktu, sebab hal tersebut tidak bisa timbul dalam waktu yang singkat. Jadi timbulnya kekuatan kecepatan otot tungkai
diperlukan program latihan fisik. Program latihan fisik diharapkan memperbaiki sistem energi, memperbaiki persyaratan serabut otot fast twich.
Ketergantungan pada faktor waktu dalam menerapkan kekuatan memainkan peranan penting dalam kualitas kecepatan. Misalnya take of dalam
lompat jauh berlangsung kira-kira 0,12 detik. Jarak yang mendukung dalam lari cepat bahkan 0,08 detik. Ini berarti untuk latihan olahraga pengembangan
kekuatan kecepatan maksimum bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Jumlah latihan tergantung pada tekanan atau bentuk yang harus dikuasai pada cabang
olahraga masing-masing.
commit to user 48
Peranan Power Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Lari 100 Meter
Power otot tungkai memiliki peranan yang sangat penting hampir pada semua cabang olahraga. Mulai dari atletik sampai dengan berbagai cabang
olahraga permainan, baik olahraga individu maupun beregu power otot tungkai mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya sebuah prestasi.
Besarnya power otot tungkai yang diperlukan pada masing-masing cabang tentunya berbeda-beda, tergantung seberapa besar keterlibatan power otot
tungkai dalam cabang olahraga tersebut. Power otot tungkai yang diperlukan untuk cabang olahraga bolavoli, tentunya berbeda dengan yang diperlukan untuk
cabang olahraga sepakbola dan akan berbeda pula dengan cabang olahraga atletik dan sebagainya.
Kecepatan lari 100 meter adalah serangkaian tolakan, melayang dan pendaratan yang dilakukan secara otomatis yang komponen dasarnya adalah
kecepatan dan kekuatan power otot tungkai. Meningkatnya kecepatan dan kekuatan otot tungkai akan menyebabkan Koordinasi kerja neuromuskuler
menjadi lebih baik, sehingga peningkatan frekuensi langkah dalam segi waktu yang disebabkan oleh meningkatnya kecepatan dan peningkatan panjang langkah
dalam segi ruang yang disebabkan oleh meningkatnya kekuatan otot tungkai akan menghasilkan kecepatan lari. Kecepatan lari pada hakekatnya merupakan
penampilan kecepatan dan kekuatan dari otot tungkai, keadaan power otot tungkai dalam hal ini sangat tergantung pada kemampuan seorang atlit untuk
memperhitungkan dan membina kondisi fisiknya dengan cara yang kuat dan cepat melalui gerakan pergantian tungkainya.
commit to user 49
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan latihan untuk meningkatkan prestasi lari 100 meter banyak dilakukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan M.
Furqon H,1991 menyatakan bahwa metode latihan lari cepat akselerasi acceleration sprint dan lari cepat hollow hollow sprint berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi 100 meter. Metode latihan lari cepat hollow hollow sprint memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada lari cepat akselerasi acceleration
sprint terhadap peningkatan prestasi lari 100 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan prestasi lari cepat 100 meter terutama
ditujukan pada pengembangan sistem energi ATP-PC. Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang
dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan sebagai kajian untuk hipotesis. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: penelitian yang dilakukan
oleh Rumps Agus Sudarko, yang berjudul Pengaruh Latihan Lompat-lompat dan Latihan Loncat-loncat Terhadap Kecepatan Lari 50 meter. Dengan menggunakan
sampel penelitian sejumlah 75 siswa putra umur antara 15 -18 tahun. Hasil kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Latihan lompat-lompat dan latihan loncat-loncat kedua dapat meningkatkan kecepatan lari 50 meter dengan sangat signifikan p 0,01.
2. Latihan lompat-lompat dan latihan loncat-loncat tidak diperoleh adanya perbedaan yang signifikan p 0,05 dalam meningkatkan kecepatan lari 50
meter. 3. Latihan lompat-lompat jauh lebih efektif dalam meningkatkan kekuatan otot
tungkai dibandingkan dengan latihan loncat-loncat p 0,01.