79
Tabel 4.26.b. Rasio berbelok Simpang Bangkong pada waktu puncak pagi
untuk kondisi awal
Kend jam
LD LW
p
LT
p
RT
LTOR 435
290 327
0,21 ST
1936 948
1195 RT
436 168
235 0,12
LTOR 384
114 182
0,04 ST
4991 2128
2844 RT
1224 541
712 0,19
LTOR 618
317 393
0,33 ST
763 321
433 RT
569 313
378 0,33
B Pagi
T Pagi
S Pagi
smpjam Kode
P ende
ka t
Waktu Arah
MV Rasio kend.
berbelok
sumber : hasil olahan data primer
b. Arus jenuh
Arus jenuh disesuaikan S dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar So untuk standard, dengan faktor penyesuaian F untuk penyimpangan dari kondisi
sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi ideal yang telah ditetapkan sebelumnya. Arus jenuh disesuaikan diformulasikan sebagai berikut :
LT RT
P G
SF CS
O
F F
F F
F F
S S
× ×
× ×
× ×
= Berdasarkan nilai arus jenuh dasar dan faktor-faktor penyesuaian di lapangan,
maka dapat diketahui besarnya nilai arus jenuh yang telah disesuaikan. Berikut ini akan disajikan tabel perhitungan arus jenuh untuk tiap pendekat.
Tabel 4.27. Hasil perhitungan arus jenuh yang disesuaikan Simpang Bangkong
pada waktu puncak pagi untuk kondisi awal
S S
smpjam F
CS
F
SF
F
G
F
P
F
RT
F
LT
smpjam S
P 7,75
4650 1,00
0,95 1,00
1,00 1,031 1,000
4554 T
P 7,73
4641 1,00
0,95 1,00
1,00 1,051 0,993
4601 B
P 4,63
2777 1,00
0,95 1,00
1,00 1,086 1,000
2864 Arus jenuh
Hanya tipe P Faktor penyesuaian
Pendekat W
e
Kode Tipe
sumber : hasil olahan data primer
c. Kapasitas simpang dan derajat kejenuhan
Dalam menentukan kapasitas simpang dan derajat kejenuhan untuk kondisi awal, harus ditentukan terlebih dahulu tipe pendekatnya apakah terlawan O atau terlindung P,
setelah itu ditentukan lebar efektif We, nilai arus jenuh dasar So, faktor-faktor
80
penyesuaian, nilai arus jenuh yang disesuaikan S, rasio arus FR, rasio fase PR. Sedangkan untuk waktu siklus disesuaikan c dan waktu hijau g digunakan data dari
hasil survei. Kemudian dapat dihitung kapasitas C dan derajat kejenuhan DS. Berdasarkan nilai arus jenuh yang telah disesuaikan, berikut ini disajikan tabel
perhitungan kapasitas simpang dan derajat kejenuhan untuk tiap pendekat.
Tabel 4.28. Hasil perhitungan kapasitas simpang dan derajat kejenuhan
Simpang Bangkong pada waktu puncak pagi untuk kondisi awal
Kode S
Q g
C DS
Pendekat smpjam smpjam
detik smpjam
QC S
4554 1116
25 1139
0,980 T
4601 2783
40 1840
1,512 B
2864 634
20 573
1,107 sumber : hasil olahan data primer
d. Antrian
Nilai panjang antrian diperoleh dari kendaraan yang tersisa pada fase sebelumnya NQ
1
ditambah dengan jumlah kendaraan yang datang selama waktu merah NQ
2
. Nilai NQ1 ditentukan oleh besarnya derajat kejenuhan DS. Untuk DS
≤ 0.5 nilai NQ
1
= 0, sedangkan untuk DS 0.5 maka nilai NQ
1
dapat dihitung .
Tabel 4.29.
Hasil perhitungan antrian tiap pendekat Simpang Bangkong pada waktu puncak pagi untuk kondisi awal
Kode Derajat
Rasio QL
Pendekat Kejenuhan
Hijau NQ
1
NQ
2
NQ
TOT
NQ
MAX
m S
1139 0,980
0,25 11,78
30,79 42,56
59,16 134
T 1840
1,512 0,40
473,02 117,33
590,35 820,59
2605 B
573 1,107
0,20 35,59
18,10 53,70
74,64 216
Kapasitas Jumlah kendaraan antri smp
sumber : hasil olahan data primer
Nilai DS yang besar akan menghasilkan nilai NQ
1
dan NQ
2
yang besar pula. Akibat arus yang besar, juga akan berpengaruh terhadap panjang antriannya. Panjang
antrian yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh nilai NQ
MAX
tetapi juga dipengaruhi oleh lebar masuknya.
e. Angka henti