Pelaksanaan Penelitian Analisis Data 1. Penentuan Kondisi Lapangan

38 f. Nilai waktu pengguna jalan yang melalui Simpang Milo dan Simpang Bangkong pada semua waktu puncak diabaikan. Dengan pertimbangan bahwa arus lalu lintas tidak bersifat konstan maka besarnya arus setiap harinya akan berubah, namun perubahan tersebut akan cenderung stabil dalam interval tertentu maka dampak dari beroperasinya sistem sinyal dalam studi ini diestimasi berdasarkan kemungkinan adanya deviasi volume lalu lintas dari sampel yang diambil pada saat survei dilakukan.

3.5. Pelaksanaan Penelitian

Studi dilaksanakan dengan mengacu kepada bagan alir metodologi studi sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1. Berdasarkan bagan tersebut, maka studi dimulai dengan inventarisasi data yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei geometrik simpang, turning movement, sistem sinyal, waktu perjalanan, volume kendaraan dan jumlah antrian pada persimpangan sebelum dikoordinasikan. Pengumpulan data primer survei primer untuk studi ini bertujuan untuk mendapatkan data lapangan yang diperlukan untuk analisis selanjutnya. Pengumpulan data primer dilakukan selama hari-hari tertentu, yaitu pada hari yang dianggap bahwa arus lalu lintas mengalami saat-saat puncak peak. Dengan rumusan rencana ini maka pelaksanaan survei dapat dilakukan secara koordinasi dan terencana dengan baik. Perlu diingat di sini bahwa untuk setiap jenis data bentuk rencana pelaksanaan survei akan berbeda satu dengan yang lainnya, ditinjau dari waktu pelaksanaan, jumlah tenaga surveyor yang terlibat, organisasi pelaksanaan survei maupun biaya yang dibutuhkan. Survei dilaksanakan dengan pembagian periode waktu masing-masing selama kurang lebih 2 jam pada setiap waktu puncak, yaitu puncak pagi 06.00 - 08.00, puncak siang 13.00 - 15.00 dan puncak sore 16.30 - 18.00. Sedangkan hari pelaksanaannya adalah hari Rabu tanggal 5 Januari 2005 yang mewakili hari kerja normal. 39 3.6. Analisis Data 3.6.1. Penentuan Kondisi Lapangan Kondisi lapangan didapatkan dari data hasil survei lapangan yang meliputi jumlah fase yang ada, waktu siklus, waktu hilang total, denah geometri simpang, lebar pendekat, dan kondisi lingkungan simpang.

3.6.2. Penentuan Arus Lalu Lintas

Penentuan arus lalu lintas didapat dari data arus lalu lintas hasil survei lapangan. Karena data hasil survei diambil tiap interval 15 menit maka harus dijumlahkan terlebih dahulu masing-masing jenis kendaraan untuk masing-masing arah pergerakan, sehingga diperoleh nilai total arus lalu lintas masing-masing jenis kendaraan untuk masing-masing arah pergerakan. Nilai total yang didapat masih dalam kendaraan per jam kend.jam maka harus dikalikan terlebih dahulu dengan nilai ekivalen mobil penumpang emp untuk kondisi terlindung maupun terlawan agar menjadi satuan mobil penumpang smpjam.

3.6.3. Penentuan Kapasitas Dan Derajat Kejenuhan

Dalam menentukan kapasitas dan derajat kejenuhan harus ditentukan terlebih dahulu tipe pendekatnya apakah terlawan O atau terlindung P, setelah itu ditentukan lebar efektif We, nilai arus jenuh dasar So, faktor-faktor penyesuaian, nilai arus jenuh yang disesuaikan S, rasio arus FR, rasio fase PR, waktu siklus pra penyesuaian cua, waktu siklus disesuaikan c, dan waktu hijau g sehingga kemudian dapat dihitung kapasitas C dan derajat kejenuhan DS.

3.6.4. Penentuan Perilaku Lalu Lintas

Penentuan perilaku lalu lintas ini meliputi penentuan jumlah kendaraan antri NQ, panjang antrian QL, angka henti kendaraan stopsmp NS, jumlah kendaraan terhenti Nsv, kendaraan terhenti rata-rata stopsmp NSTOT, tundaan lalu lintas rata-rata DT, tundaan geometri rata-rata DG, tundaan total, dan tundaan simpang rata-rata DI. 40

3.6.5. Setting Sinyal Lalulintas

Menurut MKJI 1997, besarnya waktu hijau yang pendek dari 10 detik harus dihindari karena dapat mengakibatkan pelanggaran lampu merah yang berlebihan dan kesulitan bagi pejalan kaki untuk meneyeberang jalan. Berdasarkan hasil perhitungan waktu hijau dan waktu siklus, serta hasil penentuan waktu kuning yang disesuaikan untuk kondisi di Indonesia, maka dapat diketahui lamanya waktu masing-masing sinyal lalulintas traffic signal setting.

3.6.6. Analisis Konsumsi Bahan Bakar

Analisis konsumsi bahan bakar dilakukan dengan menghitung kebutuhan bahan bakar litersmp untuk setiap kondisi berdasarkan tundaan pada tiap pendekat dan tundaan rata-rata simpang dengan menggunakan persamaan yang diajukan oleh LAPI ITB yang sudah dikonversikan ke dalam satuan mobil penumpang. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN